Sabtu, 03 Desember 2016

Pribumi atau Boemi Poetra.

Saya Pribumi, namun amat sangat membenci istilah ini. Karena istilah Pribumi atau Boemi Poetra, dulu memang sengaja diciptakan oleh para Penjajah untuk mengotak-ngotakkan Bangsa kita, agar selalu terpecah-belah dan tidak bisa bersatu.

Bukannya untuk membangun Nasionalisme yang sesuai dengan Pergerakan Berkebangsaan dan Sumpah Pemuda, tetapi cuma untuk membangun Primordialisme belaka. Yang tentunya bakalan menghancurkan Persatuan dan Kesatuan kita bersama.

Kerajaan Mojopahit yang sangat kuat bala tentaranya dan amat luas wilayah kekuasaannya, tidak pernah menggunakan istilah keji tersebut. Mereka menyatukan Nusantara dengan Budaya Adiluhung yang merupakan milik asli dari Bangsa kita sendiri.

Setelah Kerajaan Mojopahit runtuh, istilah ini oleh para Penjajah beserta Anteknya dengan secara sengaja terus-menerus disebar-luaskan dan dikumandangkan. Cara-cara yang disebut sebagai politik Devide et Empera ini, akhirnya membuat sebagian besar wilayah Nusantara dikuasai oleh para Penjajah.

Saat ini, inginkah kita bersatu-padu dan menjadi kuat seperti pada saat jaman Kerajaan Mojopahit dulu? Ataukah malahan ingin tercerai-berai seperti pada saat jaman Penjajahan dulu? Sambil menunggu terulang kembalinya Pergerakan Berkebangsaan serta Sumpah Pemuda lagi.

Kesemuanya itu kembali kepada hati nurani dan kesadaran dari pikiran pada diri kita masing-masing. Sebab tanpa adanya hati nurani dan kesadaran dari pikiran pada diri masing-masing, maka kejayaan di dalam bentuk apapun tidak akan pernah terjadi.

Hilangkanlah segala bentuk kebencian, pemisahan ataupun pembatasan diri dan pengotak-ngotakkan atas dasar perbedaan SARA apapun. Seperti yang pada jaman Penjajahan dahulu sudah pernah terjadi dan mengakibatkan Bangsa kita selama ratusan tahun tercerai-berai.

Marilah senantiasa bersatu-padu, saling dukung-mendukung serta bahu-membahu demi kejayaan dari Bangsa dan Negara kita yang tercinta ini. Bukannya untuk kelompok, apalagi orang-perorang, tetapi hanya untuk Bangsa dan Negara kita yang tercinta ini semata.

"Bhinneka Tunggal Ika adalah Republik Indonesia, Tan Hana Dharma Mangrwa ialah Pancasila". Inilah yang asli milik dari Bangsa kita sendiri!
"Bersatu Kita Teguh, Bercerai Kita Runtuh".

Hidup Republik Indonesia! Hidup Pancasila!
Hidup Bangsa Indonesia! Merdeka!

Charles E. Tumbel.

--- Ide dan kreatifitas seseorang adalah hak milik yang tidak boleh ditiru / digandakan. Dilarang mengcopy artikel ini. Terima kasih. ---