Selasa, 31 Januari 2017

Sesungguhnya Tentang Apa?!

Berbicara tentang Ketuhanan namun melupakan Takdir.
Berbicara tentang Agama namun melupakan Hidayah.
Berbicara tentang Kemanusian namun melupakan Cinta, Kasih dan Sayang.
Berbicara tentang Kesucian namun melupakan Kemaksiatan.
Berbicara tentang Kebersihan namun melupakan Korupsi.
Berbicara tentang Kebenaran namun melupakan Perselingkuhan.
Berbicara tentang Kejujuran namun melupakan Fitnah.
Berbicara tentang Keadilan namun melupakan Hukum.
Berbicara tentang Hukum namun melupakan Kedamaian.
Berbicara tentang Kebijaksanaan namun melupakan Kebaikan.
Berbicara tentang Kepemimpinan namun melupakan Suri Tauladan.
Berbicara tentang Pengabdian namun melupakan Pemberontakan.
Berbicara tentang Kesetiaan namun melupakan Pengkhianatan.
Berbicara tentang Persatuan namun melupakan Perbedaan.
Berbicara tentang Keutuhan namun melupakan Adu Domba.
Berbicara tentang Bangsa namun melupakan Kebudayaan.
Berbicara tentang Kebudayaan namun melupakan Budi Pekerti.
Berbicara tentang Negara namun melupakan Republik Indonesia.
Berbicara tentang Republik Indonesia namun melupakan Pancasila.
Berbicara tentang Pancasila namun melupakan Bhinneka Tunggal Ika.
Berbicara tentang Bhinneka Tunggal Ika namun melupakan Sumpah Pemuda.
Berbicara tentang Sumpah Pemuda namun melupakan Devide Et Empera.
Berbicara tentang Devide Et Empera namun melupakan Feodalisme dan Imperialisme.
Berbicara tentang Feodalisme dan Imperialisme namun melupakan Nasionalisme.

Lalu sesungguhnya tentang apa yang sedang anda bicarakan itu?!

Charles E. Tumbel.

--- Ide dan kreatifitas seseorang adalah hak milik yang tidak boleh ditiru / digandakan. Dilarang mengcopy artikel ini. Terima kasih. ---

Senin, 23 Januari 2017

Sakit Jiwa Berat.

Orang yang ingin merubah, apalagi merusak serta menghancurkan Bangsa dan Negaranya sendiri itu pasti sedang mengalami gangguan sakit jiwa berat.

Sayangnya hal tersebut tidak disadari oleh para pengikutnya yang sudah terlanjur terpengaruh, memuja dan mendewakannya.

Padahal orang awam yang bukan pengikutnya, pastinya bisa dengan mudah menilainya.

Kecurigaan, kesimpulan, kekhawatiran, tanggapan, ajakan, ungkapan, tindakan dan hal-hal lain yang dilakukan olehnya selalu dengan cara yang amat sangat tidak biasa serta mengada-ada juga berlebih-lebihan pula.

Bahkan sampai dalam hal cara berbicara, berpakaian dan atributnya-pun ikut "nyleneh" serta tidak wajar juga seperti khayalan pula.

Bagi pengikutnya, hal tersebut malah dianggap "bergaya" bahkan luar biasa. Padahal bagi yang bukan pengikutnya, hal tersebut tentu dianggap tidak alami dan kelihatan sekali kalau "dibuat-buat".

Orang normal dan sehat apalagi hebat secara jasmani serta rohani, tidak akan melakukan sesuatu hal melenceng yang dipertontonkan dan malahan dibangga-banggakan.

Hanya orang yang sedang mengalami gangguan sakit jiwa berat belaka yang akan melakukan hal seperti itu.

Terutama kalau tujuannya karena ingin merubah, apalagi merusak serta menghancurkan Bangsa dan Negaranya sendiri (atau keluarga dan rumahnya sendiri).

Hal tersebut tentunya cuma akan dilakukan oleh orang-orang yang sedang mengalami gangguan sakit jiwa berat saja.

Charles E. Tumbel.

--- Ide dan kreatifitas seseorang adalah hak milik yang tidak boleh ditiru / digandakan. Dilarang mengcopy artikel ini. Terima kasih. ---

Minggu, 22 Januari 2017

Percayakanlah Kesemuanya Itu Kepada Ahlinya.

Agama itu untuk Ketuhanan.
Politik itu untuk Kenegaraan.
Hukum itu untuk Kemasyarakatan.
Ekonomi itu untuk Kesejahteraan dan Budaya itu untuk Peradaban.

Masing-masing ada peran dan fungsinya sendiri-sendiri, juga ada ahlinya sendiri-sendiri pula. Serta wajib bagi kita semua untuk selalu menghargai dan menghormatinya.

Tidak mungkin ada satu orangpun manusia yang mampu menguasai segenap ilmu-ilmu tersebut secara sekaligus, bersamaan apalagi sempurna.

Percayakanlah kesemuanya itu kepada ahlinya saja dan kita harus mendukungnya. Selama hal tersebut untuk kebaikan bersama yang berdasarkan kepada kebenaran dan keadilan.

Charles E. Tumbel.

--- Ide dan kreatifitas seseorang adalah hak milik yang tidak boleh ditiru / digandakan. Dilarang mengcopy artikel ini. Terima kasih. ---

Sabtu, 21 Januari 2017

Sangatlah Berbeda Artinya.

Adakah satu orang Nabi saja apalagi Rasul Allah SWT yang pernah memusuhi perbedaan, menyuruh semuanya harus sama, senang adu-domba, pintar bersilat-lidah, suka menebarkan kebencian, ikut berpolitik praktis, mendirikan partai dan ingin membuat Negara Agama?

Bukankah para Nabi dan Rasul Allah SWT itu berjuang hanya untuk menegakkan ajaran di dalam menyembah Allah SWT semata dengan bimbingan langsung dari DiriNya semata pula? Melalui Wahyu-Wahyu yang diberikan OlehNya, baik yang berupa Ayat Suci maupun Lainnya.

Agar orang-orang yang masih menyembah berhala maupun yang belum mengenal Allah SWT, yang hidup di Daerah sekitar para Nabi dan Rasul Allah SWT akhirnya menjadi insyaf serta MengenalNya sehingga ikut menyembah Allah SWT semata dengan cara yang benar.

Terlepas dari semua perbedaan latar-belakang yang ada, apalagi sampai berambisi untuk turut terlibat di dalam urusan politik praktis. Karena jelas amat sangatlah berbeda artinya, antara menegakkan Ajaran Agama dengan mendirikan Negara Agama dan itu tidak ada rujukannya.

Charles E. Tumbel.

--- Ide dan kreatifitas seseorang adalah hak milik yang tidak boleh ditiru / digandakan. Dilarang mengcopy artikel ini. Terima kasih. ---

Jumat, 20 Januari 2017

Bagaikan Sedang Membangun Sebuah "Jembatan".

Hidup di dunia yang fana ini bagaikan sedang membangun sebuah "Jembatan". Sebuah jembatan yang akan mengantarkan diri kita dari pulau sebelumnya untuk menuju ke pulau sesudahnya.

Begitu keluar dari pulau sebelumnya, maka dengan serta-merta diri kita yang harus membangun sendiri jembatan untuk menuju ke pulau sesudahnya.

Menariknya, jembatan ini dibangun di dalam setiap tarikan nafas oleh seluruh tubuh kita sendiri.

Jembatan yang setiap saat harus selalu kita bangun sendiri dengan menggunakan jiwa, hati, pikiran, sikap, perkataan dan perbuatan.

Menuju ke sisi sebelah mana di pulau sesudahnya itu kelak, tergantung dari diri kita sendiri tatkala sedang membangun jembatan ini.

Inilah jembatan sesaat yang dinamakan "Dunia". Yang tanpa sadar dan terasa sedang mengantarkan diri kita masing-masing dari pulau sebelum Kelahiran untuk menuju ke pulau sesudah Kematian.

Bangunlah setiap saat Jembatan Pengantar ini dengan kebenaran, kejujuran, keadilan, kebaikan, kebijaksanaan, cinta, kasih dan sayang yang setulus-tulusnya kepada seluruh benda yang telah diciptakan OlehNya

Agar kelak bisa mendapatkan sisi yang paling terbaik, terindah, terdamai, termulia dan terbahagia di pulau sesudahnya. Yaitu pulau yang akan menjadi tempat tinggal dari diri kita sendiri untuk selama-lamanya.

Charles E. Tumbel.

--- Ide dan kreatifitas seseorang adalah hak milik yang tidak boleh ditiru / digandakan. Dilarang mengcopy artikel ini. Terima kasih. ---

Kamis, 19 Januari 2017

Menghadapi Dan Menyelesaikan Masalah Pribadi.

Dulu pada waktu masih kelas 4 Sekolah Dasar, pernah ada kakak kelas saya yang lebih tua 1 tingkat di atas, tiba-tiba tanpa sebab yang jelas menendang tubuh saya hingga jatuh tersungkur.

Karena pada saat itu tubuh saya masih sangat kecil dan kurus, sedangkan kakak kelas yang menendang tersebut bertubuh besar dan gendut maka saya meminta bantuan dari kakak-kakak kelas lainnya, terutama yang dekat serta bersimpati kepada saya untuk bersama-sama menghadapi kakak kelas yang aneh tersebut.

Walhasil, kakak kelas yang aneh dan bertubuh besar serta gendut tersebut dikeroyok ramai-ramai oleh kakak-kakak kelas juga teman-teman lainnya yang dekat serta bersimpati kepada saya, hingga babak-belur dan akhirnya meminta maaf.

Sesampainya di rumah, saya langsung menceritakan semua kejadian yang barusan saya alami di sekolah tersebut kepada Ayah saya (sekarang sudah Almarhum).

Disamping untuk melaporkan kejadian yang barusan saya alami, juga untuk mendapatkan dukungan atau pujian atau pembelaan atau paling tidak simpati dari beliau (maklum namanya juga masih anak-anak).

Ayah saya mendengarkan dengan saksama seluruh rangkaian cerita yang saya sampaikan kepada beliau dengan polos dan apa adanya itu.

Setelah saya selesai menceritakan semua kejadian yang barusan saya alami tersebut, dengan nada tinggi dan berwibawa beliau berkata (dalam bahasa Surabaya yang saya bahasa Indonesiakan),

"Aku tahu kamu pasti sakit hati karena ditendang oleh orang lain hingga jatuh tersungkur, tanpa sebab yang jelas. Tetapi kamu juga salah, karena menggunakan cara yang tidak jelas pula!".

"Teman-temanmu jelas baik dan setia kawan karena sudah mau membela dirimu. Tetapi caramu dengan mengajak teman-temanmu untuk menghadapi dan menyelesaikan masalah pribadimu itu adalah sebuah tindakan yang pengecut, salah serta tidak jelas!".

"Kamu tidak akan bisa menjadi seorang laki-laki yang sejati dan matang dengan cara yang tidak jelas seperti itu (mencari dukungan, bantuan dan simpati dari orang lain untuk menghadapi serta menyelesaikan masalah (kepentingan) pribadi)!".

"Besok kamu harus meminta maaf kepada teman-teman yang sudah jelas kamu manfaatkan tadi. Dan mulai hari ini, kamu harus berjanji bahwa semua masalah yang terjadi pada dirimu, akan kamu hadapi serta selesaikan dengan keberanian juga kemampuanmu sendiri!".

Sontak saja saya menangis sejadi-jadinya dan sekeras-kerasnya, sebab bukan sebuah dukungan apalagi pujian yang saya dapatkan tetapi malah sebuah kemarahan!

Besok paginya saya langsung meminta maaf kepada seluruh teman-teman yang sudah saya manfaatkan untuk kepentingan pribadi pada hari sebelumnya tersebut.

Juga mendatangi kakak kelas yang aneh dan bertubuh besar serta gendut yang pada hari sebelumnya sudah menendang tubuh saya hingga jatuh tersungkur tanpa sebab yang jelas itu.

Dengan tujuan untuk meminta penjelasan ataupun alasan sekaligus untuk meminta maaf kepadanya. Karena saya telah mengajak orang lain untuk mengeroyok dirinya.

Satu tahun kemudian, tepatnya saat saya sudah kelas 5 Sekolah Dasar, kejadian serupa terjadi lagi pada diri saya.

Kali ini pelakunya bukan kakak kelas yang aneh dan bertubuh besar serta gendut itu lagi. Tetapi teman seangkatan yang beda kelas, namun dulunya dia adalah kakak kelas yang tidak naik sehingga menjadi teman seangkatan dengan saya.

Disaat saya dan teman-teman sedang asyik bermain-main di halaman sekolah yang luas pada waktu jam istirahat pelajaran, tiba-tiba saja dia memukul saya tanpa alasan yang jelas.

Setelah dia memukul saya tersebut, saya terdiam sejenak. Saya teringat pesan dari Ayah setahun yang lalu, bahwa saya tidak boleh menggunakan cara-cara yang tidak jelas lagi.

Tetapi harus berani dan mampu menghadapi serta menyelesaikan masalah saya sendiri tanpa mencari bantuan, pertolongan, dukungan, simpati dll dari orang lain. Karena hal tersebut sangatlah tidak jantan dan mendidik, juga amat sangat kekanak-kanakan.

Sesudah terdiam sejenak, saya langsung menatap tajam mata teman yang memukul dengan tiba-tiba dan tanpa sebab yang jelas itu tadi serta membalas memukulinya, hingga akhirnya dilerai oleh teman-teman yang lain.

Dia dibawa lari ke UKS, karena hidungnya mengeluarkan darah dan buang air kecil di celana.

Sejak saat itu saya tidak mau dipukul oleh orang lain terlebih dahulu, apalagi yang tiba-tiba dan tanpa sebab yang jelas.

Kalau ada sebab atau alasan yang jelas, maka sayalah yang akan memukul orang lain terlebih dahulu. Namun setelah beranjak dewasa, saya merubah pukulan yang bisa menyakitti hati dan tubuh orang lain tersebut dengan cinta, kasih serta sayang.

Charles E. Tumbel.

(Berdasarkan kisah nyata dan bisa serta boleh ditanyakan langsung kepada teman-teman SD, SMP, SMA ataupun keluarga saya. Terima kasih).

--- Ide dan kreatifitas seseorang adalah hak milik yang tidak boleh ditiru / digandakan. Dilarang mengcopy artikel ini. Terima kasih. ---

Rabu, 18 Januari 2017

Orang-orang Yang Beriman KepadaNya.

Kita hanya bisa percaya dan mencintai kepada sesuatu hal yang dapat dilihat, didengar, dirasa, disentuh serta dibayangkan yang baik-baiknya saja yang cuma sesuai dengan hasrat atas hawa nafsu duniawi, juga akal pikir dari diri kita sendiri belaka pula.

Lalu, apakah anda bisa percaya bahwa saya adalah seorang pria baik-baik yang sangat mencintai keluarga?

Mungkin setelah membaca tulisan ini, anda baru akan bisa percaya. Atau mungkin setelah membaca ratusan tulisan dan melihat foto-foto terlebih dahulu, baru anda akan bisa percaya. Atau malah mungkin tidak akan pernah bisa percaya sama sekali.

Tetapi apakah anda akan tetap bisa percaya bahwa saya adalah seorang pria baik-baik yang sangat mencintai keluarga, seandainya sama sekali tidak ada tulisan, foto-foto dan hal-hal lainnya yang dapat dibuktikan oleh indera anda sendiri?

Alias saya sama sekali tidak berwujud, berbentuk dan memiliki rupa atau tidak dapat dilihat oleh indera anda sendiri?

Tentunya pasti tidak, karena percaya itu haruslah dapat dilihat untuk dibuktikan oleh indera kita sendiri terlebih dahulu, apalagi di dalam urusan mencintai.

Kita bisa percaya dan mencintai yang dapat terlihat karena indera kita sendiri yang telah membuktikannya.

Contohnya kita bisa percaya dan mencintai pasangan atau sahabat oleh karena indera kita sendiri yang telah dapat melihat, mendengar, merasakan, mengenal serta mengetahuinya dengan sangat baik.

Tanpa adanya indera maka kita akan menjadi buta dan tuli serta tidak dapat merasakan, mengenal juga mengetahui apapun apalagi untuk sesuatu hal yang sama sekali tidak berwujud, berbentuk dan memiliki rupa atau yang tidak dapat dilihat.

Percaya dan yakin itu adalah dua hal yang sangat berbeda.

Sebab percaya itu harus dapat dilihat untuk dibuktikan oleh indera kita terlebih dahulu dan sifatnya lebih ke arah fisik atau jasmani, karena timbulnya dari akal pikir.

Sedangkan yakin itu sifatnya lebih ke arah naluri, intuisi, perasaan, psikis atau rohani dan tidak perlu dibuktikan oleh indera kita terlebih dahulu, karena timbulnya dari hati nurani.

Allah SWT atau Tuhan YME itu tidak berwujud, berbentuk dan memiliki rupa sehingga tidak dapat dilihat oleh indera manusia.

Karena Dia adalah Sang Maha Pencipta yang memang tidak perlu untuk membuat wujud, bentuk dan memiliki rupa yang hanya untuk membuktikan keberadaan DiriNya saja, apalagi yang cuma untuk sekedar dilihat oleh indera manusia belaka.

Juga oleh sebab Kebesaran, Kesucian, Keagungan, Kemuliaan dan KehebatanNya pula yang melebihi dari segala sesuatu wujud, bentuk serta rupa apapun yang dapat dilihat oleh indera manusia.

Apakah kita baru akan bisa percaya serta mencintai DiriNya setelah Dia menampakkan wujud, bentuk dan memiliki rupa supaya dapat dilihat untuk dibuktikan oleh indera kita sendiri terlebih dahulu?

Ataukah kita yang akan membuat DiriNya menjadi berwujud, berbentuk dan memiliki rupa terlebih dahulu agar indera kita akhirnya dapat melihat untuk membuktikan KeberadaanNya, baru setelah itu kita akan bisa percaya serta mencintai DiriNya?

Jikalau Dia tidak berwujud, berbentuk dan memiliki rupa atau tidak dapat dilihat oleh indera kita, lalu bagaimanakah caranya supaya kita dapat melihat KeberadaanNya juga bisa percaya serta mencintai DiriNya pula?

Dengan keyakinan yang seutuhnya kepada Ajaran-ajaran tentang keberadaan DiriNya yang telah dibawa oleh segenap Utusan-utusanNya dan melalui Kitab-Kitab SuciNya.

Hanya keyakinan yang seutuhnya kepada Ajaran tentang keberadaan DiriNya yang telah dibawa oleh para UtusanNya dan melalui Kitab-kitab SuciNya itu sajalah yang membuat kita akhirnya dapat melihat sekaligus bisa percaya serta mencintai cuma kepada DiriNya semata.

Jadi Allah SWT atau Tuhan YME itu memang tidak membutuhkan sama sekali dari segala sesuatu wujud, bentuk dan rupa apapun cuma agar dapat dilihat saja, juga bisa dipercaya serta dicintai oleh kita pula.

Lagi pula memang tidak ada dari segala sesuatu wujud, bentuk dan rupa apapun itu yang mampu mewadahi ataupun mewakili Kebesaran, Kesucian, Keagungan, Kemuliaan serta KehebatanNya.

Oleh sebab itu, "Berbahagialah Mereka Yang Tidak Melihat, Tetapi Percaya Dan MencintaiNya" karena sesungguhnya "Mereka Itulah Orang-orang Yang Beriman KepadaNya".

Charles E. Tumbel.

--- Ide dan kreatifitas seseorang adalah hak milik yang tidak boleh ditiru / digandakan. Dilarang mengcopy artikel ini. Terima kasih. ---

Senin, 16 Januari 2017

Uang Itu Bukanlah Segala-galanya.

Uang yang pada awalnya diciptakan cuma sebagai alat pengganti saja, akhirnya menjadi amat sangat begitu penting di dalam kehidupan masyarakat modern. Meskipun bukan berarti yang paling terpenting di dalam kehidupan dunia yang fana ini.

Hati, jiwa, roh, pikiran bahkan nyawa kita sekalipun, tidak membutuhkan sepeserpun uang.

Pernahkah kita merasa bahwa uang yang telah dimiliki pada saat ini ternyata masih belum mencukupi?

Mungkin sebenarnya bukan karena kita tidak memiliki uang yang mencukupi.

Tetapi karena hati kita yang tidak pernah merasa puas dan belum mampu untuk mengendalikan serta mengekang hawa nafsu dari keinginan diri sendiri.

Janganlah pernah mendewakan uang dan harta serta kekayaan yang bersifat keduniawian lainnya, apalagi sampai diperbudak olehnya!

Sebab hal-hal yang bersifat keduniawian itu bisa membuat persaudaraan menjadi permusuhan dan kebahagiaan menjadi penderitaan.

Serta ingatlah selalu bahwa uang itu bukanlah segala-galanya. Apalagi yang dianggap sebagai satu-satunya hal yang bisa membuat hidup di dunia yang fana ini akan menjadi bahagia.

Charles E. Tumbel.

--- Ide dan kreatifitas seseorang adalah hak milik yang tidak boleh ditiru / digandakan. Dilarang mengcopy artikel ini. Terima kasih. ---

Bukanlah Atas Nama Agama Apapun!

Orang-orang yang mengaku (merasa) bahwa dirinya sendiri adalah orang yang paling terbenar, beriman dan ahli dalam urusan ibadah telah melakukan pembunuhan sekaligus bunuh diri atas nama keyakinannya.

Bukanlah atas nama Agama, karena itu tidak ada di dalam ajaran Agama apapun!

Mereka membunuh orang-orang yang dianggap oleh dirinya sendiri tidak benar, beriman dan sesuai cara ibadahnya dengan yang seperti mereka lakukan.

Mereka meyakini bahwa apa yang telah dilakukannya itu adalah sebuah ibadah yang dapat mendatangkan pahala dan membuat diri mereka sendiri nantinya bisa masuk ke dalam Surga yang suci.

Meskipun kemampuan dan cara berpikir dari diri setiap manusia tidaklah sama, tetapi semua yang masih normal pasti tahu bahwa membunuh apalagi bunuh diri itu adalah sebuah perbuatan yang salah (dosa besar).

Hanya orang-orang yang sedang dalam keadaan yang tidak normal saja yang bisa melakukan hal-hal seperti itu.

Masalahnya ialah yang mereka bunuh itu adalah orang-orang yang sedang mencari nafkah untuk keluarga, anak dan istrinya serta mungkin juga untuk orang tuanya yang sudah menjadi janda atau duda atau keluarga lainnya yang sedang menderita pula.

Mereka yang dibunuh itupun, juga orang-orang yang Beragama pula. Artinya bahwa apapun yang sedang mereka lakukan, sesungguhnya termasuk ibadah. Sebab mencari nafkah yang halal untuk keluarga adalah bagian dari menjalankan Perintah Agama.

Ibadah adalah sebuah perbuatan yang suci yang sesuai dengan perintah serta tuntunan dari Agamanya masing-masing dalam rangka untuk mengingat, mensyukuri dan mendekatkan diri kepada Sang Maha Pencipta.

Manfaatnya atau hal positifnya berlaku secara vertikal dan horizontal sekaligus ke depan serta ke belakang (hikmah), terutama untuk dirinya sendiri.

Ibadah adalah suatu kebutuhan yang menjadi kewajiban sekaligus tanggungjawab dari setiap pribadi dan kelak juga akan diminta pertanggung-jawabannya secara pribadi pula.

Membunuh seseorang yang sedang mencari nafkah untuk keluarganya, bukanlah suatu perbuatan yang benar, baik (positif), bermanfaat, bertanggungjawab apalagi suci.

Lebih parahnya lagi, mereka yang melakukan aksi bunuh diri itu bertujuan agar orang lain yang tidak tahu-menahu ikut terbunuh bersama dengan dirinya.

Padahal orang lain tersebut sedang mencari nafkah atau menjalankan Perintah Agama yang merupakan bagian dari ibadahnya.

Ini cara berpikir yang amat sangat tidak masuk akal dan juga tidak bisa diterima oleh akal sehat siapapun pula, walaupun mengatas-namakan keyakinan pribadi.

Karena dilihat dari sudut pandang manapun, tidak ada nilai positif maupun manfaat yang didapatkan oleh seluruh satu pihak.

Tentunya hal tersebut jelaslah amat sangat bertentangan dengan nilai dari sebuah ibadah yang suci. Kecuali ibadah sesat dari sebuah keyakinan yang juga sesat pula, namun bukanlah atas nama Agama apapun!

Charles E. Tumbel.

--- Ide dan kreatifitas seseorang adalah hak milik yang tidak boleh ditiru / digandakan. Dilarang mengcopy artikel ini. Terima kasih. ---

Minggu, 15 Januari 2017

Seorang Pemberontak Dan Pengkhianat.

Apakah anda pikir para simpatisan PKI dan DI/TII itu dulu semuanya sadar kalau mereka sebenarnya cuma sedang dimanfaatkan oleh kelompok yang Anti Pancasila untuk kepentingan politik dan ideologinya belaka?

Mereka tidak semuanya sadar, sampai setelah ditangkap dan dipenjara karena telah turut melakukan sebuah Pemberontakan serta Pengkhianatan terhadap Negara.

Walaupun tentunya sebagian besar lainnya yang ikut bergabung disitu, pastilah secara sadar dan sukarela, sebab memang sefaham serta sepemikiran.

Setelah lebih dari 350 tahun Nenek Moyang kita berjuang dengan darah dan nyawa untuk mengusir Penjajah, akhirnya pada tanggal 17 Agustus 1945 para Bapak Pendiri Bangsa Indonesia berhasil memproklamasikan kemerdekaan Negara Republik Indonesia.

Dengan sebuah Dasar Negara yang menjadi Fondasi Utama, Ideologi Pokok, Falsafah Hidup serta Roh sekaligus Nafas di dalam kehidupan Bermasyarakat, Berbangsa dan Bernegara di Negara Republik Indonesia yang tercinta ini yaitu, Pancasila.

Selama Negara Republik Indonesia masih berdiri tegak maka Pancasila juga harus selalu berdiri tegak pula. Karena itu adalah tugas, kewajiban, tanggungjawab, wasiat dan amanah yang telah diberikan oleh para Bapak Pendiri Bangsa Indonesia kepada seluruh generasi penerusnya.

Pancasila adalah Negara Republik Indonesia dan Negara Republik Indonesia adalah Pancasila.

Keduanya tidak boleh dipisahkan, sebab tanpa Pancasila maka berarti sudah bukan lagi Negara Republik Indonesia yang dulu telah diberdirikan oleh para Bapak Pendiri Bangsa Indonesia.

Oleh karena itu, siapapun yang ingin merubah Pancasila ataupun Anti Pancasila berarti dia adalah seorang Pemberontak dan Pengkhianat. Baik kepada Negara Republik Indonesia maupun kepada para Bapak Pendiri Bangsa Indonesia, sekaligus kepada seluruh generasi penerusnya.

Charles E. Tumbel.

--- Ide dan kreatifitas seseorang adalah hak milik yang tidak boleh ditiru / digandakan. Dilarang mengcopy artikel ini. Terima kasih. ---

Sabtu, 14 Januari 2017

Sumber Sekaligus Bukti Dari Sebuah Keadilan.

Kita semuanya ini sama-sama dilahirkan dengan memiliki otak untuk berpikir, wajah untuk dikenali, hati untuk merasakan dan meyakini serta lain sebagainya namun tidak ada satupun yang sama.

Kita dilahirkan untuk menjadi tidak sama dan berbeda-beda antara yang satu dengan yang lainnya. Agar bisa saling mengisi dan melengkapi serta menyempurnakan sekaligus menjadi keindahan disaat masih hidup di dunia yang fana ini.

Kalau sudah semestinya begitu, lalu untuk apa harus dipaksakan menjadi sama?

Bayangkan saja seandainya seluruh benda, baik yang hidup maupun yang mati, itu semuanya sama.

Maka apakah kita akan menikah dengan orang yang sama persis cara berpikirnya, wajahnya, perasaannya, jenisnya, pakaiannya dan lain-lain sebagainya dengan diri kita sendiri?

Dan apakah itu yang berarti indah?
Dan apakah itu yang dimaksud adil?
Dan apakah itu yang namanya benar?

Bukankah itu yang malah berarti aneh?
Bukankah itu yang malah berarti tidak wajar?
Dan bukankah itu yang malah berarti salah?

Jadi kita semuanya ini memang dilahirkan untuk menjadi tidak sama dan berbeda-beda. Tidak ada satupun benda yang diciptakan sama persis, meskipun itu Kembar Siam sekalipun.

Oleh sebab itu, hargai dan hormatilah perbedaan yang telah dianugerahkan kepada diri kita masing-masing.

Sebab sebenarnya ketidak-samaan dan perbedaan itulah yang membuat hidup di dunia yang fana ini menjadi indah serta sempurna.

Juga karena sesungguhnya ketidak-samaan dan perbedaan itu adalah sumber sekaligus bukti dari sebuah Keadilan.

Charles E. Tumbel.

--- Ide dan kreatifitas seseorang adalah hak milik yang tidak boleh ditiru / digandakan. Dilarang mengcopy artikel ini. Terima kasih. ---

Jumat, 13 Januari 2017

Hanya Untuk Sekedar Mengingatkan Saja.

Berhubung Pilkada Serentak di seluruh wilayah Tanah Air kita yang tercinta ini sebentar lagi akan dilaksanakan, maka dimohon dengan hormat kepada seluruh anggota grup Gerakan Cinta Tanah Air untuk berkenan lebih berhati-hati, seksama dan bijaksana di dalam memposting ataupun menyebarkan segala bentuk berita.

Ingatlah selalu bahwa berita yang kita posting ataupun sebarkan itu belum tentu benar. Atau bisa jadi malah memiliki muatan politik yang sengaja dibuat untuk keuntungan dan kepentingan pihak tertentu belaka. Yang dampaknya dapat merugikan kesatuan serta persatuan dari Bangsa dan Negara kita yang tercinta ini.

Politik yang benar pasti untuk keuntungan serta kepentingan dari Bangsa dan Negara kita yang tercinta ini. Sedangkan politik yang salah adalah untuk keuntungan dan kepentingan pihak tertentu belaka. Sehingga politik hanya dijadikan alat untuk mendapatkan kekuasaan pribadi saja, bukan untuk kebaikan bersama.

Janganlah terlalu mengagung-agungkan politik apalagi kekuasaan karena semua itu hanyalah bagian dari hawa nafsu dan sifatnya cuma sementara belaka. Tetapi agungkanlah kebaikan yang sesuai dengan ajaran Agama yang dianut, terutama yang dapat membawa kebaikan bagi Bangsa dan Negara kita yang tercinta ini.

Sekali lagi, hanya untuk sekedar mengingatkan saja. Sebelum memposting ataupun menyebarkan berita apapun, lakukanlah pengecekan atas keabsahan berita tersebut. Sekaligus pikirkanlah masak-masak terlebih dahulu dampaknya terhadap persatuan serta kesatuan dari Bangsa dan Negara kita yang tercinta ini.

Tidak ada agenda politik apapun yang lebih penting dari kejayaan Bangsa dan Negara kita yang tercinta ini. Semua itu harus selalu sesuai dengan Ideologi Negara kita, Pancasila serta Cita-cita Luhur dari Proklamasi Kemerdekaan dan Bapak Pendiri Bangsa yang telah diwariskan sekaligus diamanahkan kepada kita semuanya.

Salam Cinta Tanah Air dan Saudara Sebangsa!

Charles E. Tumbel.

--- Ide dan kreatifitas seseorang adalah hak milik yang tidak boleh ditiru / digandakan. Dilarang mengcopy artikel ini. Terima kasih. ---

Sebuah Hak Asasi Tertinggi.

Setiap orang akan mencari dan mendapatkan pasangan hidupnya masing-masing sesuai dengan keyakinan akan kebenaran serta kebaikan dari pilihannya tersebut.

Apakah orang lain mempunyai hak untuk menghina apalagi menghakimi keyakinan seseorang akan kebenaran serta kebaikan dari pasangan hidup yang telah dipilihnya itu?

Apakah pantas jikalau kita membenci seseorang yang telah memilih pasangan hidupnya hanya karena menurut pandangan dari diri kita sendiri bahwa pasangannya itu tidak baik?

Apakah diri kita sendiri juga akan membiarkan apabila orang lain mencampuri keyakinan kita akan kebenaran serta kebaikan dari pasangan hidup yang telah kita pilih?

Keyakinan akan kebenaran serta kebaikan pada diri setiap orang itu tidaklah sama, berbeda-beda karena sesuai dengan hidayah yang diterimanya. Dan orang lain hanya boleh melihat, menilai serta menyimpan di dalam hatinya sendiri saja.

Tidak untuk mengurusi apalagi memusuhinya. Sebab keyakinan akan kebenaran serta kebaikan atas pilihan tentang pasangan hidupnya itu adalah sebuah hak asasi tertinggi yang dimiliki olehnya selama masih hidup di dunia ini.

Charles E. Tumbel.

--- Ide dan kreatifitas seseorang adalah hak milik yang tidak boleh ditiru / digandakan. Dilarang mengcopy artikel ini. Terima kasih. ---

Nasehat Dan Tindakan Nyata.

Kita wajib memberikan nasehat kepada orang lain, terutama yang sedang membutuhkannya demi kebaikannya. Suka ataupun tidak suka dan didengar ataupun tidak didengar.

Namun demikian, hal tersebut haruslah seimbang dengan perbuatan baik lainnya (tindakan nyata yang berupa bantuan ataupun pertolongan) kita kepadanya.

Kalau kita tidak terbiasa memberikan nasehat kepada orang lain oleh sebab sesuatu hal, maka akan lebih mulia kalau perbuatan baik lainnya tersebut diwujudkan di dalam sebuah tindakan nyata untuk meringankan beban masalahnya.

Janganlah sampai kita hanya menjadi orang yang pandai memberikan nasehat saja, tanpa pernah melakukan tindakan nyata untuk meringankan beban masalah orang lain.

Dan lebih parah lagi kalau kita tidak pernah memberikan nasehat kepada orang lain, juga tidak pernah melakukan tindakan nyata untuk meringankan beban masalah orang lain pula.

Charles E. Tumbel.

--- Ide dan kreatifitas seseorang adalah hak milik yang tidak boleh ditiru / digandakan. Dilarang mengcopy artikel ini. Terima kasih. ---

Kamis, 12 Januari 2017

Kita Harus Belajar Dari Sejarah.

Puncak yang paling tertinggi dari perang antara faham Demokrasi melawan faham Komunis dan yang paling nyata adalah Perang Vietnam.

Dimana bala tentara Vietcong menghabisi manusia seperti layaknya binatang saja. Amat sangat kejam, sadis sekali dan sungguh tidak berperikemanusiaan.

Saat itu ternyata bala tentara AS kalah telak melawan tentara komunis gabungan antara Vietnam Utara dan Kamboja di Vietnam Selatan.

Tetapi hal tersebut membuat faham komunis menjadi "Musuh Bersama" di hampir seluruh belahan dunia, sampai akhirnya tumbang sendiri 1 generasi kemudian.

Demokrasi dan Komunis itu sebenarnya berhubungan dengan pola pikir manusia, jadi meskipun faham politiknya tumbang namun pola pikirnya masih tetap akan ada.

Saat ini kita sedang memasuki babak baru dari perang antara pola pikir yang demokratis dan yang komunis. Meskipun kedok dan namanya sudah berganti, berbeda serta berubah.

Perang seperti ini akan ada sepanjang jaman karena berhubungan dengan pola pikir manusia. Dan karena berhubungan dengan pola pikir manusia jadi bisa dimiliki oleh siapa saja, tanpa pandang bulu.

Ingatlah bahwa komunis itu bukan berarti atheis atau tidak percaya dengan adanya Tuhan YME atau tidak beragama, melainkan dari pola pikirnya.

Pola pikir yang menghilangkan hak dan kebebasan orang lain (demokrasi), tentunya kecuali bagi kelompoknya sendiri.

Semuanya harus sama, setara, sederajat, sewarna dan menurut serta tidak boleh ada perbedaan apalagi berbeda pendapat juga pandangan dengan kelompok tersebut.

Komunisme itu bisa saja dilakukan oleh orang yang percaya dengan adanya Tuhan YME ataupun yang beragama, bahkan kelompok yang mengatas-namakan Agama.

Lihatlah dari pola pikir dan cara kerjanya saja untuk mengetahuinya, waspadalah.

Charles E. Tumbel.

--- Ide dan kreatifitas seseorang adalah hak milik yang tidak boleh ditiru / digandakan. Dilarang mengcopy artikel ini. Terima kasih. ---

Sumber Penyebab Dari Kegagalan.

Kita semuanya pasti memiliki sebuah Kebiasaan, entah yang baik ataupun yang buruk.

Kebiasaan itu kita dapatkan dari melihat dan mencontoh perilaku-perilaku yang ada di lingkungan terdekat, terutama yang ada pada diri orang tua kita sendiri.

Kita semuanya pasti juga memiliki mimpi yang indah tentang masa depan pula. Dan mimpi yang indah tersebut kerapkali tidak bisa terwujud, sebab terhambat oleh sebuah Kebiasaan yang buruk dari diri kita sendiri.

Keberhasilan maupun kegagalan dari rumah tangga orang tua kita dulu adalah sebuah "Bayangan Hitam" yang akan senantiasa menghantui hati, pikiran dan jiwa untuk melangkah maju ke depan.

Namun keberhasilan ataupun kegagalan yang akan terjadi pada diri kita sendiri di masa depan kelak, bukan terjadi karena akibat dari keberhasilan ataupun kegagalan pada rumah tangga orang tua kita dulu itu.

Tetapi lebih karena pelestarian dari perilaku buruk yang tidak pernah diri kita sendiri sadari.

Oleh sebab perilaku buruk tersebut telah dianggap sebagai sesuatu hal yang wajar dan diri kita sendiri sudah terbiasa atau tidak merasakannya sebagai sesuatu hal yang buruk lagi.

Sehingga menjadi sebuah Kebiasaan dan kebiasaan itulah yang akhirnya menjadi "Sumber Penyebab" dari kegagalan pada diri kita sendiri di masa depan kelak.

Oleh karena itu, sadarilah segala perilaku buruk yang ada di lingkungan terdekat, terutama yang ada pada diri orang tua kita sendiri.

Segera rubahlah agar diri kita sendiri tidak tertulari, apalagi sampai melestarikan perilaku buruk tersebut.

Dan kejarlah terus masa depan dengan tidak dihantui oleh Bayangan Hitam apapun dari masa lalu.

Sebab sesungguhnya semuanya itu bersumber dari perilaku buruk yang ada pada diri keluarga kita sendiri, yang akhirnya juga menjadi sebuah Kebiasaan yang buruk pada diri kita sendiri pula.

Charles E. Tumbel.

--- Ide dan kreatifitas seseorang adalah hak milik yang tidak boleh ditiru / digandakan. Dilarang mengcopy artikel ini. Terima kasih. ---

Selasa, 10 Januari 2017

Mengerti Dan Pintar Itu Berbeda.

Orang Kuno seperti Alm. Ayah saya dulu pernah berkata,
"Orang Yang Mengerti Dan Orang Yang Pintar Itu Berbeda".

Bedanya,
"Orang Yang Mengerti Itu Pasti Pintar, Tetapi Orang Yang Pintar Itu Belum Tentu Mengerti".

Oleh sebab,
"Orang Yang Mengerti Itu Menggunakan Akal-Pikir Dan Hati Nuraninya, Sedangkan Orang Yang Pintar Itu Hanya Menggunakan Akal-Pikirnya Saja".

Namun ada satu lagi jenis orang dan jenis ini yang paling berbahaya katanya, yaitu :
Orang Yang Sok Pintar (Kemintar).

Karena,
"Orang Yang Sok Pintar Itu Sebenarnya Tidak Pintar Apalagi Mengerti Namun Selalu Merasa Sebagai Yang Paling Pintar Dan Yang Paling Mengerti".

Artinya,
"Orang Yang Sok Pintar Itu Tidak Menggunakan Akal-Pikir Apalagi Hati Nuraninya, Tetapi Merasa Seperti Yang Paling Menggunakan Akal-Pikir Dan Hati Nuraninya!".

Charles E. Tumbel.

--- Ide dan kreatifitas seseorang adalah hak milik yang tidak boleh ditiru / digandakan. Dilarang mengcopy artikel ini. Terima kasih. ---

Sabtu, 07 Januari 2017

Reformasi Itu Untuk Apa Dan Siapa?

Setelah gerakan Reformasi terjadi malah PMP dihilangkan, GBHN ditiadakan, UUD '45 dirubah, Sumpah Pemuda disamarkan, Timor Timur disintegrasi, SARA semakin meningkat, TNI/POLRI tidak lagi memiliki wakil di DPR maupun MPR, Terorisme bermunculan, Radikalisme berkeliaran, Teritorial dilemahkan, Demokrasi tanpa batasan, Sejarah serta Budaya dikurangi sekaligus hal-hal lainnya yang bisa membahayakan keutuhan dari Bangsa dan Negara yang milik kita sendiri ini.

Sebenarnya tujuan dari Reformasi itu untuk apa dan siapa?
Kebaikan atau keburukan?
Bangsa sendiri atau Bangsa lain?
Kalau untuk Bangsa sendiri, kenapa pada saat ini persatuan dan kesatuan kita malah menjadi lebih buruk?

Apabila hal seperti ini terus berlangsung, maka niscaya Bangsa kita akan mengalami kemunduran dan kerugian besar, tetapi Bangsa lain yang malah maju serta amat sangat diuntungkan.

Charles E. Tumbel.

--- Ide dan kreatifitas seseorang adalah hak milik yang tidak boleh ditiru / digandakan. Dilarang mengcopy artikel ini. Terima kasih. ---

Jumat, 06 Januari 2017

Demi Tegaknya Kebenaran.

Bagi diri saya pribadi, tiada Tuhan selain Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW adalah Utusan dari Allah SWT semata.

Saya yakin, percaya, beriman, bertakwa, mencintai, berserah diri dan menyembah cuma kepada Allah SWT semata. Tidak kepada siapapun dan apapun yang lainnya, namun hanya kepada Allah SWT semata.

Dengan sepenuhnya mengikuti cara dan jalan yang telah diajarkan oleh Rasulullah junjungan saya yaitu, Nabi Muhammad SAW melalui Kitabullah, Al Quran Nur Karim, yang telah dititipkan oleh Allah SWT kepada dirinya.

Yang tidak tertulis di dalam Al Quran Nur Karim, saya mencarinya di Al Hadits yang Shahih atau bertanya langsung kepada Ulama yang Zuhud dan Kaffah ilmunya.

Agar sebagai manusia biasa, saya bisa selalu berlaku dengan benar, lurus, adil, bijaksana dan baik selama masih diberi kesempatan untuk hidup di dunia yang fana ini, sesuai dengan PerintahNya.

Sebagai Warga Negara Indonesia yang sangat mencintai, bangga serta setia kepada Negara maka Pancasila, UUD '45, Sumpah Pemuda, Bhinneka Tunggal Ika juga Peraturan Negara adalah pegangan saya di dalam kehidupan Berbangsa dan Bernegara.

Saya harus bisa membedakan antara yang untuk diri Pribadi, Umum dan Negara. Karena hal tersebut tidak saja sesuai dengan Cita-cita Luhur dari Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia dan Pendiri Bangsa Indonesia, tetapi juga ajaran dari Agama saya.

Segala sesuatu itu pasti ada aturan dan tatacaranya. Jangan dicampur-adukkan sesuai dengan kehendak dari diri kita sendiri belaka. Hargailah selalu aturan dan tatacara itu, demi tegaknya kebenaran.

Charles E. Tumbel.

--- Ide dan kreatifitas seseorang adalah hak milik yang tidak boleh ditiru / digandakan. Dilarang mengcopy artikel ini. Terima kasih. ---

Rabu, 04 Januari 2017

Insyaflah Sebelum Terlambat.

Agama yang merupakan sebuah Ajaran sekaligus Keyakinan yang amat sangat suci itu malah dibuat alasan serta sarana untuk menyebarkan kebohongan, mengumbar kebencian, memperbanyak fitnah, melakukan adu-domba juga memecah-belah Bangsa dan Negaranya sendiri pula.

Hal itu tentunya bukanlah dari ajaran Agamanya. Tetapi dari pikiran, hati dan jiwa milik penganutnya itu sendiri yang sudah amat sangat dipenuhi oleh kepahitan serta kegagalan sekaligus bisikan setan. Oleh sebab kurangnya rasa bersyukur atas segala nikmat yang telah diberikan oleh Tuhan YME kepada dirinya.

Agama itu untuk mengajarkan dan menyebarkan kebenaran, kearifan, kedamaian, cinta, kasih serta sayang sekaligus untuk melakukan perbuatan yang baik lagi adil kepada seluruh benda CiptaanNya, bukan malah sebaliknya! Insyaflah sebelum terlambat dan semakin bertambah jauh tersesatnya!

Charles E. Tumbel.

--- Ide dan kreatifitas seseorang adalah hak milik yang tidak boleh ditiru / digandakan. Dilarang mengcopy artikel ini. Terima kasih. ---

Selasa, 03 Januari 2017

Seorang Pemimpin Zalim.

Seseorang yang berhati dan berpikiran yang luhur, akan menularkan keluhuran hati dan pikirannya itu kepada setiap orang yang ditemui serta dikenalinya.

Sedangkan seseorang yang berhati dan berpikiran yang bobrok, akan menularkan kebobrokan hati dan pikirannya itu kepada setiap orang yang ditemui apalagi dikenalinya.

Hal seperti itu pasti akan selalu terbawa terus, meskipun dirinya sudah menjadi seorang Pemimpin bahkan setelah tidak lagi. Dan itulah seorang Pemimpin Zalim yang sesungguhnya.

Charles E. Tumbel.

--- Ide dan kreatifitas seseorang adalah hak milik yang tidak boleh ditiru / digandakan. Dilarang mengcopy artikel ini. Terima kasih. ---