Senin, 28 November 2016

Beragama dan Ekstrem.

Beragama bukannya berarti Ekstrem dan Ekstrem-pun bukanlah berarti Beragama, karena keduanya amatlah sangat bertolak-belakang.

Beragama itu bakalan menyadarkan bahwa segala daya, upaya dan kekuatan yang ada berasalkan dari Tuhan YME. Sedangkan Ekstrem itu akan meyakinkan bahwa semua daya, upaya dan kekuatan yang ada berasalkan dari diri manusia sendiri.

Beragama itu sebuah Ketakwaan yang sepenuhnya kepada Perintah dari Tuhan YME. Sedangkan Ekstrem itu sebuah Kepercayaan yang berlebihan terhadap Ajaran dari suatu Kelompok.

Beragama itu tidak bakalan menjadikan pribadi seseorang berlebihan di dalam segala hal. Sedangkan Ekstrem itu selalu akan menjadikan pribadi seseorang berlebihan di dalam segala hal.

Beragama itu wajib berdasarkan kepada Ilmu yang dipelajari dan diamalkan oleh dirinya sendiri. Sehingga akhirnya bisa menemukan keberadaan Tuhan YME di dalam kehidupannya dengan senantiasa MengingatNya.

Bukannya berdasarkan pada doktrin yang hanya diajarkan oleh kelompoknya atas dasar olah-pikir dari para pendiri dan pemimpinnya sendiri belaka. Serta akhirnya terjadi pemujaan terhadap para pendiri dan pemimpinnya tersebut, bukannya kepada Tuhan YME.

Beragama itu sebuah Keyakinan yang utuh kepada kekuasaan milik Tuhan YME atas segala-galanya. Sedangkan Ekstrem itu sebuah Kepercayaan yang semu, cuma terhadap kekuatan milik kelompoknya saja.

Beragama itu mencintai dan berserah-diri yang setulus-tulusnya serta seikhlas-ikhlasnya hanya kepada Zat Yang Maha Mulia semata. Sedangkan Ekstrem itu membanggakan dan percaya yang berlebih-lebihan, lantaran adanya pamrih untuk kepentingan sekaligus keuntungan di dunia maupun di akherat seperti yang diajarkan oleh kelompoknya. 

Keseluruhannya amat sangat bertolak-belakang!

Charles E. Tumbel.

--- Ide dan kreatifitas seseorang adalah hak milik yang tidak boleh ditiru / digandakan. Dilarang mengcopy artikel ini. Terima kasih. ---

Jumat, 25 November 2016

Pejuang dan Pengkhianat.

Pejuang adalah mereka yang menegakkan Nilai-nilai Kebenaran berdasarkan atas keputusan hati nuraninya yang sesuai dengan Dasar-dasar Negara yang sudah diletakkan oleh Bapak Pendiri Bangsanya.

Pengkhianat ialah mereka yang membelokkan Nilai-nilai Kebenaran berdasarkan atas keputusan akal pikirnya yang sesuai dengan dasar-dasar Pola Pikir yang telah dipengaruhi oleh doktrin-doktrin sesat.

Charles E. Tumbel.

--- Ide dan kreatifitas seseorang adalah hak milik yang tidak boleh ditiru / digandakan. Dilarang mengcopy artikel ini. Terima kasih. ---

Kamis, 24 November 2016

Kunci Utamanya adalah Cinta.

Kunci utama dari keberlangsungannya kehidupan yang ada di dunia yang fana ini adalah Cinta.

Tanpa mencintai air, maka kita akan merusaknya.
Tanpa mencintai udara, maka kita akan merusaknya.
Tanpa mencintai tanah, maka kita juga akan merusaknya pula dan begitulah dengan seterusnya.

Namun cinta tidaklah boleh berlebihan.

Karena cinta itu bukanlah hasrat.
Karena cinta itu bukanlah syahwat.
Karena cinta itu bukanlah maksiat.

Tetapi cinta merupakan hakekat yang paling terdalam dari kasih dan sayang yang berwujud kebajikan. Dengan kasih dan sayang yang berwujud kebajikan inilah, maka segala sesuatu pastinya bakalan selalu terjaga, terawat serta terlestarikan.

Charles E. Tumbel.

--- Ide dan kreatifitas seseorang adalah hak milik yang tidak boleh ditiru / digandakan. Dilarang mengcopy artikel ini. Terima kasih. ---

Hidup ini Singkat dan Cuma Satu Kali Belaka.

Saya bukanlah orang yang kaya-raya, apalagi yang hidup di dalam kemewahan. Kehidupan keluarga saya malahan relatif sederhana dan cuma apa adanya saja. Jangankan punya Deposito, Tabungan saya bisa dihitung dengan jari-jemari jumlahnya.

Tetapi saya senantiasa bersyukur atas segenap nikmat yang telah diberikan oleh Tuhan YME kepada kami sekeluarga. Saya selalu berusaha untuk bisa berbuat kebaikan dan hal-hal yang positif lagi bermanfaat lainnya bagi sesama mahluk CiptaanNya.

Tentunya kesemuanya itu yang sesuai dengan kemampuan, ketulusan dan keikhlasan dari diri saya pribadi. Saya amat sangat yakin dan percaya sepenuhnya bahwa Tuhan YME adalah Sang Maha Adil, sehingga segala sesuatu apapun pastinya bakalan ada balasannya yang setimpal.

Menurut penilaian pribadi yang tentunya amat sangat subyektif, saya termasuk orang yang beriman, taat dan berserah diri hanya kepada Tuhan YME semata. Hal tersebut dapat terjadi tentunya berkat didikan, ajaran dan suri tauladan yang sudah diberikan oleh kedua orang tua saya.

Terus terang di dalam kehidupan sehari-hari, saya lebih banyak berhemat. Bukannya berarti kikir, pelit lebih lagi tidak mau bersedekah. Namun bahkan sebaliknya, saya lebih banyak bersedekah, karena bisa merasakan penderitaan orang lain.

Saya termasuk orang yang super boros, apabila sedang memegang uang. Oleh sebab itu, uang yang tidak seberapa banyak jumlahnya tersebut, saya simpan di Bank. Bukannya untuk mencari keuntungan (jumlahnya sedikit sekali), tetapi cuma demi "Alasan" keamanan belaka.

Terutama keamanan itu berlaku untuk diri saya sendiri. Lantaran saya termasuk orang yang suka membeli barang yang kerapkali tidak diperlukan di dalam rumah tangga dan gemar memberikan hadiah kepada orang lain. Serta pastinya juga untuk keamanan dari pihak-pihak luar yang tidak bertanggung-jawab pula.

Saya amat sangat bahagia meskipun tidak kaya-raya, namun bisa memiliki kehidupan yang tenang, tenteram dan berkecukupan. Memang tidak berkelebihan, tetapi juga tidak kekurangan pula. Karena seluruh hal, saya sesuaikan dengan kemampuan yang ada.

Saya bahagia sekali sebab memiliki banyak saudara yang senantiasa tulus, ikhlas dan pengertian. Hidup saya "Jauh" dari ambisi kekuasaan, kekayaan dan kepentingan duniawi lainnya. Akhirnya hal-hal yang tidak penting tersebut, tidak bisa mengganggu dan menyulitkan kehidupan kami sekeluarga.

Saudara-saudara dan sahabat-sahabat yang saya miliki berbeda-beda latar-belakangnya. Namun kami dapat bersatu, berkumpul, rukun, saling mendukung dan berbagi hal-hal yang positif lagi bermanfaat. Sehingga kehidupan yang damai selalu bersama kami semuanya.

Hidup di dunia yang fana ini adalah sebuah Pilihan. Dan kebahagiaan itu letaknya ada di dalam diri kita masing-masing, jadi tidak perlu mencarinya kemana-mana. Cukuplah kita bersahabat akrab dan bergaul erat dengan orang-orang yang baik hati, jujur, tulus, ikhlas serta lurus.

Juga hindarilah orang-orang yang jahat, penipu, picik, pamrih lagi bengkok hatinya pula. Terutama yang perkataan dan perbuatannya tidak sama, alias munafik. Apalagi yang tujuannya hanya untuk membangun kebencian dan permusuhan demi keuntungan dirinya sendiri saja.

Hidup di dunia yang fana ini amat sangat singkat dan cuma satu kali belaka. Sehingga untuk apa diisi dengan perbuatan dosa yang malahan akan menjauhkan diri kita sendiri dari Sang Maha Pencipta, Allah SWT, Tuhan YME, Sang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang.

Charles E. Tumbel.

--- Ide dan kreatifitas seseorang adalah hak milik yang tidak boleh ditiru / digandakan. Dilarang mengcopy artikel ini. Terima kasih. ---

Senin, 21 November 2016

Kami Tidak Berpolitik!

Gerakan Cinta Tanah Air adalah sebuah gerakan yang murni sosial untuk membangun rasa cinta kepada Tanah Air dan saudara Sebangsa sesuai dengan Cita-cita Luhur Bapak Pendiri Bangsa.

Yaitu yang berdasarkan kepada Pancasila, UUD '45, Keutuhan Republik Indonesia, Sumpah Pemuda dan Bhinneka Tunggal Ika.

Kami tidak berpolitik, ikut kegiatan politik, bagian dari organisasi politik, tertarik dengan dunia politik apalagi akan menjadi partai politik. Karena tujuan kami bukan untuk politik tetapi untuk membangun rasa cinta kepada Tanah Air dan saudara Sebangsa.

Kesemuanya itu kami lakukan dengan cara yang sesuai Budaya Adiluhung milik asli Bangsa kita sendiri yaitu berbagi keindahan, kebaikan, cinta, kasih serta sayang kepada Tanah Air dan saudara Sebangsa tanpa ada perbedaan sedikitpun.

Kami tidak terlibat dan mau dilibat-libatkan ke dalam urusan dukung-mendukung, baik individu maupun kelompok, untuk meraih jabatan politik.

Kami tetap akan selalu fokus serta setia kepada Pancasila, UUD '45, Keutuhan Republik Indonesia, Sumpah Pemuda dan Bhinneka Tunggal Ika sampai kapanpun.

Kami mengutuk keras segala tindakan ataupun upaya dari pihak-pihak yang ingin merusak, mengadu-domba serta memecah-belah Bangsa dan Tanah Air kita yang tercinta ini demi kepentingan apapun, terutama kepentingan politik.

Kami menghimbau kepada seluruh saudara Sebangsa dan Setanah Air yang tercinta untuk segera menghentikan penggiringan opini, penyebaran kebencian, hasutan, berita bohong serta fitnahan.

Kami memohon kepada Pemerintah, khususnya POLRI juga TNI untuk segera mengambil tindakan tegas kepada siapapun yang ingin merusak, mengadu-domba serta memecah-belah Bangsa dan Tanah Air kita yang tercinta ini.

Marilah kita semuanya saling bergandengan-tangan, bahu-membahu serta bersatu-padu demi kejayaan Bangsa dan Tanah Air kita yang tercinta.

Hindarilah politik terutama yang ingin merusak, mengadu-domba serta memecah-belah Bangsa dan Tanah Air kita yang tercinta.

Salam Cinta Tanah Air dan Saudara Sebangsa! Hidup Pancasila!

Charles E. Tumbel.
Pendiri Gerakan Cinta Tanah Air.

--- Ide dan kreatifitas seseorang adalah hak milik yang tidak boleh ditiru / digandakan. Dilarang mengcopy artikel ini. Terima kasih. ---

Minggu, 20 November 2016

Butho Goro, Butho Droko.

Setelah segala "Jurus Fitnahan" yang sudah dilakukan untuk mengadu-domba tidak berhasil, maka akan segera muncul sebuah Jurus Baru, yaitu "Jurus Mengiba" dengan alasan bahwa dirinya telah dijadikan "Kambing Hitam".

Jikalau jurus mengiba dengan alasan sudah dijadikan kambing hitam itu juga tidak berhasil pula, maka bakalan muncul jurus yang lebih baru lagi, yaitu "Jurus Mencari Perhatian" dari Negara-negara lain, agar bisa membuatnya menjadi masalah Internasional.

Apabila jurus yang lebih baru lagi tersebut masih tetap tidak berhasil, maka akan dikeluarkanlah jurus yang lebih baru lagi terbarukan, yaitu "Jurus Meminta Suaka Politik" kepada Negara lain, dengan alasan telah menjadi korban dari ketidak-adilan.

Terakhir "Senjata Pamungkas"-nya adalah dari Negara lain dia bakalan melemparkan isu-isu yang negatif terus-menerus ke dalam negeri supaya terjadi keresahan, ketidak-percayaan dan kegaduhan. Sehingga Negara lain akan punya alasan dan kesempatan untuk ikut "Campur Tangan", seolah demi menjaga perdamaian serta akhirnya dianggap sebagai pahlawan.

Itulah sekelumit kisah yang diambil dari sebuah cerita Pewayangan Kuno yang berjudul "Butho Goro, Butho Droko".

Charles E. Tumbel.

--- Ide dan kreatifitas seseorang adalah hak milik yang tidak boleh ditiru / digandakan. Dilarang mengcopy artikel ini. Terima kasih. ---

Jumat, 18 November 2016

Perbanyaklah Doa Dan Selalu Berbuatlah Kebaikan.

Perbanyaklah doa dan selalu berbuatlah kebaikan dengan menjaga persatuan, kesatuan, kerukunan, kedamaian serta keutuhan Republik Indonesia.

Para Pahlawan Negara dulu telah berjuang dengan mengorbankan darah dan nyawa untuk Kemerdekaan Bangsa yang berdasarkan kepada Pancasila.

Kita sebagai generasi penerus wajib menjaga, mempertahankan dan mengamalkan Pancasila dengan seutuhnya sesuai Cita-cita Luhur dari Bapak Pendiri Bangsa.

Kembalikanlah Pancasila sebagai Roh sekaligus Nafas di dalam kehidupan Berbangsa dan Bernegara. Serta hidupkanlah kembali Sejarah Bangsa dan Budaya Nusantara demi kejayaan Indonesia Raya.

Marilah kita semuanya saling bergandengan-tangan, bahu-membahu serta bersatu-padu di dalam memelihara kecintaan kepada Tanah Air dan saudara Sebangsa.

Ambillah hikmah dari segala musibah dan kejadian yang ada, untuk melakukan perbaikan ke arah yang lebih baik lagi di masa yang akan datang.

Salam Cinta Tanah Air dan Saudara Sebangsa!

Charles E. Tumbel.

--- Ide dan kreatifitas seseorang adalah hak milik yang tidak boleh ditiru / digandakan. Dilarang mengcopy artikel ini. Terima kasih. ---

Kamis, 17 November 2016

Malu Meniru Budaya Milik Bangsa Asing.

Kita semuanya ini bukanlah Bangsa Barbar yang suka menghina, mencela, mendebat, menggunjing, menghujat, mengacau, membenci, mengancam, memfitnah apalagi membunuh saudara Sebangsa dan Setanah Air sendiri.

Tetapi kita kesemuanya adalah Bangsa Besar Indonesia yang memiliki Budaya Adiluhung, terlepas dari apapun Agama yang diyakini. Karena hal itu lebih merupakan keyakinan pribadi dan hak asasi dari setiap individu yang harus dihargai.

Apapun Agama yang kita yakini, tetap pergunakanlah Budaya Adiluhung yang asli milik dari Bangsa sendiri. Sebab itulah Jati Diri yang sesungguhnya, sekaligus kekuatan yang akan selalu menjaga keutuhan dari Ibu Pertiwi dan pastinya yang sejalan dengan Agama.

Janganlah pernah merasa bangga karena telah meniru Budaya yang milik dari Bangsa Asing. Namun malahan merasalah malu, sebab hal tersebut menunjukkan bahwa diri kita tidak memiliki kecintaan sebagai Anak Negeri, lebih lagi sebagai Bangsa.

Dan masih belum memiliki pemahaman yang utuh tentang Agama yang diri kita sendiri akui sudah meyakini dan mengimani. Sekaligus tidak mempunyai integritas pada diri kita sendiri, apalagi kepada Bangsa dan Negara yang tercinta ini.

Charles E. Tumbel.

--- Ide dan kreatifitas seseorang adalah hak milik yang tidak boleh ditiru / digandakan. Dilarang mengcopy artikel ini. Terima kasih. ---

Selasa, 15 November 2016

Pendidikan Moral Pancasila.

Pancasila adalah Dasar Negara yang harus dipahami, dimengerti, dipelajari, dihayati dan diamalkan oleh seluruh Warga Negara Indonesia tanpa terkecuali.

Pendidikan Moral Pancasila wajib diajarkan secara lengkap dan utuh di sekolah-sekolah. Sehingga Moral Pancasila senantiasa ada di dalam jiwa setiap Manusia Indonesia sampai akhir hayatnya.

Pendidikan Moral Pancasila adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan Berbangsa dan Bernegara.

Terutama di dalam membangun jiwa-jiwa bermoral serta berkebangsaan yang sesuai dengan Cita-cita Luhur para Pendiri Bangsa dan Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia.

Pendidikan Moral Pancasila wajib diperkenalkan semenjak usia dini kepada seluruh Warga Negara Indonesia.

Agar jiwa bermoral dan berkebangsaan yang berdasarkan kepada Pancasila ini dapat tertancap kuat di dalam jiwa seluruh Warga Negara Indonesia dimanapun nantinya berada.

Kita semuanya harus ikut berperan aktif dan menjadi bagian utama di dalam menghidupkan kembali Pendidikan Moral Pancasila.

Sekaligus berani untuk membuat perbaikan ke arah yang lebih benar. Tentunya harus yang sesuai dengan tujuan dari Pendirian Negara kita yang tercinta ini.

Semoga hal tersebut akan membuat Bangsa dan Negara kita yang tercinta ini menjadi semakin lebih baik lagi di masa yang akan datang.
Aamiin, Aamiin Yaa Robbal Aalamiin.

Salam Cinta Tanah Air dan Saudara Sebangsa!

Charles E. Tumbel.

--- Ide dan kreatifitas seseorang adalah hak milik yang tidak boleh ditiru / digandakan. Dilarang mengcopy artikel ini. Terima kasih. ---

Sabtu, 12 November 2016

Pilihlah Selalu untuk Senantiasa Berbuat Kebaikan.

Apapun yang kita perbuat, kebaikan ataupun keburukan, mestilah bakalan mendapatkan balasan dan akibatnya.

Bukanlah sesuatu hal yang aneh, tetapi memang itulah "Hukum Sebab - Akibat" yang ada di dunia yang fana ini demi terciptanya sebuah Keadilan dan Keseimbangan.

Jikalau kita selalu berbuat kebaikan maka jiwa, hati, pikiran dan energi akan menjadi positif. Yang mana hal tersebut bakalan membuat lingkungan sekitar turut menjadi positif dan membawa hal-hal yang baik kepada diri sendiri.

Serta apabila kita selalu berbuat keburukan maka jiwa, hati, pikiran dan energi akan menjadi negatif. Yang mana hal itu bakalan membuat lingkungan sekitar ikut menjadi negatif dan membawa hal-hal yang buruk terhadap diri sendiri.

Berbuat kebaikan maupun keburukan adalah pilihan dari diri kita sendiri. Bukannya karena kepentingan, keuntungan, permintaan, tuntutan apalagi paksaan dari orang lain.

Oleh sebab itu pilihlah selalu untuk senantiasa berbuat kebaikan, karena balasan dan akibatnya pastilah positif serta baik.

Untuk apa hidup di dunia yang cuma sementara dan satu kali belaka ini harus mendapatkan balasan serta akibat yang buruk yang disebabkan oleh perbuatan dari diri kita sendiri?!

Terkecuali jiwa, hati dan pikiran memang telah dipenuhi oleh hal-hal yang negatif serta buruk. Sekaligus sudah tidak peduli terhadap balasan ataupun akibat dari perbuatan, baik kepada diri kita sendiri, keluarga maupun lingkungan sekitar.

Charles E. Tumbel.

--- Ide dan kreatifitas seseorang adalah hak milik yang tidak boleh ditiru / digandakan. Dilarang mengcopy artikel ini. Terima kasih. ---

Senin, 07 November 2016

Sedang Membuat Film.

Dulu pada saat Peristiwa Poso dan Ambon sedang terjadi, banyak orang termasuk diri saya sendiri yang merasa heran serta bertanya-tanya di dalam hati, "Kok bisa ya hal semacam itu terjadi di Indonesia?!". Terus terang, saya dan banyak orang pastinya amat sangat terkejut serta tidak percaya.

Mengherankan sekali, karena di Negara yang berdasarkan (bukannya Pilar, tetapi Dasar) kepada Pancasila, yang orangnya ramah, tepo seliro, gotong-royong, sopan, santun, luwes dan ciri-ciri lain dari masyarakat berbudaya tinggi bisa sampai bentrok cuma lantaran adanya perbedaan kepercayaan, keyakinan, sudut pandang, pemahaman, penafsiran maupun latar-belakang lainnya belaka.

Hal yang amat sangat tidak masuk akal dan mustahil, menurut pendapat saya pribadi. Sebab tatkala peristiwa tersebut terjadi, saya masih muda. Sehingga belum banyak yang saya mengerti dan pahami.

Jaman dahulu ketika masih sekolah, saya menyenangi pelajaran Sejarah. Karena menurut saya, mendengarkan pelajaran Sejarah seperti mendengarkan cerita alias dongeng ataupun membaca Komik.

Yang mana hal itu merupakan hal yang paling disukai oleh semua anak-anak yang masih kecil dan remaja (belum jamannya Handphone dan Gadget lainnya).

Perbedaannya, jikalau Sejarah bersumber dari hal-hal yang pernah terjadi (fakta / nyata), sedangkan Komik hanyalah cerita fiktif / karangan semata.

Dari pelajaran Sejarah di Sekolah tersebut, akhirnya saya menjadi tahu bahwa pada jaman dahulu kala kita pernah memiliki Kerajaan-kerajaan yang besar.

Namun Kerajaan-kerajaan yang besar itu akhirnya runtuh. Dan kita kemudian dijajah bergiliran oleh Negara-negara lain selama ratusan tahun.

Cara dari Negara-negara lain untuk masuk dan kemudian menjajah Tanah Air kita yang tercinta ini adalah dengan berdagang, menyebarkan Agama serta membuat kerjasama.

Mereka membuat kerjasama di segala bidang. Tetapi tentunya yang tidak menguntungkan kedua-belah pihak. Dengan kata lain yang cuma menguntungkan diri mereka sendiri saja, meskipun dibuat seolah-olah kita diuntungkan.

Pada jaman tersebut untuk bisa sampai ke Tanah Air kita yang tercinta ini, harus menggunakan Kapal Laut yang memakan waktu berbulan-bulan, bahkan tahunan lamanya. Apabila tidak menguntungkan diri mereka sendiri, maka untuk apa berkorban hingga sedemikian beratnya.

Setelah perdagangan, penyebaran Agama dan kerjasama itu akhirnya semakin berkembang, maka mereka-pun semakin menancapkan kuku juga taringnya kepada kita pula. Dengan cara menguasai kehidupan ekonomi, sosial, politik dan budaya.

Cara-cara yang amat sangat kotor, lagi kejam. Yakni mengadu-domba dan memecah-belah, agar kita saling bermusuhan serta tercerai-berai dengan sendirinya.

Sehingga tidak bisa fokus terhadap perampokan atas Sumber Daya Alam yang mereka lakukan. Namun malahan terus-menerus fokus kepada hal-hal yang memang sengaja mereka ciptakan dan hembuskan untuk membangun kebencian di antara kita (tetapi tidak kepada mereka).

Bukannya mereka sendiri yang turun-tangan untuk mengadu-domba dan memecah-belah kita. Sebab hal tersebut pastinya bakalan terlihat mencolok dan ketahuan.

Namun dari orang kita sendiri yang menjadi kaki-tangan / antek dan pesuruhnya, serta dibiayai penuh oleh mereka.

Orang kita sendiri yang menjadi kaki-tangan / antek dan pesuruh mereka ini amat sangat kaya raya. Tentunya hal itu berkat dana dari mereka.

Hal tersebut membuat dirinya (kaki tangan / antek dan pesuruh tadi), dengan harta kekayaan yang didapatkan dari pembiayaan Pihak Asing memiliki pengaruh yang amat sangat kuat. Baik kepada masyarakat, maupun kepada pemerintah.

Pihak Asing sendiri hanya menggelontorkan dana dan memberikan ide pemikirannya belaka. Supaya kepentingannya untuk merampok Sumber Daya Alam bisa selalu aman dan berkembang.

Orang-orang kita sendiri yang menjadi kaki-tangan / antek dan pesuruhnya inilah yang melakukan, mengelola serta mengendalikan seluruh pihak yang sedang diadu-domba itu. Agar bisa diawasi dan diatur sepenuhnya, sesuai dengan targetnya. Sehingga tidak ada celah untuk berdamai.

Kadangkala Pihak Asing datang bak seorang Pahlawan untuk memberikan sumbangan, bantuan, dukungan, nasehat, saran dll demi mencari simpati. Supaya tidak kelihatan jikalau merekalah yang sesungguhnya memiliki kepentingan dan yang menjadi dalang, sekaligus sumber kejahatan.

Sambil melulu merampok Sumber Daya Alam yang ada, mereka senantiasa mengamati segenap perkembangan demi kepentingan dan keuntungannya sendiri.

Seperti cerita di dalam film ya?

Dulu saya-pun tidak percaya. Tetapi sesudah mempelajari dan mengingat kembali pelajaran Sejarah saat masih di Sekolah, serta ditambah setelah dewasa banyak keliling di dalam dan luar negeri, akhirnya membuat diri saya menjadi tersadar dan percaya.

Bahwa ternyata Negara kita yang tercinta ini memang amat sangat kaya raya. Sehingga saya sadar dan percaya, bahwa lantaran kekayaan yang berlimpah-ruah tersebut maka segala hal bisa terjadi. Terutama apabila kita tidak menyadari dan mewaspadai bahaya yang ada di balik kekayaan itu.

Janganlah sampai kita mengulang Sejarah Buruk, lebih lagi kebodohan di masa lalu.

Saat ini sepertinya kita sedang melihat sebuah Film. Padahal sebetulnya diri kita semuanya inilah yang sedang membuat film tersebut. Dan diri kita sendirilah yang menjadi pemain di filmnya itu. Sutradara dan produsernya bisa diri kita sendiri atau orang lain.

Anak dan cucu kita kelaklah yang nantinya bakalan menjadi penontonnya. Serta peran apa yang sedang kita mainkan pada saat ini, kelak pada suatu saat nanti pastinya akan selalu dikenang, diingat juga dilihat oleh mereka semuanya pula.

Ingin menjadi "Lakon" seperti Pengeran Diponegoro, Sentot Prawirodirdjo, Kyai Mojo, Sakera dll ialah pilihan dari diri kita sendiri. Bahkan untuk menjadi lakon utama, pembantu, pengganti dll juga adalah pilihan dari diri kita sendiri pula.

Namun ingatlah senantiasa, bahwa sejarah tentunya bakalan selalu mencatat. Serta anak dan cucu kita kelaklah yang nantinya akan menanggung seluruh akibatnya, entah yang baik maupun yang buruk.

Oleh karenanya, marilah bersama-sama membuat sejarah yang indah tentang diri kita sendiri, Bangsa dan Tanah Air yang tercinta ini. Pastinya yang nantinya bisa menjadi kebanggaan serta kenangan terbaik untuk dinikmati oleh anak dan cucu kita kelak.

Charles E. Tumbel.

--- Ide dan kreatifitas seseorang adalah hak milik yang tidak boleh ditiru / digandakan. Dilarang mengcopy artikel ini. Terima kasih. ---

Agama Itu Bagaikan Pasangan Hidup.

Kita akan mencari, mempelajari, memilih, menentukan dan memutuskan yang menurut diri kita sendiri yang paling terbaik, bukan yang menurut orang lain.

Kita akan selalu mengatakan bahwa pasangan hidup kita adalah yang paling tercakep, tercocok, tertepat, terhebat dan tersempurna untuk diri kita sendiri, bukan untuk orang lain.

Kita akan sangat marah dan membelanya mati-matian, apabila ada orang lain yang mengatakan hal buruk tentang pasangan hidup kita. Karena merasa bahwa hal tersebut bukanlah urusan dari orang lain.

Memilih dan menilai adalah hak asasi dari setiap manusia. Namun menjelekkan apalagi memperdebatkan pasangan hidup orang lain, bukanlah hal yang patut dan juga bukan pula sebuah hak asasi. Tetapi malah pelanggaran terhadap hak asasi itu sendiri.

Pasangan hidup dari setiap orang itu adalah jodoh yang sudah ditentukan oleh Tuhan YME. Sehingga kita tidak bisa menyalahkan seseorang atas keputusannya, di dalam menentukan pilihan tentang pasangan hidupnya. Demikian pula halnya dengan Agama.

Karena sesungguhnya hal tersebut adalah sebuah takdir. Yang merupakan wewenang penuh dari Tuhan YME sendiri, bukan dari sesama manusianya.

Charles E. Tumbel.

--- Ide dan kreatifitas seseorang adalah hak milik yang tidak boleh ditiru / digandakan. Dilarang mengcopy artikel ini. Terima kasih. ---

Demi Persatuan, Kesatuan Dan Keutuhan Bangsa Indonesia.

Akhir-akhir ini, berita-berita provokatif yang berisi penggiringan opini, hujatan, fitnahan, kebohongan dan ancaman terus-menerus ditebarkan di seluruh Media Sosial untuk memancing diri kita semuanya agar menjadi emosi, lupa diri serta tidak dapat berpikir dengan jernih.

Kesengajaan ini, seharusnya membuat diri kita malah menjadi sadar diri dan berpikir sejenak dengan jernih untuk mengamati tentang apa sebenarnya yang sedang terjadi serta mencermati tujuan yang sesungguhnya dari berita-berita provokatif tersebut.

Bukannya malah terpancing untuk ikut ke dalam "Perang Urat Saraf" dunia maya apalagi sampai terjebak ke dalam sebuah permainan yang sungguh sangat kejam ini.

Kesemuanya ini memang sengaja dibuat oleh pihak tertentu (tidak bisa kita ketahui siapa) yang memiliki tujuan amat sangat jahat kepada Bangsa dan Tanah Air kita yang tercinta.

Tujuan utamanya adalah untuk mengadu-domba dan memecah-belah Bangsa kita yang tercinta ini serta untuk menghilangkan Pancasila sekaligus Budaya Adiluhung yang kita miliki sejak jaman dahulu kala.

Sehingga persatuan, kesatuan dan keutuhan Bangsa kita yang tercinta ini nantinya akan terpecah-belah dengan sendirinya. Serta kita semuanya menjadi tercerai-berai lagi dan hidup menderita karena telah dikuasai oleh Bangsa Asing kembali.

Kita ini bukan sejenis Ikan atau sebangsa Hewan apapun lainnya yang mudah untuk dipancing apalagi dijebak oleh siapapun.

Tetapi kita semuanya ini adalah manusia yang telah diciptakan oleh Allah SWT untuk memiliki akal pikir dan hati nurani.

Sehingga seharusnya kita mampu untuk berpikir secara cerdas dan merasakan sesuatu dengan tepat atas setiap gejala ataupun kejadian yang sedang berlangsung.

Demi persatuan, kesatuan dan keutuhan Bangsa Indonesia yang tercinta ini, marilah kita semuanya mempergunakan akal pikir serta hati nuraninya masing-masing untuk menghentikan "Perang Urat Saraf" yang memang sengaja dibuat untuk memancing emosi, kesadaran diri juga kejernihan pikiran kita semuanya.

Bersama-sama kita jaga Pancasila, UUD '45, Sumpah Pemuda, Bhinneka Tunggal Ika, NKRI dan Budaya Adiluhung yang asli milik Bangsa kita sendiri.

Sebarkanlah terus keindahan, kebaikan, cinta, kasih serta sayang kepada Tanah Air dan saudara Sebangsa.

Buanglah sejauh-jauhnya segala bentuk penggiringan opini, hujatan, fitnahan, kebohongan dan ancaman serta mulailah kesemuanya itu dari diri kita sendiri.

Salam Cinta Tanah Air dan Saudara Sebangsa!

Charles E. Tumbel.
Pendiri Gerakan Cinta Tanah Air.

--- Ide dan kreatifitas seseorang adalah hak milik yang tidak boleh ditiru / digandakan. Dilarang mengcopy artikel ini. Terima kasih. ---

Minggu, 06 November 2016

Buah-buahan yang Sama Persis.

Buah janganlah dimakan Kulitnya, tetapi makanlah Isinya.

Setelah dimakan Isinya janganlah dibuang Bijinya, namun kumpulkanlah dan simpanlah di dalam tempat yang terbaik.

Sebab pada setiap Bijinya terdapat sesuatu yang ajaib dan amat sangat berkhasiat.

Yang kelak manakala ditanam, bakalan menumbuhkan sebuah Pohon yang bisa menghasilkan Buah kembali.

Buah-buahan yang sama persis, seperti Buah yang dahulu pernah kita makan.

Charles E. Tumbel.

--- Ide dan kreatifitas seseorang adalah hak milik yang tidak boleh ditiru / digandakan. Dilarang mengcopy artikel ini. Terima kasih. ---

Sabtu, 05 November 2016

Tetaplah Berbagi Keindahan, Kebaikan, Cinta, Kasih dan Sayang.

Saudara-saudaraku Sebangsa dan Setanah Air yang tercinta.

Setelah mendengarkan pernyataan Presiden Republik Indonesia beberapa saat yang lalu.

Terutama tentang adanya pihak-pihak tertentu yang diperkirakan telah menunggangi unjuk rasa di DKI Jakarta pada hari kemarin.

Maka dengan ini saya menghimbau agar seluruh saudara Sebangsa dan Setanah Air yang tercinta, khususnya yang berdomisili di DKI Jakarta.

Untuk kiranya senantiasa meningkatkan kewaspadaan, kesatuan, kekompakan, kebersamaan serta kepeduliannya.

Hindarilah segala sesuatu yang dapat merugikan persatuan, kesatuan serta keutuhan Bangsa dan Negara kita yang tercinta ini.

Segera berlakukan tradisi "Gotong-Royong Jaga Kampung" serta koordinasikan hal tersebut bersama BIMASPOL dan BABINSA setempat.

Jangan melakukan hal yang tidak terpuji, termasuk sifat individualistis dan mau selamat sendiri apalagi mau menang sendiri.

Karena saat ini yang dibutuhkan adalah kesatuan, kekompakan dan kebersamaan dari seluruh pihak.

Untuk saudara-saudara kita tercinta yang pada hari kemarin sudah menyampaikan pendapat yang sesuai dengan keyakinannya.

Presiden Republik Indonesia telah menerima pendapat anda dan beliaupun sudah mengucapkan terima kasih atas pendapat yang telah anda sampaikan tersebut.

Dengan demikian berarti tujuan anda sudah tercapai. Oleh sebab itu, demi kebaikan bersama maka kembalilah dengan damai ke tempat asal masing-masing.

Untuk apa lagi bertahan di DKI Jakarta kalau tujuan anda sudah tercapai?!

Apalagi diperkirakan telah ada pihak-pihak tertentu yang menunggangi unjuk rasa yang anda lakukan tersebut.

Sehingga terjadi beberapa kerusuhan pada malam harinya, yang tentunya hal tersebut dapat merugikan bahkan membahayakan diri anda sendiri, keluarga, orang lain, Warga DKI Jakarta dan Negara.

Pulang serta berkumpullah kembali bersama keluarga di rumah, yang tentunya sudah sangat merindukan dan mencemaskan anda semua.

Marilah kita semuanya, seluruh Bangsa Indonesia saling bergandengan-tangan, bahu-membahu serta bersatu-padu di dalam menjaga Tanah Air dan saudara Sebangsa yang tercinta.

Tetaplah berbagi keindahan, kebaikan, cinta, kasih dan sayang. Serta kita wujudkan bersama kedamaian di seluruh Indonesia demi tercapainya kejayaan Republik Indonesia.

Salam Cinta Tanah Air dan Saudara Sebangsa!

Charles E. Tumbel.
Pendiri Gerakan Cinta Tanah Air.

--- Ide dan kreatifitas seseorang adalah hak milik yang tidak boleh ditiru / digandakan. Dilarang mengcopy artikel ini. Terima kasih. ---

P E N T I N G !

Segeralah memberitahukan kepada RT masing-masing untuk mengadakan kegiatan Gotong-Royong Jaga Kampung. Serta senantiasa berkoordinasi dengan BIMASPOL dan BABINSA setempat.

Hindarilah semua provokasi yang malah dapat memanasi suasana dan membuat konflik horizontal.

Anjurkanlah rumah ibadah atau komunitas apapun untuk menjalankan aksi sosial yang dapat mendinginkan, menyejukkan dan mendamaikan suasana.

Janganlah terpancing oleh provokasi tetapi malah ajaklah siapapun untuk tetap terus berbagi keindahan, kebaikan, cinta, kasih serta sayang kepada Tanah Air dan saudara Sebangsa.

Dukunglah dengan sepenuhnya TNI dan POLRI serta jangan sampai terpecah-belah.

Salam Cinta Tanah Air dan Saudara Sebangsa!

Charles E. Tumbel.
Pendiri Gerakan Cinta Tanah Air.

--- Ide dan kreatifitas seseorang adalah hak milik yang tidak boleh ditiru / digandakan. Dilarang mengcopy artikel ini. Terima kasih. ---

Dengan Selalu Berbagi Keindahan, Kebaikan, Cinta, Kasih Serta Sayang.

Saudara-saudaraku Sebangsa dan Setanah Air yang tercinta.

Sehubungan dengan adanya unjuk rasa besar-besaran yang dilakukan oleh saudara-saudara Sebangsa dan Setanah Air kita yang tercinta pada hari ini di DKI Jakarta.

Yang mana hal tersebut dilakukan mereka dalam rangka untuk menyampaikan pendapat yang sesuai dengan keyakinannya dan hal tersebut juga dilindungi oleh Undang Undang Dasar 1945, Konstitusi Negara kita.

Maka atas dasar Budaya Adiluhung yang asli milik Bangsa kita sendiri, sekaligus sebagai wujud dari rasa cinta kepada Tanah Air dan saudara Sebangsa tanpa membedakan latar-belakangnya sedikitpun.

Saya mengajak seluruh komponen Bangsa yang tidak mengikuti unjuk rasa tersebut, untuk kiranya sudi dan berkenan memberikan sumbangan dalam bentuk apapun, kepada mereka yang sedang berunjuk rasa.

Sebagai saudara Sebangsa dan Setanah Air, kita harus dapat ikut merasakan yang sedang mereka rasakan saat ini. Penat, lelah, lesu, bosan dan jenuh pasti sedang mereka rasakan, sudah menjadi kewajiban kita semuanya untuk membantunya.

Adapun sumbangan yang akan diberikan, dapat berupa apapun. Terutama yang dirasa sangat diperlukan untuk membantu kenyamanan mereka selama melakukan unjuk rasa di Ibukota kita yang tercinta.

Kita adalah Bangsa Besar yang memiliki Budaya Adiluhung. Dan di dalam jiwa kita juga mempunyai Sifat Ksatria.

Kita terus tumbuh-kembangkan rasa cinta kepada Tanah Air dan saudara Sebangsa dengan selalu berbagi keindahan, kebaikan, cinta, kasih serta sayang, bukan dengan cara sebaliknya.

Kita harus selalu bergandengan-tangan, bahu-membahu serta bersatu-padu di dalam menjaga persatuan, kesatuan dan keutuhan Bangsa kita yang tercinta ini.

Jangan takut, segan apalagi sungkan untuk berbagi keindahan, kebaikan, cinta, kasih serta sayang kepada Tanah Air dan saudara Sebangsa. Karena hanya itulah cara untuk mendapatkan kedamaian dan kejayaan kita bersama.

Salam Cinta Tanah Air dan Saudara Sebangsa!

Charles E. Tumbel.
Pendiri Gerakan Cinta Tanah Air.

--- Ide dan kreatifitas seseorang adalah hak milik yang tidak boleh ditiru / digandakan. Dilarang mengcopy artikel ini. Terima kasih. ---

Jumat, 04 November 2016

Hukum yang Terlalu Diagungkan, Bisa Menghilangkan Budaya.

Demokrasi yang tidak terbatas dan yang cuma berdasarkan pada suara terbanyak saja, tidak akan pernah bisa mewujudkan Kemanusiaan "Yang Adil Dan Beradab", apalagi "Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat".

Karena demokrasi yang tidak terbatas dan yang hanya berdasarkan pada suara terbanyak belaka itu bakalan membentuk kelompok-kelompok yang eksklusif.

Dan kelompok-kelompok tersebut cuma akan berusaha untuk mensejahterakan kelompoknya sendiri semata demi menjaga keutuhan dari suara serta kekuatannya. Bukannya untuk mensejahterakan dan menjaga keutuhan Negara, lebih lagi Bangsanya.

Oleh sebab tidak bisa mewujudkan "Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab" dan "Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat", maka demokrasi yang tidak terbatas dan yang hanya berdasarkan pada suara terbanyak saja, mesti menggunakan Hukum sebagai "Panglima Tertingginya".

Hukum amat sangat diperlukan bagi setiap umat manusia, terutama untuk mengatur kehidupannya. Begitupun bagi setiap Negara, untuk mengatur kehidupan Bermasyarakat, Berbangsa dan Bernegaranya.

Namun Hukum dari Negara yang berbentuk demokrasi yang tidak terbatas dan yang cuma berdasarkan pada suara terbanyak belaka, tentunya tidak bakalan bisa berlaku "Setara". Karena hanya akan menguntungkan pihak mayoritasnya semata, sebab merekalah pemilik dari suara yang terbanyak.

Padahal seharusnya Hukum itu berlaku "Setara" kepada seluruh pihak yang ada di dalam Negara tersebut, dengan tanpa terkecuali. Dan tidak membeda-bedakan suara yang terbanyak maupun suara yang tersedikit.

Kalaupun Hukum bisa diberlakukan secara "Setara" kepada seluruh pihak tetapi terlalu diagung-agungkan, maka Hukum yang terlalu diagungkan itu tadi bisa menghilangkan Budaya, sebagai bentuk dari Kearifan Lokal yang sudah ada sejak jaman dahulu kala.

Padahal Kearifan Lokal yang telah ada semenjak jaman dahulu kala dan sudah menjadi Budaya Bangsa adalah Jati Diri sekaligus Jiwa dari Bangsa tersebut.

Manusia tanpa Jati Diri bagaikan "Tubuh Tak Berjiwa" atau cuma seperti sebuah Robot saja.

Oleh sebab itu, demokrasi yang kita anut tidaklah cocok apabila menggunakan demokrasi yang tidak terbatas dan yang hanya berdasarkan pada suara terbanyak belaka.

Karena disamping Budaya Adiluhung yang merupakan milik asli dari Bangsa kita sendiri dan yang mengajarkan "Musyawarah Untuk Mufakat" bakalan hilang, sekaligus Ideologi serta Dasar Negara kita ialah Pancasila, bukannya ideologi ataupun dasar negara yang lainnya. 

Sehingga Ideologi Pancasila yang adalah Dasar Negara resmi di Negara kita yang tercinta ini, wajib untuk senantiasa ada dan diutamakan di dalam seluruh kehidupan Bermasyarakat, Berbangsa apalagi Bernegara.

Marilah kita segera kembali kepada Pancasila, UUD '45, Sumpah Pemuda, Bhinneka Tunggal Ika, Budaya Nusantara dan Sejarah Nasional. Sebab memang inilah Jati Diri sekaligus Jiwa yang sesungguhnya dari Bangsa kita yang tercinta.

Charles E. Tumbel.

--- Ide dan kreatifitas seseorang adalah hak milik yang tidak boleh ditiru / digandakan. Dilarang mengcopy artikel ini. Terima kasih. ---

Kamis, 03 November 2016

Satu-satunya Kunci.

Tidak ada satupun manusia yang hidup di dunia yang fana ini yang sempurna, karena memang sudah begitulah kodratnya.

Semua manusia yang hidup itu pasti memiliki kekurangan, meskipun juga pasti memiliki kelebihan pula.

Kalau cuma melihat dari sisi kekurangannya belaka, maka kita akan selalu merendahkannya.

Begitupun kalau hanya melihat dari sisi kelebihannya semata, maka kita akan senantiasa memujanya.

Supaya bisa menyeimbangkan kekurangan dan kelebihan itu, diperlukan sebuah kebijaksanaan.

Hampir seluruh bagian yang ada pada tubuh manusia diciptakan saling berpasangan, kiri dan kanan.

Bukan karena kebetulan, tetapi memang karena kesengajaan agar segalanya menjadi seimbang.

Yang kanan menyeimbangkan yang kiri dan yang kiripun juga ikut menyeimbangkan yang kanan.

Sehingga tidak menjadi berat di kiri ataupun di kanan, namun bisa tepat berdiri tegak seimbang di tengah.

Tepat berdiri tegak seimbang di tengah, sambil tetap selalu menjaga yang ada di kiri dan di kanan.

Diibaratkan kiri adalah kekurangan dan kanan adalah kelebihan serta tengah adalah keadilan.

Maka dengan menyeimbangkan yang ada di kiri dan yang ada di kanan, pada akhirnya akan terciptalah sebuah keadilan.

Lihatlah kekurangan dan kelebihan milik orang lain dengan seimbang, apalagi milik diri kita sendiri. Serta berlakulah selalu dengan adil.

Sebab memang begitulah kehidupan di dunia yang fana ini, tiada satupun manusia yang mutlak kekurangannya dan kelebihannya.

Serta ingatlah senantiasa bahwa adil itu adalah satu-satunya kunci dari keberlangsungan kehidupan yang ada di dunia yang fana ini.

Charles E. Tumbel.

--- Ide dan kreatifitas seseorang adalah hak milik yang tidak boleh ditiru / digandakan. Dilarang mengcopy artikel ini. Terima kasih. ---

Menghidupkan Kembali Tradisi Gotong-Royong Jaga Kampung.

Seluruh saudara Sebangsa dan Setanah Air yang tercinta,

Dalam rangka mengembalikan Budaya Adiluhung yang asli milik Bangsa kita sendiri terutama untuk membangun kebersamaan, kerukunan dan persatuan yang tanpa perbedaan maka marilah kita semuanya turut berperan-serta di dalam menghidupkan kembali tradisi Gotong-Royong Jaga Kampung di wilayahnya masing-masing.

Tradisi Gotong-Royong Jaga Kampung yang sudah ratusan tahun kita miliki ini amat sangat ampuh untuk membangun kebersamaan, kerukunan dan persatuan dari kita semuanya.

Mulailah memberitahukan kepada RT masing-masing tentang kegiatan yang sangat positif ini serta ajaklah tetangga terdekat untuk bersama-sama menghidupkan kembali tradisi Gotong-Royong Jaga Kampung.

Saling bergandengan-tangan, bahu-membahu serta bersatu-padu di dalam keindahan, kebaikan, cinta, kasih dan sayang sebagai sesama mahluk berakal CiptaanNya.

Jangan terpengaruh oleh hal-hal yang buruk apalagi sampai terpecah-belah karenanya.

Selama hayat masih dikandung badan, kita harus selalu menjaga persatuan, kesatuan serta keutuhan Bangsa dan Tanah Air kita yang tercinta ini.
"Bersatu Kita Teguh, Bercerai Kita Runtuh".

Salam Cinta Tanah Air dan Saudara Sebangsa!

Charles E. Tumbel.
Pendiri Gerakan Cinta Tanah Air.

--- Ide dan kreatifitas seseorang adalah hak milik yang tidak boleh ditiru / digandakan. Dilarang mengcopy artikel ini. Terima kasih. ---

Rabu, 02 November 2016

Ciptaan, Milik dan KuasaNya Semata.

Jikalau Tuhan YME yang menciptakan, memiliki dan menguasai seluruh hal yang ada di Langit serta Bumi ini menghendaki kita hanya ada satu saja, juga sama di dalam segala hal pula, maka niscaya seluruhnya cuma bakalan ada satu belaka dan sama di dalam segala-galanya serta tidak mungkin ada yang lainnya.

Namun kita semuanya sudah diciptakan OlehNya untuk menjadi yang berbeda-beda. Baik pada roh, jiwa, tubuh, hati maupun akal-pikir.

Menciptakan perbedaan itu adalah Hak Mutlak dari Tuhan YME yang tidak boleh satu orang-pun manusia turut-serta di dalam mencampurinya.

Dan perbedaan itulah yang mendatangkan hikmah di dalam kehidupan di dunia yang fana ini termasuk adanya ilmu pengetahuan, wawasan, keadilan, kebijaksanaan, kearifan serta keindahan.

Hargai, hormati dan syukurilah segala sesuatu hal yang telah diciptakan OlehNya. Agar hidup di dunia yang fana ini bisa menjadi nikmat bagi seluruh mahluk yang sudah DiciptakanNya.

Serta janganlah pernah ingin mengingkari apalagi menyangkalnya, karena kita tidak mempunyai kekuatan apa-apa. Oleh sebab kesemuanya itu sepenuhnya hanyalah Ciptaan, Milik dan KuasaNya semata.

Charles E. Tumbel.

--- Ide dan kreatifitas seseorang adalah hak milik yang tidak boleh ditiru / digandakan. Dilarang mengcopy artikel ini. Terima kasih. ---

Jembatan Kasat Mata dan Tidak Kasat Mata.

Jikalau kehidupan sebelum kita dikandung di dalam rahim Ibunda yang tercinta dulu itu diibaratkan sebagai sebuah Pulau dan kehidupan setelah kelak tiada juga diibaratkan sebagai sebuah Pulau pula, maka kehidupan di Dunia yang fana ini adalah sebuah Jembatan yang menghubungkannya.

Secara Kasat Mata kita bisa melihat kehidupan dunia yang diisi oleh kesenangan dan kesedihan, lelaki dan perempuan, siang dan malam, langit dan bumi, lautan dan pegunungan serta lain-lain sebagainya yang kesemuanya itu pastinya akan selalu saling berpasangan.

Panjang dari tiap-tiap Jembatan itu adalah Rahasia Illahi yang sudah tertuliskan di dalam Buku Takdir milik DiriNya semata.

Setiap manusia dibekali dengan akal-pikir dan hati nurani yang berbeda-beda serta cara berjalan di Jembatan yang Kasat Mata yang bernama Dunia inipun juga tidak ada yang sama pula. Sesuai dengan anugerah yang berupa kemampuan dari akal-pikir dan hati nurani pada diri masing-masing.

Sesungguhnya, ada Jembatan lain yang Tidak Kasat Mata di Jembatan yang Kasat Mata yang bernama Dunia ini.

Yaitu sebuah Jembatan yang kita bangun sendiri pada setiap detiknya di dalam jiwa, hati dan pikiran yang terwujud pada setiap sikap, perkataan maupun perbuatan serta bisa menghasilkan sesuatu hal yang juga Tidak Kasat Mata pula yang disebut sebagai Pahala ataupun Dosa.

Jembatan yang Tidak Kasat Mata yang kita bangun sendiri tersebut akan mengantarkan untuk menuju ke Pulau Lain yang bernama Akherat, yang di dalamnya terdapat 2 buah Ruangan amat sangat Besar yang bernama, Surga dan Neraka.

Sekali lagi bahwa segala sesuatu itu pastinya selalu berpasangan, baik di Dunia yang Kasat Mata maupun yang Tidak Kasat Mata.

Begitu-pun adanya dengan Kebaikan dan Keburukan, Pahala dan Dosa maupun Surga dan Neraka.

Oleh sebab itu, senantiasalah berbuat kebaikan selama masih hidup di Jembatan yang bernama Dunia yang Kasat Mata ini. Agar terbangun Jembatan yang penuh dengan pahala di Dunia yang Tidak Kasat Mata.

Yang mana hal tersebut nantinya akan mengantarkan kita untuk menuju ke Ruangan amat sangat Besar yang bernama Surga di Pulau Lain yang bernama Akherat kelak.

Charles E. Tumbel.

--- Ide dan kreatifitas seseorang adalah hak milik yang tidak boleh ditiru / digandakan. Dilarang mengcopy artikel ini. Terima kasih. ---

Selasa, 01 November 2016

Pejuang Tanah Air Dan Kebangsaan.

Untuk memerangi dan melawan penjajahan ataupun kejahatan dengan cara mengadu-domba serta memecah-belah Bangsa kita seperti yang sedang terjadi pada saat ini, marilah kita terus-menerus membagikan keindahan dan kebaikan sekaligus menyebar-luaskannya.

Tidak perlu ikut berdebat dengan mereka, apalagi malah saling menghujat. Karena itu bukan Budaya dari Bangsa kita dan juga tidak akan membawa kebaikan.

Dengan terus-menerus kita menunjukkan keindahan dan kebaikan, pada akhirnya mereka pasti akan merasa malu serta tersadar atas kesalahannya.

Kita bukan Bangsa Barbar atau Orang Jahiliyah seperti mereka. Kita ini Bangsa Besar dan Berbudaya Adiluhung sejak jaman dahulu kala.

Kita bukan penyebar kejahatan, kebencian, adu-domba, permusuhan apalagi huru-hara.

Tetapi kita adalah Pejuang Tanah Air dan Kebangsaan yang menyebarkan keindahan, kebaikan, cinta, kasih serta sayang kepada Tanah Air dan saudara Sebangsa.

Ingatlah selalu bahwa kita adalah Bangsa Indonesia yang dulu pernah menguasai hampir separuh dunia berkat kearifan Budaya Adiluhung yang kita miliki.

Jauhilah segala bentuk kejahatan, kebencian, adu-domba, permusuhan dan huru-hara.

Kita merangkul saudara Sebangsa dan Setanah Air yang tercinta ini sebanyak-banyaknya. Terutama yang cinta kepada Pancasila, UUD '45, Sumpah Pemuda dan Bhinneka Tunggal Ika.

Janganlah gengsi apalagi malu untuk berbagi kebaikan dan keindahan yang ada demi ketenteraman bersama.

Biarkanlah mereka tertular kebaikan dari kita yang ada disini dan meninggalkan kebiasaan buruknya, akibat tertular oleh Budaya Asing yang rendah dari luar sana.

Kebaikan itu akan tertutupi apabila orang-orang baik tidak peduli lagi terhadap hal-hal baik yang dapat menularkan kebaikan kepada sesama.

Padahal orang-orang jahat terus-menerus menyebar-luaskan dan menularkan kejahatan kemana-mana.

Marilah kita besarkan hati dan jiwa serta bahu-membahu sekaligus bersatu melawan penjajahan dengan cara adu-domba serta pecah-belah terhadap Bangsa kita yang tercinta ini, dengan terus-menerus berbagi keindahan, kebaikan, cinta, kasih juga sayang kepada Tanah Air dan saudara Sebangsa.

Kalau pada jaman dahulu kala saja kita sudah mampu menguasai hampir separuh dunia dan mengusir para penjajah, maka seharusnya pada saat ini kita malah jauh lebih mampu daripada pada jaman itu.

Salam Cinta Tanah Air dan Saudara Sebangsa!

Charles E. Tumbel.
Pendiri Gerakan Cinta Tanah Air.

--- Ide dan kreatifitas seseorang adalah hak milik yang tidak boleh ditiru / digandakan. Dilarang mengcopy artikel ini. Terima kasih. ---