Selasa, 28 November 2017

Kulo Nuwun!

Mulai detik ini jikalau ada yang mengajak saya mengobrol, tetapi memakai bahasa "Lo-Gue, Ente-Ane, Yu-I, Ye-Ek dan lain-lain" yang bukannya Bahasa Indonesia ataupun Bahasa Daerah, maka dengan tegas bakalan saya blocked. Tidak cuma unfriend saja, namun blocked seterusnya, selama-lamanya, forever.

Saya tidak akan pernah menghargai, menghormati dan mau melakukan pertemanan dengan orang yang tidak menghargai serta menghormati Budaya Adiluhung dari Bangsa sendiri.

Bangsa saya ini, Bangsa yang besar, pemberani dan kesatria. Bukannya Bangsa yang kerdil, penakut apalagi pengecut. Camkan kata-kata itu!

Kami bukanlah Bangsa Pengekor, tetapi kami adalah Bangsa Pelopor. Dan oleh karena itulah kami dulu bisa merdeka. Merdeka dari cengkeraman para penjajah dengan perjuangan dan pengorbanan yang bertaruhkan harta, darah serta nyawa. Perjuangan suci nan gagah-perkasa demi berdiri tegaknya Bangsa dan Negara, Republik Indonesia, yang tercinta.

Tahukah bahwa disaat kami sedang berjuang dan berkorban untuk mengusir penjajah, banyak pengkhianat yang berdagang dengan mereka secara terang-terangan, tanpa merasa malu serta bersalah lebih lagi berdosa sebab telah mendukung juga memihak musuh pula.

Para pengkhianat tersebut dulu malahan membentuk pasukan, bahkan mendirikan negara sendiri untuk melawan para pejuang yang sedang menyabung nyawa di medan laga demi Bangsa dan Negaranya yang tercinta. Mereka yang lebih licik dan picik, menjadi memata-mata serta melaporkan keberadaan pejuang kepada musuh.

Sekarang sudah merdeka. Para pengkhianat itu telah melebur menjadi satu dengan kita. Tidak ada satupun yang tahu siapa-siapa yang dahulunya Si Pengkhianat, Si Mata-mata, Si Pelapor, Si Pengikut dan Si Pengagum dari Bangsa Asing, para Penjajah. Sejarah perjuangan seakan-akan sudah terkubur dengan amat sangat dalam.

Anak Pejuang mestilah bakalan tetap senantiasa berjuang serta membela demi meneruskan berdiri tegaknya Bangsa dan Negara, Republik Indonesia, yang tercinta. Persis seperti yang telah dilakukan oleh orang tuanya. Panggilan hati, jiwa dan darah yang tanpa mengenal pamrih, imbalan serta pengakuan. Jati diri sebagai Anak Pejuang.

Pertahankanlah selalu Budaya Adiluhung yang asli milik dari Bangsa sendiri. Serta jagalah Bangsa dan Negara kita yang tercinta ini, sekaligus janganlah menjadi pengkhianat. Merdeka!

Charles E. Tumbel.

--- Ide dan kreatifitas seseorang adalah hak milik yang tidak boleh ditiru / digandakan. Dilarang mengcopy artikel ini. Terima kasih. ---

Kelebihan dan Kekurangan.

Manusia mampu untuk mengarungi Samudera, namun tidak mampu untuk mengarungi Pikirannya sendiri.
Manusia mampu untuk menaklukkan Dunia, namun tidak mampu untuk menaklukkan Hatinya sendiri.
Manusia mampu untuk menjelajahi Angkasa, namun tidak mampu untuk menjelajahi Jiwanya sendiri.
Manusia mampu untuk menjabarkan Jagat Raya, tetapi tidak mampu untuk menjabarkan Dirinya sendiri.

Itulah kelebihan dan kekurangan yang ada pada diri setiap umat manusia.

Charles E. Tumbel.

--- Ide dan kreatifitas seseorang adalah hak milik yang tidak boleh ditiru / digandakan. Dilarang mengcopy artikel ini. Terima kasih. ---

Jumat, 17 November 2017

Bapak Ananda Sukarlan Dan Budaya Adiluhung.

Oleh : Charles E. Tumbel.

Sebetulnya saya tidak ingin ikut-ikutan berkomentar tentang "sikap langka" yang terjadi pada saat berlangsungnya acara "Peringatan 90 Tahun Kolese Kanisius" beberapa hari yang lalu. Namun karena menurut diri saya pribadi bahwa hal tersebut bisa berdampak pada Budaya Adiluhung yang asli milik dari Bangsa kita sendiri, sekaligus akan menjadi celah masuk bagi Pihak Ketiga yang dari jaman dulu memang menginginkan keutuhan dari Bangsa dan Negara kita yang tercinta ini tercerai-berai, maka saya jadi terpanggil untuk ikut berkomentar.

Mengingat saya cuma mengetahui dari berita yang beredar di Media Sosial saja. Serta untuk kebaikan bersama, juga mengembalikan Budaya Adiluhung yang asli milik dari Bangsa kita sendiri, sekaligus menghindari apabila ada upaya dari Pihak Ketiga yang akan memanfaatkan segala bentuk isu hanya untuk mencerai-beraikan Bangsa dan Negara kita yang tercinta ini, maka saya berusaha untuk berkomentar yang seobyektif mungkin (tentunya yang sesuai dengan kemampuan dari diri saya pribadi) demi kebahagiaan Ibu Pertiwi beserta segenap putra-putrinya.

Saya pribadi mengakui bahwa Pesta Demokrasi yang terjadi pada saat berlangsungnya Pilkada Serentak 2017, terutama di DKI Jakarta memang amat sangat luar biasa. Tidak hanya luar biasa gegap-gempitanya, tetapi juga menyedihkannya dan berbahayanya. Luar biasa menyedihkannya, karena hampir seluruh Warga Negara Indonesia dimanapun berada menjadi terkotak-kotak di dalam aksi dukung-mendukung figur politik. Luar biasa membahayakannya, karena segala cara sepertinya boleh dipergunakan cuma untuk mendapatkan sebuah jabatan belaka.

Jabatan yang hanya untuk kepentingan di dunia yang sifatnya cuma sementara dan sesaat ini belaka.

Saya sangat menghormati dan menghargai serta memaklumi dengan "sikap langka" yang telah dilakukan oleh Bapak Ananda Sukarlan pada saat berlangsungnya acara tersebut. Namun hal itu bukan berarti membenarkannya. Karena tindakan "Walk Out" itu sendiri bukanlah Budaya Adiluhung, apalagi yang asli milik dari Bangsa kita sendiri. "Walk Out" atau meninggalkan tempat karena ketidak-setujuan atas sesuatu hal pada saat berlangsungnya sebuah kegiatan adalah cara pintas yang kurang anggun lagi indah, apalagi bisa menyelesaikan sumber dari masalah yang sebenarnya.

Hal ini biasanya dilakukan oleh Bangsa Asing untuk menunjukkan ketidak-setujuan atas sesuatu. Kalau Bangsa kita sendiri, yang dilakukan adalah musyawarah untuk mufakat.

Tindakan "Walk Out" hanya akan meninggalkan pesan dan kesan tentang sebuah ketidak-setujuan dari diri pribadi belaka. Tanpa memberikan kesempatan yang luas kepada pihak-pihak lainnya untuk melakukan hal-hal yang bisa berguna di dalam menyelesaikan sumber dari masalah yang sebenarnya. Hal seperti ini tidak akan membawa kebaikan bagi semua pihak, kecuali cuma kepuasan pribadi di dalam diri pelakunya saja. Sedangkan bagi Pihak Ketiga yang sedang terus mengintai dan ingin memanfaatkan isu apapun untuk mencerai-beraikan, ini adalah peluang emas.

Yang saya sampaikan disini tentang dampak dari sebuah tindakan yang bernama "Walk Out" secara umum. Bukan mengatakan bahwa Bapak Ananda Sukarlan cuma ingin mencari kepuasan pribadi dengan melakukan tindakan "Walk Out" tersebut. Karena secara garis besar saya bisa menangkap dari pernyataan yang telah disampaikan beliau pada saat memberikan sambutan setelah menerima penghargaan di acara yang sama (sesudah melakukan tindakan "Walk Out") bahwa beliau melakukan tindakan tersebut sebagai wujud dari sebuah kritik yang ditujukan kepada pihak Panitia.

Terlepas dari semuanya itu, kita harus selalu menggunakan Budaya Adiluhung yang asli milik dari Bangsa kita sendiri. Disamping agar tidak hilang karena tergantikan oleh Budaya Asing, juga itulah satu-satunya cara yang paling terampuh untuk menjaga keutuhan dari Bangsa dan Negara kita yang tercinta ini. Bukan Budaya yang "Adigang, Adigung, Adiguna" ataupun yang "Sopo Siro, Sopo Ingsun" apalagi yang "Membakar Untuk Merampok". Tetapi yang "Sakti Tanpo Aji-aji. Sugih Tanpo Bondo, Nglurug Tanpo Bolo, Wibowo Tanpo Murko, Perang Tanpo Tanding, Munggah Tanpo Ngideg, Menang Tanpo Ngasorake".

Kita semuanya harus selalu ingat dan sadar bahwa sejak sebelum Pilpres 2014 sampai dengan detik ini sesudah Pilkada Serentak 2017, situasi politik di Negara kita yang tercinta ini masih amat sangat tidak sehat. Padahal tahun depan akan berlangsung Pilkada Serentak 2018 dan setelah itu Kampanye Pilleg serta Pilpres kemudian Pemilu 2019. Kalau hal-hal yang berbau politik demi kepentingan Perorangan ataupun Golongan tertentu ini tidak segera diakhiri, maka bukan kemajuan Bangsa dan Negara lagi yang akan kita dapatkan tetapi malah kehancurannya.

Apalagi ada Pihak Ketiga yang memang dari jaman dulu menginginkan Bangsa dan Negara kita yang tercinta ini tercerai-berai. Agar satu-persatu Daerah yang kita miliki, bisa dikuasai oleh mereka untuk dikeruk kekayaannya. Sehingga isu apapun akan digunakan sebagai alat untuk mencerai-beraikan. Mereka ini sangat ahli di dalam membuat fitnahan dan menyebarkan kebencian serta permusuhan. Hal yang tidak terjadi saja bisa dibuat seolah terjadi, apalagi yang sungguh terjadi. Jangan pernah membukakan celah yang bisa dimanfaatkan oleh mereka untuk mencerai-beraikan kita.

Pesta Demokrasi berupa Pilpres 2014 dan Pilkada Serentak 2017 telah usai dilaksanakan. Kepala Negara (2014) dan para Kepala Daerah yang mengikuti Pilkada Serentak 2017 sudah terpilih serta dilantik. Segala hal yang telah terjadi dan berlalu sebelum dan sesudah Pilpres 2014 maupun sebelum dan sesudah Pilkada Serentak 2017, baik ataupun buruk, harus bisa diterima dengan jiwa yang besar, pikiran yang panjang serta hati yang lapang. Juga diambil hikmahnya dan menjadikannya sebagai pelajaran berharga untuk Pesta Demokrasi yang akan datang.

Waktu terus berjalan dan Pemerintahan Negara serta Daerah juga harus tetap terus berjalan pula. Demi tercapainya Cita-cita Luhur dari para Bapak Pendiri Bangsa dan Negara yang tercinta. Siapapun yang telah terpilih dan dilantik sebagai Kepala Negara serta Kepala Daerah haruslah dihormati sesuai dengan porsinya. Hal-hal yang dianggap tidak sesuai maupun yang diri kita sendiri tidak setujui ataupun sukai, haruslah disampaikan dan ditunjukkan dengan cara yang anggun lagi indah. Tentunya cara yang sesuai dengan Budaya Adiluhung yang asli milik dari Bangsa kita sendiri.

Sebab apabila tidak disampaikan dan ditunjukkan dengan cara yang anggun lagi indah yang sesuai dengan Budaya Adiluhung yang asli milik dari Bangsa kita sendiri, maka hal seperti ini akan terus terulang karena dicontoh oleh orang lain. Dan apabila terus terulang karena dicontoh oleh orang lain, maka gesekan akibat dari adanya aksi dukung-mendukung figur politik yang sudah terjadi sebelumnya, akan menjadi semakin kuat. Padahal setelah ini akan ada Pesta Demokrasi lagi dan juga ada Pihak Ketiga yang terus mencari cara serta celah untuk mencerai-beraikan kita pula.

Kita tidak boleh membenarkan apalagi menerima cara yang keji dalam bentuk apapun dan pada kegiatan manapun, termasuk politik. Tetapi kita juga tidak boleh membalas cara yang keji itu tadi dengan cara yang sama kejinya, sebab cara yang keji itu adalah dosa dan nista. Serta sampai kapanpun tidak akan pernah ada habisnya. Karena akan terus saling membalas, tidak peduli siapapun nanti yang menjadi pemimpinnya. Gunakanlah cara yang sesuai dengan Budaya Adiluhung yang asli milik dari Bangsa kita sendiri untuk menyadarkan sekaligus menghentikannya.

Demi masa depan yang gemilang dari Bangsa dan Negara kita yang tercinta, maka utamakanlah selalu kepentingan Bangsa dan Negara. Hal-hal yang bisa merusak masa depan dari Bangsa dan Negara kita yang tercinta ini, termasuk yang bisa merusak Budaya Adiluhung yang asli milik dari Bangsa kita sendiri, harus segera dihentikan. Tunjukkanlah kebesaran dari Budaya Adiluhung yang asli milik dari Bangsa kita sendiri kepada seluruh dunia. Dan gunakanlah Budaya Adiluhung yang asli milik dari Bangsa kita sendiri ini untuk melawan segala hal yang tidak berbudaya.

Budaya Adiluhung yang asli milik dari Bangsa kita sendiri adalah benteng pertahanan terakhir untuk menjaga keutuhan dari Bangsa dan Negara kita yang tercinta ini. Apabila Budaya Adiluhung yang asli milik dari Bangsa kita sendiri ini rusak, maka keutuhan dari Bangsa dan Negara kita yang tercinta ini juga akan ikut menjadi rusak pula. Seluruh Warga Negara Indonesia dimanapun berada, wajib untuk menjaga dan melestarikan Budaya Adiluhung yang asli milik dari Bangsa kita sendiri. Jangan biarkan siapapun merusak Budaya Adiluhung yang asli milik dari Bangsa kita sendiri.

Selebihnya selamat hari ulang tahun yang ke 90 kepada Kolese Kanisius. Selamat kepada Bapak Ananda Sukarlan dan para Alumni Kolese Kanisius yang telah menerima penghargaan. Juga selamat kepada pihak Panitia, baik SC maupun OC. Teruslah meraih prestasi yang gemilang demi mengharumkan nama besar dari Bangsa dan Negara kita yang tercinta ini. Serta marilah kita jaga dan lestarikan bersama Budaya Adiluhung yang asli milik dari Bangsa kita sendiri. Semoga hal apapun yang bertentangan dengan Budaya Adiluhung yang asli milik dari Bangsa kita sendiri, tidak terulang kembali di Tanah Air kita yang tercinta ini. Aamiin.

Salam Cinta Tanah Air dan Saudara Sebangsa!
Hidup Pancasila!
Hidup Bangsa Indonesia!
Hidup Republik Indonesia.

Surabaya, 16 November 2017.
Charles E. Tumbel.

--- Ide dan kreatifitas seseorang adalah hak milik yang tidak boleh ditiru / digandakan. Dilarang mengcopy artikel ini. Terima kasih. ---

Kamis, 16 November 2017

Jadilah Orang Tua yang Selalu Bijak.

Semua orang pastinya terlahir baik, suci dan mulia. Tidak ada satupun yang terlahir jahat, kotor dan hina.

Tetapi cara mengasuh, merawat, mendidik, mengajar, membina dan membesarkan serta contoh-contoh dari perilaku sehari-hari yang sengaja ataupun tidak sengaja terlihat, baik dari kedua orang tua maupun lingkungan yang ada di sekitarnya, akhirnya membentuk jiwa seseorang menjadi baik ataupun tidak baik.

Oleh sebab itu jadilah orang tua yang selalu bijak di dalam sikap, perkataan maupun perbuatan. Dan senantiasa memberikan suri tauladan dimanapun berada, juga hiduplah di lingkungan yang baik pula.

Charles E. Tumbel.

--- Ide dan kreatifitas seseorang adalah hak milik yang tidak boleh ditiru / digandakan. Dilarang mengcopy artikel ini. Terima kasih. ---

Sekolah yang Bernama Kehidupan.

Sekolah yang paling Besar, Unik, Berat, Sulit dan Lama adalah Sekolah yang bernama Kehidupan.

Ujiannya tidak pernah diberitahukan terlebih dahulu.

Ulangannya berupa cobaan yang tidak mengenal waktu.

Godaannya datang setiap saat dan dari segala penjuru.

Belajarnya terus-menerus tanpa batasan usia tertentu.

Rapornya tidak diambil di bekas sekolah yang dulu.

Kelulusannya tidak ada satupun yang pernah tahu.

Ijazahnya terbuat dari seonggok batu.

Charles E. Tumbel.

--- Ide dan kreatifitas seseorang adalah hak milik yang tidak boleh ditiru / digandakan. Dilarang mengcopy artikel ini. Terima kasih. ---

Rabu, 15 November 2017

Bersedekahlah, Walaupun Dengan Hati.

Seandainya ada seseorang yang mendadak terkena serangan jantung dan meninggal dunia atau ada seseorang yang sekonyong-konyong terjatuh pingsan dan tidak siuman atau ada seseorang yang tiba-tiba menjadi korban kejahatan dan tergeletak di depan mata kepala kita sendiri,

Apakah kita cuma akan memperhatikannya saja?
Apakah kita cuma akan mendiamkannya saja?
Apakah kita cuma akan membiarkannya saja?
Apakah kita cuma akan berpura-pura tidak melihat dan mengetahuinya saja?
Atau apakah kita malahan hanya akan memandangnya secara sinis dan mencibirnya belaka?

Meskipun sebenarnya Si Korban adalah orang yang baik, tidak bersalah juga tidak mengetahui apa-apa pula. Wahai saudara-saudaraku bersedekahlah, walaupun dengan hati.

Charles E. Tumbel.

--- Ide dan kreatifitas seseorang adalah hak milik yang tidak boleh ditiru / digandakan. Dilarang mengcopy artikel ini. Terima kasih. ---

Selasa, 14 November 2017

Karena Sesungguhnya.

Kita seharusnya segera kembali kepada Al Quran Nur Karim. Karena jikalau tidak, pastinya bakalan terus-menerus terjadi perdebatan tentang dalil dari setiap Aliran yang berbeda-beda.

Padahal sumbernya cuma ada 1 saja, yaitu Kitabullah Al Quran Nur Karim. Pembawanya juga cuma ada 1 saja, yaitu Rasulullah Muhammad SAW. Dan PemberiNya juga cuma ada 1 saja pula, yaitu Allah SWT.

Cinta dan sembahlah hanya kepada Allah SWT semata, sebagaimana yang telah diperintahkan serta dijalankan oleh Nabi Muhammad SAW juga para Nabi sebelumnya pula. Dengan cara, seperti yang sudah diwahyukan dan dituliskan di dalam Kitab-kitab SuciNya.

Jadi bukannya menyembah kepada Nabi (orang), Kitab (benda) dan Ajaran (jalan / cara).

Tetapi cuma cinta dan menyembah kepada Allah SWT semata, yaitu Zat Yang Maha Hidup, Maha Mulia, Maha Suci, Maha Kekal, Maha Kuasa, Maha Pencipta serta Maha Dari Segala-galanya.

Dengan senantiasa mengamalkan seluruh Perintah yang ada di Ajaran-ajaran yang telah diturunkan oleh DiriNya melalui Wahyu-wahyuNya kepada setiap Rasul-rasulNya di dalam kehidupan sehari-hari.

Janganlah sampai kita malahan menjadi bagian atau bahkan pemicu dari permusuhan, apalagi perpecahan.

Sebab sesungguhnya, "Orang Yang Telah Beragama Itu Adalah Orang Yang Selalu Menjaga Tali Silaturahmi, Berbuat Kebajikan, Menyebarkan Kebenaran, Berlaku Adil Dan Menjalin Persaudaraan Demi Kebaikan Sesama CiptaanNya".

Charles E. Tumbel.

--- Ide dan kreatifitas seseorang adalah hak milik yang tidak boleh ditiru / digandakan. Dilarang mengcopy artikel ini. Terima kasih. ---

Ekstrem.

Tidak ada satupun ajaran dari suatu Agama yang bakalan membuat diri kita menjadi Ekstrem. Sebab memang tidak ada ajaran dari suatu Agama apapun yang mengajarkan pengikutnya untuk menjadi Ekstrem. Dan Ekstrem bukanlah sebuah perwakilan dari suatu Agama manapun.

Ekstrem terjadi lantaran ketidak-tahuan individu tentang ajaran dari suatu Agama secara menyeluruh. Atau karena ketidak-mampuan individu di dalam menyerap dan mengamalkan ajaran dari suatu Agama yang disebabkan oleh sifat serta karakter yang buruk dari individu itu sendiri.

Sehingga Ekstrem adalah sebuah perwakilan atas ketidak-tahuan dan ketidak-mampuan sekaligus merupakan sifat serta karakter yang buruk dari sesosok individu, bukannya dari suatu Agama.

Charles E. Tumbel.

--- Ide dan kreatifitas seseorang adalah hak milik yang tidak boleh ditiru / digandakan. Dilarang mengcopy artikel ini. Terima kasih. ---

Senin, 06 November 2017

Belajar.

Kebaikan dan Keburukan...
Kebenaran dan Kesalahan...
Kemudahan dan Kesulitan...
Kekhilafan dan Keinsyafan...
Kelebihan dan Kekurangan...
Kesenangan dan Kesedihan...
Kepandaian dan Kebodohan...
Keberhasilan dan Kegagalan...
Selalu silih berganti mewarnai...

Di dalam keterbatasan diri...
Ku belajar 'tuk memahami...

Seiring dengan berlarinya Sang Waktu dan teriknya Si Matahari...
Ku belajar 'tuk memaknai...

Bagaikan Sang Waktu yang tak pernah bisa terkejar...
Bagaikan Si Matahari yang tak pernah letih bersinar...
Ku 'kan senantiasa belajar...

Charles E. Tumbel, 01 - 11 - 2013.

--- Ide dan kreatifitas seseorang adalah hak milik yang tidak boleh ditiru / digandakan. Dilarang mengcopy artikel ini. Terima kasih. ---

Sabtu, 04 November 2017

Selebihnya, Biarkanlah!

Jadilah diri sendiri dan janganlah takut terhadap penilaian orang lain. Sebab kita tidak bakalan pernah bisa merubah cara berpikir mereka.

Pemikir negatif tidak bisa berubah menjadi pemikir positif, begitupun dengan sebaliknya. Karena memang hidup membutuhkan keduanya sebagai keseimbangan.

Yang terpenting, janganlah pernah merugikan orang lain. Selalulah berbuat kebaikan dan hargai serta hormatilah siapapun. Selebihnya, biarkanlah!

Charles E. Tumbel.

--- Ide dan kreatifitas seseorang adalah hak milik yang tidak boleh ditiru / digandakan. Dilarang mengcopy artikel ini. Terima kasih. ---

Tatkala Sang Roda Kehidupan Sedang Diputar Kembali.

Banyak di antara kita yang suka sekali menceritakan kegagalan dari orang lain dan bahkan sampai mencari berita tentang kegagalan yang sedang dialami oleh orang tersebut, cuma untuk menjatuhkannya belaka.

Setiap orang pastilah pernah mengalami kegagalan. Dan kegagalan itu, adalah sebuah Pelajaran yang paling terbaik untuk menuju ke tahapan berikutnya yaitu, keberhasilan.

Ketahuilah bahwa sesungguhnya hanya orang-orang yang gagal dan tidak mampu untuk bangkit kembali serta orang-orang yang hatinya penuh dengan perasaan iri, dengki sekaligus dendam saja yang suka menceritakan kegagalan milik orang lain.

Besarkanlah jiwa, berpikirlah positif dan selalu ceritakanlah kebaikan milik orang lain. Agar suatu saat kelak, tatkala Sang Roda Kehidupan sedang diputar kembali dan ternyata malahan diri kita sendiri yang mengalami kegagalan, maka orang lainpun tidak akan ikut menjatuhkan.

Semoga kita semuanya tidak termasuk orang yang gagal apalagi penuh dengan perasaan iri, dengki dan dendam. Aamiin.

Charles E. Tumbel.

--- Ide dan kreatifitas seseorang adalah hak milik yang tidak boleh ditiru / digandakan. Dilarang mengcopy artikel ini. Terima kasih. ---

Kamis, 02 November 2017

Terobsesi kepada Agama.

Agama adalah urusan pribadi antara diri kita sendiri dengan Sang Maha Pencipta. Negara cuma berkewajiban untuk membantu, mengawasi dan melindunginya saja.

Yang dilarang seharusnya yang tidak beragama, apalagi yang tidak beribadah. Bukannya malahan yang beragama dan ingin beribadah kepada Sang Maha Pencipta.

Manusia tidak boleh menghalang-halangi, lebih lagi melarang mahluk apapun yang ingin beribadah kepada Sang Maha Pencipta.

Tentunya untuk tatacara ibadah yang benar dan sesuai dengan Agama yang telah diakui secara sah oleh Negara.

Karena hal tersebut bukannya hanya pelanggaran terhadap hak asasi individu belaka. Tetapi juga pelanggaran atas kewajiban yang sudah ditetapkan oleh Sang Maha Pencipta kepada seluruh mahluk CiptaanNya pula.

Banyak orang yang terobsesi kepada Agama yang sebetulnya cuma merupakan sebuah Jalan dan Cara semata, bukannya terobsesi kepada Sang Maha Pencipta.

Sehingga yang terjadi kekhawatiran tanpa dasar, sebab dan alasan yang jelas. Sekaligus hanya pengakuan dan pembenaran pribadi atas keyakinan yang dianut oleh dirinya sendiri saja.

Apabila yang dicari itu cuma Agama belaka, tentunya bakalan ada banyak perbedaan. Karena setiap umat manusia ditakdirkan untuk memiliki akal pikir dan sudut pandang yang berbeda-beda.

Namun jikalau yang dicari itu hanyalah Sang Maha Pencipta semata, maka pastinya tidak akan ada perbedaan. Terkecuali kecemasan pribadi, oleh sebab khawatir amal dan ibadahnya tidak diterima oleh DiriNya.

Carilah cuma Sang Maha Pencipta belaka melalui Agama, bukannya hanya mencari Agama saja. Karena Sang Maha Pencipta itu Maha Pengasih, Maha Penyayang, Maha Adil, Maha Bijaksana, Maha Pengampun dan maha dari segala hal yang suci, luhur serta mulia.

Dan dengan cuma mencari Sang Maha Pencipta semata, kita tidak hanya bakalan mendapatkan kebaikan belaka tetapi juga kebenaran, keadilan, kedamaian serta kebahagiaan pula.

Charles E. Tumbel.

--- Ide dan kreatifitas seseorang adalah hak milik yang tidak boleh ditiru / digandakan. Dilarang mengcopy artikel ini. Terima kasih. ---

Adalah Cara yang Paling Bijaksana.

Segala sesuatu yang ada di dalam kehidupan dunia yang fana ini, pastilah tidak sempurna.
Masalah demi masalah, pastinya bakalan senantiasa ada.

Niat yang tulus dan ikhlas untuk menyelesaikan masalah, fokus pada sumber masalah, tidak menambah masalah dengan masalah yang baru, mencari jalan keluar yang terbaik, membuat penyelesaian masalah yang dapat membawa kebaikan bersama, tidak membuat pernyataan yang terlalu banyak apalagi menyerang salah satu pihak serta mampu menciptakan suasana yang bisa menenteramkan hati seluruh pihak adalah cara yang paling bijaksana.

Charles E. Tumbel.

--- Ide dan kreatifitas seseorang adalah hak milik yang tidak boleh ditiru / digandakan. Dilarang mengcopy artikel ini. Terima kasih. ---