Selasa, 23 April 2013

Jiwa Yang Terjajah.

Apabila kita mendengar kata terjajah maka yang terbayang ialah suatu keadaan yang sangat kejam, penuh kekerasan, pemaksaan, penguasaan, tekanan, penaklukan dan ketidak-bebasan lainnya. Hal tersebut tidaklah salah meskipun juga tidak sepenuhnya benar.
Terutama jikalau dikaitkan dengan kemajuan akal pikir dari umat manusia pada saat ini.
Penjajahan yang pada jaman dahulu kala dilakukan secara terbuka, terang-terangan, keras, kasar dan kelihatan maka pada saat ini sudah berubah.
Penjajahan pada saat ini dilakukan dengan cara yang lebih halus, tersembunyi dan terselubung sehingga tidak terasa apalagi kelihatan meskipun pada intinya, tujuannya tetap sama saja yaitu menguasai harta kekayaan negara lain.
Tanah Air kita yang memiliki sumber kekayaan alam yang sangat berlimpah-ruah serta penduduknya yang beraneka-ragam baik dari suku, agama, ras maupun juga budayanya dan letak geografisnya yang terpisah-pisahkan oleh begitu banyak lautan, amat sangat rentan terhadap penjajahan.
Kalimat ini bukan sebuah isapan jempol belaka atau hanya untuk menakuti-nakuti saja. Namun merupakan kenyataan dan sejarah telah membuktikan bahwa Bangsa kita yang tercinta ini pernah dijajah selama ratusan tahun oleh beberapa Bangsa Asing tanpa ada perlawanan yang berhasil.

Awal Mula Terjadinya Penjajahan Dan Strategi Dalam Menjajah Bangsa Kita.
Dengan runtuhnya Kerajaan Mojopahit, Bangsa kita mulai terpecah-belah dan Bangsa Asing masuk untuk menguasai daerah bekas wilayah Kerajaan Mojopahit tersebut.
Mereka masuk ke Bumi Nusantara kita yang tercinta ini dengan tidak langsung menjajah. Tetapi berpura-pura  dulu sebagai pedagang yang membeli hasil bumi dan kekayaan alam lainnya untuk dibawa pulang (baca: dijual) ke negara asalnya atau ke negara lainnya.
Mereka juga membawa barang-barang untuk dijual atau ditukarkan dengan barang yang tidak dihasilkan di Bumi Nusantara kita pada saat itu.
Setelah dapat mengambil hati penduduk Bumi Nusantara yang merasa diuntungkan dengan perdagangan tersebut, secara perlahan-lahan mereka menguasai Bumi Nusantara. Dan mulai mendatangkan lebih banyak orang dari negara asalnya, dengan alasan demi menjaga barang dagangannya yang telah mereka investasikan disini.
Bangsa kita yang sejak jaman dahulu kala dikenal ramah dan penuh dengan sopan santun, tidak merasa bahwa Bangsa Asing akan berniat jelek sehingga akhirnya lengah.
Sesudah Bangsa Asing mendatangkan begitu banyak orang dari negara asalnya, mereka mulai membangun kekuatan. Setelah kekuatan mereka bertambah besar dan kuat, baru kita tersadar bahwa sebetulnya telah dikuasai oleh mereka.
Inilah awal mula terjadinya penjajahan di Bumi Nusantara kita yang tercinta ini.
Pihak penjajah yang pada masa itu sudah jauh lebih maju pemikirannya, telah sangat mengenal karakteristik bangsa kita sehingga mereka dengan mudah bisa menguasai (baca: menjajah) setiap daerah di Tanah Air kita yang tercinta.
Mereka hanya cukup membuat status sosial tertentu pada masyarakat (rakyat, pegawai pemerintah, pegawai swasta, tentara, ningrat dll) atau dengan kata lain mengkotak-kotak masyarakat berdasarkan pada  suku, agama dan ras ( yang pada saat ini dikenal dengan SARA) serta mengendalikan kelompok tertentu untuk melakukan politik adu-domba.
Supaya tidak terjadi persatuan di antara Anak Bangsa, tetapi malah terjadi perpecahan. Hal tersebut tentu akan sangat menguntungkan mereka di dalam menguasai Tanah Air kita yang tercinta ini dengan secara menyeluruh.

Bangkitnya Kesadaran Dan Awal Mula Perjuangan Kebangsaan.
Setelah berabad-abad dijajah dan dampaknya dirasakan oleh semua golongan terutama kaum intelektual yang idealis serta memiliki jiwa persatuan dan semangat anti penjajahan yang tinggi, maka barulah disadari bahwa untuk melawan para penjajah tidak hanya dengan modal keberanian saja.
Tetapi juga persatuan dan kesatuan di dalam sebuah aksi perlawanan yang serempak serta serentak dari seluruh daerah yang telah dikuasai oleh para penjajah tadi.
Yang menjadi masalah pokok pada masa itu adalah belum adanya formula yang ampuh untuk menyatukan seluruh daerah yang sudah dikuasai oleh penjajah selama berabad-abad.
Akhirnya setelah melalui perjalanan dan pemikiran yang panjang, barulah teringat kembali bahwa seluruh daerah yang telah dijajah terutama oleh Belanda adalah bekas daerah wilayah Kerajaan Mojopahit yang dulunya sangat kompak serta kuat.
Maka untuk itu diperlukan sebuah formula ampuh yang berguna untuk menyadarkan masyarakat yang telah terjajah selama berabad-abad dan terpecah-belah selama ratusan tahun tadi, agar bisa bersatu-padu kembali.
Formula ampuh yang bisa digunakan untuk menyadarkan masyarakat yang telah terjajah selama berabad-abad sekaligus yang bisa untuk menggugah semangat di dalam mencintai Tanah Air dan saudara Sebangsanya hanyalah jiwa yang Berkebangsaan.
Setelah kaum intelektual yang idealis serta memiliki jiwa persatuan dan semangat anti penjajahan yang tinggi pada masa itu telah menemukan formula ampuh bernama Berkebangsaan ini, maka barulah pergerakan yang sistematis dan terpadu untuk malawan penjajahan dimulai. 
Mereka yang menemukan formula ampuh bernama Berkebangsaan ini tidak bergerak secara tergesa-gesa untuk melakukan perlawanan terhadap penjajah.
Sebab mereka menyadari bahwa proses untuk membangun jiwa yang berkebangsaan termasuk juga jiwa yang merdeka itu tidaklah mudah, apalagi pada saat itu sudah terlalu lama dijajah.
Jadi mereka hanya bisa meletakkan dasar di dalam Berkebangsaan sambil tetap terus mempelajari dan mengawasi perkembangan yang terjadi untuk memperbaiki serta menyempurnakannya saja.
Disamping masalah kondisi pada saat itu yang memang belum waktunya untuk melakukan perlawanan fisik. 
Akhirnya hampir satu generasi kemudian terbukti bahwa formula yang bernama Berkebangsaan yang telah mereka temukan dan letakkan sebagai dasar, sangatlah ampuh serta berkembang sesuai yang diharapkan. 
Hal tersebut dibuktikan dengan terjadinya kongres-kongres dari seluruh perwakilan pemuda daerah jajahan yang akhirnya membuahkan sebuah ikrar yang sekarang kita kenal dengan nama, Sumpah Pemuda.

Gerakan Kebangsaan Dan Perjuangan Kemerdekaan.
Dengan terjadinya Sumpah Pemuda itu, menunjukkan bahwa kesadaran akan pentingnya sebuah semangat kebersamaan, kesetaraan, kesamaan, persatuan dan kecintaan kepada tanah air atau jiwa yang Berkebangsaan adalah hal yang amat sangat penting untuk melawan penjajahan. Dan hal itu membuktikan bahwa formula Kebangsaan telah berhasil mempersatukan seluruh daerah jajahan yang sudah lama tercerai-berai oleh politik adu-domba dari penjajah. Dengan arti kata lain gerakan perlawanan fisik kepada penjajah sudah dapat dimulai sambil menunggu saat tepat untuk merdeka.
Hampir satu generasi setelah wacana Kebangsaan itu dilemparkan, telah dapat menumbuhkan rasa cinta terhadap tanah air yang sangat kuat dan setelah hampir satu generasi kemudian telah dapat menumbuhkan keinginan untuk merdeka dari penjajahan dengan sangat kuat pula. Kemerdekaan Bangsa pada 17 Agustus 1945 adalah puncak keberhasilan dari formula yang telah diwacanakan hampir setengah abad sebelumnya dan dengan demikian formula Kebangsaan telah membuktikan keampuhan serta kebenarannya untuk menjadikan Bangsa ini merdeka dan keluar dari penjajahan.
Semangat Kebangsaan yang telah berhasil mencapai Kemerdekaan Bangsa, sesungguhnya tidak hanya bertujuan untuk persatuan daerah saja tetapi juga untuk kemerdekaan jiwa yang telah lama mengalami penjajahan baik secara raga maupun jiwa. Dan momentum Kemerdekaan Bangsa pada 17 Agustus 1945 seperti yang termaktub didalam Pembukaan (Preambule) UUD 1945 lebih untuk kemerdekaan jiwa dari rakyat yang telah memiliki Kebangsaan, bersumpah setia untuk satu serta merdeka dari penjajahan itu. Tidaklah mudah untuk membuat jiwa yang terjajah menjadi merdeka.

Dampak Penjajahan Dan Ciri-Ciri Jiwa Yang Terjajah.
Segala sesuatu pasti ada dampaknya, apalagi dari sebuah penjajahan selama beratus-ratus tahun. Penjajah terutama Belanda yang mengunakan politik adu-domba atau lebih terkenal dengan nama devide et empera tentunya menimbulkan dampak yang cukup besar. Baik secara fisik pada Bangsa kita yang tentunya sengaja tidak dibangun maju karena dahulunya hanya dianggap sebagai sebuah negara jajahan saja, juga secara fsikis yang sebenarnya hal ini malah lebih besar lagi masalahnya tetapi tidak kelihatan atau bahkan mungkin tidak terasakan oleh Bangsa Indonesia hingga saat ini.
Penjajah sebagai Bangsa Asing yang memang sengaja datang untuk mengeruk (baca: merampok) kekayaan alam kita pada saat itu, tentunya telah menyiapkan taktik dan strategi yang jitu supaya perbuatannya dalam mengeruk kekayaan alam tidak terasakan / disadari oleh Bangsa kita. Politik adu-domba dan pembodohan oleh penjajah pada saat itu sebenarnya bisa kita rasakan hingga saat ini. Penjajah yang hampir selama 350 tahun menguasai pastinya sudah sangat mengenal karakter dari tiap daerah, suku, agama dan ras yang ada termasuk juga kebiasaan serta hal-hal yang sensitif.
Oleh sebab telah mengenal dengan baik (baca: hafal) karakter, kebiasaan dan hal-hal yang sensitif dari setiap daerah, suku, agama serta ras yang ada pada Bangsa kita itulah makanya kaum penjajah dengan leluasa / mudah menjalankan taktik maupun strateginya. Bangsa kita yang ramah tamah dan penuh sopan santun dimanfaatkan / disalah-gunakan kebaikannya oleh para penjajah. Penjajah yang telah menjadikan dirinya raja diraja (meskipun tidak dikatakan secara terang-terangan) pada Bangsa kita akhirnya menimbulkan jiwa yang terjajah yang mungkin masih ada hingga saat ini.
Jiwa yang terjajah itu tidak mudah hilang atau bisa hilang begitu saja terkecuali disadari oleh diri sendiri. Banyak hal yang sesungguhnya merupakan ciri dari jiwa yang terjajah dan mungkin masih bisa kita temukan hingga saat saat ini, meskipun setelah sekian puluh tahun kita sudah tidak dijajah lagi. Malah mungkin untuk sebagian orang menjadi hal yang membanggakan jika dapat berprilaku bak seorang penjajah meskipun hal tersebut sebenarnya jelas merupakan perbuatan yang salah dan tidak membanggakan sama sekali. Jadi bisa dibayangkan betapa hebatnya dampak penjajahan itu.
Masyarakat yang tidak bisa mengemukakan pendapat terhadap penguasa, penguasa yang ingin dihormati secara berlebihan, memuja penguasa dengan tujuan, sombong dan menjaga jarak berlebihan ketika sedang berkuasa, mencari muka terhadap penguasa agar mendapatkan imbalan, tidak bisa bersaing dengan sehat untuk menunjukkan kemampuan tapi malah menjatuhkan saudara Sebangsa yang dianggap lawan, berlomba untuk mendekat penguasa dan menyanjung-sanjungnya berlebihan, tidak mau mendengarkan pendapat apalagi kritikan orang lain ketika sedang berkuasa, menganggap kekuasaan adalah hal yang bisa dipergunakan untuk menekan / merendahkan orang lain, bertindak semena-mena ketika memiliki kekuasaan bukan malah untuk berbuat kebaikan, memberikan upeti atau juga suka menerima upeti ketika sedang berkuasa serta masih banyak lagi.
Jiwa yang terjajah itu timbul oleh karena penjajahan, apalagi penjajahan yang terlalu lama seperti yang pernah kita alami. Terutama dengan politik adu-domba penjajah yang membuat Bangsa kita akhirnya jadi tercerai-berai dan terkotak-kotak dalam suku, agama serta ras masing-masing seperti yang dikehendaki oleh penjajah saat itu. Hal tersebut pula yang utamanya menyebabkan Founding Fathers kita dulu sadar akan pentingnya sebuah Kebangsaan supaya semangat untuk kemerdekaan hidup baik secara fisik maupun fsikis dan secara Bernegara ataupun individu bisa bangkit kembali.

Penjajahan Modern.
Seiring dengan perkembangan jaman dan pemikiran umat manusia dalam segala bidang termasuk pula HAM pada saat ini, serta dengan bertambah padatnya jumlah dari populasi penduduk didunia menjadikan penghargaan terhadap harkat hidup setiap umat manusia semakin tinggi namun disisi lain kebutuhan, tuntutan dan persaingan hidup juga semakin berat serta tinggi pula. Hal inilah yang akhirnya menimbulkan suatu sistem penjajahan model baru yang dilakukan dengan cara yang lebih halus, tidak terasa juga terselubung meskipun kedoknya masih tetap sama perdagangan.
Perdagangan yang seharusnya menguntungkan kedua-belah pihak, baik penjual maupun pembeli, sudah tidak lagi dijalankan dengan menggunakan prinsip-prinsip yang berdasarkan pada kearifan, keadilan dan kebijaksanaan itu lagi. Namun hanya lebih ke arah tujuan keuntungan yang sebesar-besarnya semata. Dan dengan hanya berpikiran pada keuntungan sepihak saja maka tentunya cara untuk melakukan perdagangan tersebut akan menggunakan segala cara terutama dengan cara yang menggunakan kekuatan (politik, militer dan lain-lain) untuk menekan salah satu pihak agar kalah.
Disinilah intisari dari penjajahan modern itu, yaitu menguasai lawan (baca: pihak lain) dengan tidak lagi menjajah Negaranya namun dengan menjajah secara tidak langsung Ekonomi, Politik, Sosial, Budaya, Pertahanan, Keamanan dan Paradigmanya. Dengan demikian pihak yang dijajah tidak lagi melihat adanya penjajahan secara langsung seperti yang terjadi pada jaman dahulu kala meskipun sebenarnya penjajahan itu tetaplah dapat dirasakan. Kemajuan pemikiran umat manusia yang seharusnya diutamakan untuk kebaikan sesama umat manusia telah disalah-pergunakan lagi.

Kembali Pada Sejarah Dan Semangat Kebangsaan.
Bangsa Indonesia adalah Bangsa yang besar baik berdasarkan wilayah, jumlah penduduk maupun hasil kekayaan alamnya. Bangsa Indonesia juga ialah Bangsa yang ramah tamah dan penuh sopan santun, yang mana hal tersebut adalah kelebihan yang tidak dimiliki oleh Bangsa lain. Oleh sebab itu, Bangsa Indonesia seharusnya bisa lebih makmur dan maju daripada Bangsa lain sebenarnya. Sejarah Bangsa Indonesia yang mengajarkan begitu banyak falsafah, kearifan dan kebijaksanaan adalah hal yang tidak boleh ditinggalkan apalagi sampai dilupakan oleh seluruh rakyat Indonesia.
Untuk menanggulangi atau melawan penjajahan modern ini sangatlah diperlukan kesadaran dari seluruh rakyat Indonesia untuk bersatu, bersama-sama, seia-sekata dan menyetarakan diri dalam bingkai yang telah diletakkan oleh Founding Fathers kita dahulu, yaitu Kebangsaan. Bukanlah hal yang mudah untuk melawan sistem penjajahan modern yang tidak tampak mata ini apalagi dengan dibuatnya Perjanjian Internasional, Peraturan Internasional dll yang intinya tetap menguntungkan Bangsa-bangsa yang sudah lebih dulu maju serta dahulunya adalah Bangsa yang suka menjajah.
Jiwa yang terjajah akibat dari penjajahan selama ratusan tahun yang pernah kita alami dimasa lalu bisa menjadi salah satu hambatan terbesar kita dalam melawan penjajahan modern termasuk juga ketergantungan kita terhadap Bangsa Asing. Sebab dari mereka yang jiwanya masih terjajah inilah pihak asing akan masuk (baca: mempengaruhi) dengan lebih mudah dan menguasai seperti yang telah dijelaskan secara panjang-lebar diatas. Oleh sebab itu, Sejarah Bangsa tidak boleh dilalaikan dan apapun yang telah diletakkan oleh Founding Fathers kita terutama Formula Kebangsaan untuk mendirikan NKRI haruslah dijalankan dengan seutuhnya serta tidak boleh dikhianati sedikitpun.
Sebab yang terjadi sekarang ini hanyalah pengulangan dari masa lalu meskipun gaya dan caranya berbeda. Founding Fathers kita juga sudah pernah mengalaminya serta telah berhasil membawa Bangsa kita sampai kepada Kemerdekaan sehingga formula tersebut telah terbukti keampuhannya. Semoga kita semuanya bisa segera menyadari apa yang sebenarnya sedang terjadi dan mengambil sikap setia terhadap segala hal yang sudah dibuat oleh Founding Fathers kita terutama dalam hal Kebangsaaan sehingga politik adu-domba seperti yang dulu pernah terjadi dapat ditangkal sedini mungkin demi kemakmuran, kesejahteraan, kedaulatan, kemajuan dan keutuhan Bangsa tercinta.
Charles E. Tumbel.
--- Ide dan kreatifitas seseorang adalah hak milik yang tidak boleh ditiru / digandakan. Dilarang mengcopy artikel ini. Terima kasih. ---

Senin, 08 April 2013

Fasilitas Umum.


Sebagai rakyat jelata yang hidup didalam sebuah Negara, pastilah kita semua memiliki keinginan untuk bisa mendapatkan segala kemudahan dalam berbagai bentuk terutama dalam hal yang dapat menunjang segi kehidupan dan berkaitan langsung dengan kebutuhan utama kita seperti misalnya makan, minum, kerja, kesehatan, pendidikan serta lain sebagainya yang disediakan atau diberikan oleh Negara. Seyogyanya segala hal yang berhubungan dengan hajad atau kebutuhan hidup orang banyak hendaknya disediakan, diberikan dan ditunjang oleh Negara, baik itu yang berupa sebuah sarana maupun prasarana.

Meskipun Negara pastinya memiliki suatu keterbatasan (finansial dll) untuk menyediakan secara menyeluruh atau lengkap kemudahan tersebut, namun kebijakan yang mengatur agar kemudahan itu ada serta dapat dinikmati secara efektif, efisien, terjangkau dan bisa dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya oleh seluruh masyarakat umum dalam rangka memudahkan kehidupannya harus tetap dimiliki sebagai bentuk tanggungjawab Negara terhadap rakyatnya di setiap Pemerintahan Negara manapun. Hal inilah yang saya maksud dengan Fasilitas Umum itu.

Dengan seiring perkembangan jaman dan jumlah penduduk, otomatis kebutuhan masyarakat juga akan semakin bertambah tinggi, baik dari segi kwantitas maupun kwalitas. Dan untuk dapat memenuhi seluruh kebutuhan tersebut tentunya masyarakat tidak akan mampu untuk meraihnya sendiri tanpa ada bantuan kemudahan berupa sarana maupun prasarana dari Negara atau Pemerintah sebagai pelaksana tugas Negara serta sekaligus Amanah Rakyat. Kemudahan baik yang berupa sarana atau prasarana ini tentunya akan selalu berkembang sesuai dengan bertambah majunya pemikiran umat manusia jadi sarana atau prasarana yang harus disediakan oleh Negara juga akan selalu bertambah pula, baik bentuk maupun jumlahnya.

Negara yang dalam hal ini dijalankan oleh Pemerintah harus selalu mengikuti perkembangan atau kemajuan dari pemikiran umat manusia, baik dalam bidang Pendidikan, Teknologi, Kesehatan, Transportasi dan lain-lain. Supaya masyarakat luas tidak ketinggalan jaman atau terhambat kemajuannya oleh karena kurang tanggap dan pahamnya Pemerintah terhadap kemajuan yang sedang terjadi dalam kehidupan umat manusia sehingga masyarakat juga bisa selalu mengikuti perkembangan yang sedang terjadi. Hal ini sebenarnya juga termasuk bagian dari peningkatan Sumber Daya Manusia bagi masyarakat.

Banyak hal yang seharusnya diberikan, disediakan dan ditunjang oleh Negara untuk kepentingan, keuntungan serta kemajuan Rakyatnya, dimanapun Pemerintahannya itu. Rakyat haruslah menjadi “Penikmat Sejati” dari seluruh kebijakan dan pembangunan yang dilakukan oleh Negara, apalagi Negara telah memungut pajak dari rakyatnya. Sehingga rakyat atau masyarakat memiliki banyak atau berbagai macam pilihan yang bertujuan untuk memudahkan dirinya dalam memajukan diri dan mencapai kesejahteraan hidup. Hal ini sesungguhnya merupakan tujuan utama dari berdirinya suatu Negara.

Berbagai hal bisa dikategorikan sebagai fasilitas umum yang harusnya selalu disediakan oleh suatu Negara. Mulai dari ruang/tempat untuk tersedianya bahan pangan, bahan pokok termasuk bahan bakar atau bahan energi lain, ruang/jalan untuk dilalui oleh kendaraan, ruang/jalan untuk dilalui oleh pejalan kaki, ruang hijau untuk menjaga kebersihan udara, ruang untuk menampung air hujan agar tidak banjir, irigasi, penerangan, air bersih, listrik, komunikasi umum, transportasi umum, toilet umum, ruang/tempat wisata, ruang/tempat penjual makanan/minuman/pakaian dan kebutuhan utama lainnya serta termasuk tempat ibadah juga rumah kesehatan atau rumah sakit.

Perkembangan teknologi yang semakin pesat dan sudah menjadi kebutuhan masyarakat saat ini juga termasuk yang harus disediakan sarana dan prasarananya oleh Negara, meskipun tidak harus seluruhnya. Contohnya internet yang saat ini sudah menjadi sarana penting bagi masyarakat untuk mendapatkan informasi maupun komunikasi, seyogyanya Pemerintah juga menyiapkan area-area tertentu yang bebas WIFI untuk memudahkan pemakaian internet bagi masyarakat yang mungkin kurang mampu untuk berlangganan atau mungkin Pemerintah mengeluarkan sebuah kebijakan untuk memurahkan tarif internet sehingga terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat atau kalau perlu Pemerintah malah menyediakan Satelit khusus untuk masyarakatnya. Itu hanya salah satu contoh dari sekian banyaknya hal yang seharusnya disediakan dan diberikan oleh Negara untuk kemudahan masyarakat. Masih ada transportasi, penerangan, kesehatan dll.

Fasilitas umum adalah suatu hal yang amat sangat mendasar yang harus disediakan, diberikan dan ditunjang oleh Negara serta dimiliki oleh segenap masyarakatnya. Hal ini sebenarnya tidak hanya untuk kemudahan, kepentingan atau keuntungan masyarakat saja sebab hakekatnya masyarakat yang maju dan sejahtera juga menjadi kepentingan serta keuntungan dari Negara. Malah yang terpenting sesungguhnya adalah bahwa Tugas Utama dari sebuah Pemerintahan ialah memajukan dan mensejahterakan masyarakatnya.

Oleh sebab itu tujuan utama kepentingan dari dibuatnya fasilitas umum harus selalu dititik-beratkan pada kemudahan atau keuntungan masyarakat itu sendiri dan pastinya bukan pada keuntungan negara. Sebab Negara bukanlah sebuah perusahaan yang menjual produk pada rakyatnya sendiri apalagi pada suatu hal yang amat sangat mendasar dan sudah menjadi tugas serta kewajibannya.

Akan menjadi suatu hal yang sangat aneh, kejam, memprihatinkan dan merusak jikalau ada sebuah Negara yang seharusnya memberikan, menyediakan serta menunjang rakyatnya dengan fasilitas umum yang murah atau bahkan gratis demi kepentingan dan keuntungan rakyatnya, namun malah menjual atau memperdagangkan fasilitas umum itu untuk kepentingan serta keuntungan Negara.

--- Ide dan kreatifitas seseorang adalah hak milik yang tidak boleh ditiru / digandakan. Dilarang mengcopy artikel ini. Terima kasih. ---