Jumat, 01 Juni 2012

Perang Remote Control.

Kemajuan teknologi canggih yang sangat pesat dan sedang kita nikmati saat ini, sebenarnya bukan hanya diperuntukan bagi kalangan orang sipil seperti kita saja. Tapi yang sebenarnya malah adalah suatu pengembangan versi sipil dari perkembangan teknologi militer di Negara-negara Maju. Perkembangan dari teknologi militer yang makin lama makin canggih dan saling bersaing diantara Negara Maju demi menjaga pertahanan dan keamanan Negaranya menjadikannya tidak hanya menguras begitu banyak biaya namun juga kendala dari pangsa pasar yang terbatas. Oleh karena hal tersebut, maka dibuatlah versi sipil yang lebih sederhana dari versi militer yang mereka miliki sebenarnya.

Disamping bertujuan untuk menambah atau mengembalikan modal dari biaya yang sudah dikeluarkan untuk versi militer sebelumnya serta mendapatkan keuntungan yang besar karena pangsa pasarnya bertambah, juga untuk memudahkan pengawasan (baca: intelejen) dari Negara Maju kepada Negara-negara lain. Setiap alat elektronik apalagi yang memiliki frekwensi bisa dipantau, dilacak dan disadap. Hal ini sangat menguntungkan bagi Negara-negara maju yang menguasai teknologi canggih dalam melakukan pengawasan kepada Negara-negara lain yang dianggap memiliki suatu hubungan, masalah atau juga kepentingan (dalam segala hal tentunya) dengan Negara tersebut.

Penghargaan Terhadap Nilai Hidup Manusia Dan Kemanusiaan.
Pada prinsipnya, kecanggihan teknologi yang pada awal mula sebenarnya diperuntukkan untuk kalangan militer sampai hingga akhirnya bisa dikembangkan untuk masyarakat sipil pula ini, bertujuan untuk mengurangi resiko atau korban akibat peperangan seperti yang terjadi pada cara berperang jaman kuno yang lebih mengandalkan keberanian, kemampuan, keahlian dan jumlah dari pasukan. Otomatis untuk mengurangi resiko dari peperangan itu maka diperlukan data yang sangat akurat mengenai kekuatan lawan yang pastinya tanpa diketahui atau dilakukan secara diam-diam sebagai langkah antisipasi bila peperangan itu harus benar-benar terjadi.

Langkah antisipasi untuk meminimalisasi jatuhnya korban, kerugian atau resiko dari peperangan dengan mencuri data / informasi tentang lawan terlebih dahulu inilah yang sebenarnya membuat setiap Negara-negara yang mempunyai kemampuan, akhirnya saling berlomba-lomba untuk menciptakan peralatan canggih.

Sebenarnya hal yang lucu jika kita berperang atau bertempur tapi tidak mau menanggung korban dan resiko. Tetapi peradaban dan kesadaran manusia yang bertambah maju serta semakin tinggi inilah, yang membuat akhirnya kita tersadar bahwa setiap umat manusia harus saling menjaga dan menghargai nilai hidup manusia lainnya serta nilai kehidupan dari setiap mahluk CiptaanNya termasuk musuh atau lawan. Hal inilah yang membuat terjadinya banyak perubahan pada kehidupan masyarakat modern dewasa ini, juga termasuk dalam cara berperang atau bertempurnya.

Perang Remote Control.
Dengan banyaknya peralatan canggih yang menggantikan keberadaan dan peranan manusia demi menghindarkan resiko dalam suatu peperangan, tentunya akan membuat peperangan itu bukan lagi peperangan fisik antar manusia lagi, tetapi peperangan antar peralatan canggih baik dari segi fisik maupun nonfisik (software) yang dikendalikan oleh manusia (operator) dari jarak jauh. Hal ini membuat manusia modern yang bergabung didalam kekuatan pertahanan dari suatu Negara, tidak lagi hanya mengandalkan kekuatan dan keberanian fisik saja, tetapi juga dengan kemampuan dalam mengoperasikan peralatan canggih yang sudah menjadi suatu kebutuhan pertahanan dari sebuah Negara.

Perang modern yang lebih didominasi oleh peralatan canggih dalam mengalahkan lawan, bukan lagi suatu wacana yang harus dilakukan tetapi lebih pada kebutuhan yang harus segera dimiliki oleh setiap Negara didalam menjaga pertahanan dan keamanan Negaranya sebagai bentuk dari kekuatan serta kedaulatan dari Negara tersebut. Perang kuno yang dulunya lebih mengandalkan pada kekuatan manusia secara subyektif, kini telah tergantikan dengan kekuatan peralatan yang dikendalikan oleh manusia dari jarak jauh.

Baik itu melalui perang data informasi, software, komunikasi dan perangkat lunak lain yang juga merupakan kekuatan dari sebuah Negara karena telah dikuasai / didominasi oleh peralatan canggih, juga perang fisik dengan menggunakan peralatan tempur yang biasa digunakan pada perang jaman dulu baik itu berupa tank, pesawat, kapal, senjata dan lain-lain yang telah bisa dikendalikan dari jarak jauh dengan teknologi yang sangat canggih. Sehingga menjadi suatu perang antar peralatan canggih dengan tetap dikendalikan oleh manusia tentunya, namun dari jarak jauh alias Perang Remote Control.

Dengan kemajuan dan kecanggihan teknologi ini, tentunya setiap Negara harus memiliki dan mempersiapkan setiap diri dari para pasukannya untuk juga mampu menguasai kemajuan serta kecanggihan teknologi yang sedang terjadi. Meskipun kemampuan, keterampilan dan keberanian tinggi sebagai pasukan sejati tetap harus dimiliki oleh setiap pasukan, karena peperangan atau pertempuran pastilah tidak akan selamanya mengandalkan peralatan canggih.

Seperti halnya pada perang gerilya yang seringkali sangat efektif, namun 1 Kesatuan atau 1 Korps yang khusus menguasai peralatan canggih dalam pertahanan suatu Negara harus tetap dimiliki. Bisa dalam tingkatan Kesatuan atau Korps yang dinamakan The Cyber Corps atau bisa juga Direktorat Jenderal khusus yang menangani teknologi canggih dalam sistem pertahanan Nasional untuk menjaga pertahanan Negara dari "serangan" teknologi asing yang sudah sedemikian canggih dan majunya ini.

Hampir sama seperti korps kedokteran / kesehatan militer, tapi sayangnya korps kesehatan ini hanya mengurusi kesehatan anggota militer saja. Bukan menjadi alat pertahanan Negara dalam bidang kesehatan dari segala macam bentuk ancaman yang berhubungan dengan kesehatan. Baik itu berupa ancaman senjata kimia, serangan virus penyakit mematikan yang bisa saja disengaja disebarkan ataupun yang tidak sengaja (baca: alami) maupun segala sesuatu hal yang dapat membahayakan kesehatan bagi masyarakat Indonesia secara luas.

Misalnya Antraks, Ebola, AIDS, Malaria, DB, ketergantungan Narkoba, H5N1 dan lain-lain sebagainya yang sebetulnya juga sangat-sangat bisa membahayakan pertahanan suatu Negara. Karena tidak mungkin suatu Negara atau Pemerintahan dapat berjalan dengan baik jika wabah penyakit sedang menyebar secara Nasional di Negara tersebut.

Mungkin hal ini adalah hal yang masih sangat baru dan asing atau bahkan aneh di Negara kita tercinta, tapi di Negara yang sudah maju secara terang-terangan atau sembunyi-sembunyi sebenarnya mereka sudah memiliki kesatuan khusus yang menangani peralatan canggih ini, baik didalam pertempurannya dengan Negara lain secara terbuka maupun didalam petempuran dunia maya serta juga didalam kehidupan masyarakat sipilnya agar terhindar dari serangan ideologi asing atau berbahaya.

Hal ini merupakan wujud dari pertahanan dari suatu Negara yang harusnya merupakan sebuah kekuatan utama. Meskipun mau tidak mau, kita harus tetap mengikuti kemajuan dan kecanggihan teknologi militer yang sedang terjadi pada saat ini, tapi hal itu bukan berarti lalu kita hanya tertuju (hanya terfokus) pada kemampuan bertempur secara teknologi saja. Karena sejarah Bangsa kita telah membuktikan, bahwa dengan hanya menggunakan senjata yang amat sangat sederhana, yaitu Bambu Runcing tapi dengan disertai oleh tekad yang bulat, keberanian, ketulusan dan kebersamaan yang tinggi ternyata kita bisa mengusir penjajah yang memiliki peralatan canggih pada masa itu.

Semoga tulisan yang sangat terbatas ini, dapat menjadi sumber inspirasi dari pembangunan dan pembaharuan didalam memajukan bidang pertahanan yang modern serta menyeluruh sebagai kekuatan utama di Negara kita tercinta ini.

--- Ide dan kreatifitas seseorang adalah hak milik yang tidak boleh ditiru / digandakan. Dilarang mengcopy artikel ini. Terima kasih. ---