Jumat, 31 Mei 2013

Kerjasama Dan Perdagangan Dunia Yang Adil Serta Beradab.

Mungkin tulisan ini hanya akan menjadi setitik Debu ditengah gelegar badai yang ada di Padang Pasir. Tetapi walaupun hanya bagaikan setitik Debu saja, namun saya percaya bahwa setitik Debu juga dapat membutakan mata. Tentunya tujuan dari saya menulis ini jelas bukan bermaksud untuk membutakan mata siapapun tetapi malah ingin mencoba untuk mencerahkan dengan keterbatasan kemampuan dan pengetahuan yang saya pribadi miliki. Mencoba demi kebaikan meskipun dengan keterbatasan akan lebih baik daripada tidak berbuat sama sekali, semoga ada yang menghargainya.
Tidak ada kebencian ataupun prasangka didalam tulisan saya ini, serta semuanya semata hanyalah sebuah pemikiran yang berlandaskan kepada cinta dan kasih sayang terhadap sesama sehingga hal ini mungkin dapat berguna sebagai bahan pertimbangan juga kebijaksanaan demi kebaikan semua.
Datang dari sebuah pertanyaan kecil kepada diri saya sendiri tentang kemajuan dan kesejahteraan penduduk yang ada di Negara-negara yang pernah terjajah oleh sebab sumber kekayaan alamnya yang melimpah. Serta kemudian berhasil memerdekakan diri setelah terjadinya perang besar yang kita semua kenal dengan nama Perang Dunia II. Dimana perang tersebut mempunyai tujuan sangat mulia yaitu terutama untuk menghapuskan segala bentuk sistem penjajahan dan menegakkan Hak Asasi Manusia dengan setinggi-tingginya kepada seluruh umat manusia yang hidup di muka bumi.
Akhirnya menjadi sebuah keingin-tahuan sebab ternyata tidak banyak perubahan yang didapatkan oleh Negara-negara yang memiliki sumber kekayaan alam yang berlimpah itu dari masa sebelum mereka Merdeka dan masa setelah mereka Merdeka. Apalagi ternyata sumber kekayaan alam yang bisa menjadi modal untuk kemajuan dan kesejahteraan rakyatnya setelah Merdeka masih dikelola oleh Negara lain. Pengelolaan lahan oleh Negara lain dalam bentuk kerjasama sebenarnya adalah hal yang wajar saja tetapi akan menjadi tidak wajar lagi jika telah membawa dampak yang buruk.
Negara-negara yang baru saja Merdeka dan belajar untuk mandiri dengan bermodalkan terutama pada sumber kekayaan alamnya pasti sangat membutuhkan rekan yang lebih ahli untuk mengelola kekayaan alamnya tersebut. Kerjasama untuk mengelola kekayaan alam yang ada, tentu bertujuan utama untuk mencari keuntungan yang sebanyak-banyaknya bagi kedua-belah pihak. Keuntungan sebanyak-banyaknya dengan pembagian yang adil untuk kedua-belah pihak merupakan tuntutan dan kewajiban yang mutlak harus dilakukan agar sesuai dengan semangat anti penjajahan saat ini.
Pembagian keuntungan yang adil demi semangat anti penjajahan ini tidak boleh ditinggalkan agar tidak menciderai pengorbanan yang begitu besar dan tujuan mulia dari Perang Dunia II yang telah dimenangkan oleh pihak Sekutu. Keuntungan yang sebanyak-banyaknya dari pengelolaan sumber kekayaan alam juga tidak boleh melupakan kemajuan dan kesejahteraan manusia serta pelestarian alam yang ada disekitarnya agar pengelolaan sumber kekayaan alam menjadi beradab tidak hanya sekedar mengeruk kekayaan alamnya saja yang akhirnya malah merusak seperti jaman penjajahan.
Saat ini bukan hanya pembagian keuntungan yang adil, memajukan dan mensejahterakan manusia yang ada serta melestarikan alam sekitarnya saja yang sudah menjadi masalah utama kita bersama. Namun juga tekanan politik secara halus, permainan keuangan dan ekonomi, perusakan kehidupan sosial melalui pembiaran korupsi serta narkotika juga menjadi masalah utama yang harus dihadapi oleh Negara-negara yang memiliki sumber kekayaan alam melimpah. Bisa jadi merupakan suatu kesengajaan atau mungkin memang proses yang harus dilalui tetapi yang jelas harus diselesaikan.
Negara-negara yang saat ini sudah maju terlebih dahulu, entah karena lebih dulu merdeka ataupun karena tidak pernah dijajah terutama yang sedang mengelola sumber kekayaan alam milik Negara lain mempunyai tanggungjawab, kewajiban serta keharusan untuk mewujudkan kemajuan segala bidang (politik, sosial, ekonomi, teknologi, pertahanan, budaya dan lain-lain) dari Negara tersebut. Bantuan untuk memajukan harus dilaksanakan dengan sepenuh hati atau ikhlas sebagai itikat baik bukan malah untuk memanfaatkan, mempengaruhi apalagi menyusupi demi kepentingan sepihak.
Perserikatan Bangsa Bangsa yang berdiri setelah terjadinya Perang Dunia II yang juga merupakan bagian dari tujuan mulia untuk menghilangkan penjajahan dari muka bumi ini, menjaga keamanan dan perdamaian dunia, menegakkan Hak Asasi Manusia termasuk Hak Asasi sebuah Negara serta menciptakan keadilan antar Negara-negara yang tergabung didalamnya mempunyai sebuah tugas, kewajiban dan tanggungjawab utama yang sangat penting yaitu menjalankan amanah dari Negara-negara yang telah tergabung didalamnya dengan seadil-adilnya, tak pandang bulu serta pilih kasih.
Perserikatan Bangsa Bangsa harus mampu menjaga dan melindungi setiap Negara yang tergabung didalamnya pada segala bidang terutama dalam hal kerjasama maupun perdagangan agar bisa adil dan beradab karena masalah tersebut berhubungan langsung dengan kemajuan serta kesejahteraan dari sebuah Negara. Juga membangun kesadaran antar Negara untuk saling menjaga, mengawasi dan membangun demi kejayaan bersama. Bukan malahan membiarkannya untuk saling menipu, memanfaatkan, mencuri dan menguasai meskipun dengan cara yang halus atau yang mengelabui.
Sebagai satu-satunya Badan Internasional yang beranggotakan Negara-negara dari seluruh dunia ini maka Perserikatan Bangsa Bangsa memiliki kemampuan dan wewenang yang cukup kuat serta besar untuk mengawasi, melindungi juga menjaga supaya setiap kerjasama maupun perdagangan yang dilakukan antar Negara yang menjadi anggotanya bisa berlangsung secara adil dan beradab. Kerjasama ataupun perdagangan antar Negara yang adil dan beradab ini juga harus menjadi pokok bahasan utama agar dapat terjadi kemajuan dan kesejahteraan yang merata pada seluruh anggota.
Masalah yang terjadi hampir di seluruh dunia terutama pada Negara-negara yang memiliki sumber kekayaan alam yang melimpah adalah kerjasama dan perdagangan yang tidak adil serta beradab. Sehingga Negara yang memiliki sumber kekayaan alam melimpah tersebut tidak bisa berkembang dengan baik untuk memajukan dan mensejahterakan rakyatnya. Malah Negara-negara maju yang mengelola sumber kekayaan alam milik Negara lain itulah yang semakin bertambah maju, besar, kaya, kuat dan sejahtera padahal yang mereka kelola bukan sumber kekayaan alam milik sendiri.
Perdamaian dunia yang menjadi harapan semua pihak tidak akan pernah terwujud jika kerjasama dan perdagangan yang adil serta beradab tidak diberlakukan secara menyeluruh dan tanpa pandang bulu. Sebab hanya dengan kerjasama dan perdagangan yang adil serta beradab sajalah kemajuan juga kesejahteraan dari Negara-negara yang menjadi anggota Perserikatan Bangsa Bangsa dapat tercapai atau diwujudkan. Kemajuan dan kesejahteraan yang tidak merata, berpihak atau timpang inilah yang akan selalu menjadi hambatan utama untuk menciptakan terjadinya perdamaian dunia.
Di masa yang akan datang, dimana kemampuan berpikir dari umat manusia semakin berkembang, cara-cara licik yang merugikan, tidak mengedepankan keadilan bersama dan juga tidak beradab seperti yang terjadi pada jaman penjajahan dahulu, pasti tidak akan berlaku lagi serta ditinggalkan. Hanya Negara-negara yang dapat melakukan kerjasama dan perdagangan yang adil serta beradab sajalah yang akan menjadi mitra besar juga menguasai dunia. Dan sudah menjadi tugas, kewajiban serta tanggungjawab Perserikatan Bangsa Bangsa untuk memulai Era Baru dalam hal kerjasama juga perdagangan dunia antar Negara dengan lebih adil dan beradab demi kebaikan umat manusia.
Charles E. Tumbel.
--- Ide dan kreatifitas seseorang adalah hak milik yang tidak boleh ditiru / digandakan. Dilarang mengcopy artikel ini. Terima kasih. ---



World Cooperation and the Trade that is Fair and Civilized.

Maybe this article will only be a speck of dust amidst the thunder storm in desert. But even just like a speck of dust alone, but I believe that a speck of dust can also turn an eye blind. Surely the purpose of my writing is clearly not intended to blind the eyes of anyone but instead would like to try to brighten the capabilities and limitations of personal knowledge I have. Try for the good though with limitations would be better than not doing at all, hopefully there will be appreciated.

There is no hatred or prejudice in my writing, and everything is simply just a thought based on the love and affection for one another so that it may be useful as a material consideration also the wisdom for the good of all.

It is coming from a small question of me about the progress and welfare of the population in the countries that once colonized therefore abundant source of natural wealth. And they also later managed to be free after the war that we are all familiar with the names of World War II. Where the war has a very noble purpose is mainly to eliminate all forms of colonialism system and enforce Human Rights to the highest level to all mankind living on earth.

Eventually became a curiosity because it is not much change gained by countries that have abundant natural resources of the brand before they were independent and the period after they were independent. Moreover, it turns out that natural resources can be a capital for the advancement and welfare of the people after Independence is still managed by another Country. Land management by other countries in the form of actual cooperation is natural thing but it would be unnatural if has a bad impact.

Countries that newly independent and learn to be independent especially to capitalize on its natural resources very definite need an expert partner to manage the natural resources. Cooperation to manage the natural resources there, of course the main aim is to find as much as possible for both parties. Advantage as much as possible with the equitable sharing of both parties is a demand and an absolute obligation to do so in accordance with the spirit of anti-colonialism today.

Equitable benefit sharing for the sake of the spirit of anti-colonialism is not to be left out so as not to injure the sacrifice is so great and noble goals of World War II that has been won by the Allies. Profit as much as possible of the natural resource management also must not forget the progress and welfare of humans and nature conservation are nearby so that the management of natural resources become civilized not only the wealth of its natural exploitation which ends up damaging as the colonial era.

At this time not only the equitable sharing of benefits and advancing human welfare and to preserve the natural surroundings there are already as our major problems together. But also subtly political pressure, financial markets and the economy, social destruction through omission corruption and narcotics also be the main problem to be faced by countries that have abundant natural resources. May be an intentional or may indeed process to be followed but that obviously must be resolved.

Countries that are now developed in advance, either as an independent in advance or because they never being colonized primarily that manage natural resources owned by other countries have a responsibility, obligation and necessity to realize the advancement of all fields (political, social, economic, technology, defense, culture and others) of that Country. Help to advance must be done wholeheartedly or sincere as goodwill rather than to exploit, not to affect, infiltrate for the interests unilaterally.

The United Nations was established after World War II, which is also part of the noble cause of eliminating colonialism on the earth, to maintain security and world peace, uphold human rights, including rights of a Country as well as creating justice between nations who joined in has a duty, obligation and responsibility which are very important which is primary carry out the mandate of the countries that have joined in the fairest, indiscriminately and not favoritism.

The United Nations must be able to maintain and protect every Country who joined in on all fields, especially in terms of cooperation and trade to be fair and civilized since the problem is directly related to the progress and prosperity of a country. Also build awareness among Countries to mutually maintain, supervise and build for mutual glory. Not even allow for mutually deceive, exploit, steal and control even in a subtle way or a trick.

As the only international body composed of countries around the world is that the United Nations has the ability and the authority that is strong enough and big to supervise, protect also maintain that any cooperation or trade conducted among its member countries could take place just and civilized. Transnational cooperation and trade that is fair and civilized must also become the main issues in order to progress and prosperity evenly across members.

Problems that occur throughout the world especially in countries that have abundant natural resources cooperation and trade are not fair and civilized. So the country that has abundant source of wealth that cannot develop properly and to advance the welfare of its people. Even developed countries are managing the natural resources that belong to other countries, which are growing forward, big, rich, powerful and prosperous when they manage natural resources that are not their own.

World peace is to be hope all parties will never be realized if the cooperation and trade that is fair as well as civilized as a whole and not imposed indiscriminately. Because only with the cooperation and trade that is fair as well as civilized progress alone is also welfare of countries that are members of the United Nations can be achieved or realized. Progress and well-being that is uneven or unequal siding is what will always be the major obstacle to creating the world peace.

In the future, where the ability to think and humanity is growing, sneaky ways that harm, not promote justice together and also not civilized as it did in colonial times before, certainly will not be applied anymore and left. Only countries that can make cooperation and trade that is fair and civilized will be a great partner as well take over the world. And it is the duty, obligation and responsibility of the United Nations to launch a New Era in terms of world trade also cooperation among countries with more equitable and civilized for the good of mankind.

--- Ide dan kreatifitas seseorang adalah hak milik yang tidak boleh ditiru / digandakan. Dilarang mengcopy artikel ini. Terima kasih. ---

Senin, 06 Mei 2013

Tawuran Pelajar.


Seringkali kita melihat di televisi atau media lainnya tentang perkelahian yang melibatkan banyak orang atau istilah awamnya adalah “tawuran” yang terjadi di kalangan pelajar. Sebenarnya hal ini bukanlah suatu hal yang baru sebab sudah terjadi sejak jaman dahulu kala malahan mungkin sejak diketemukan atau awal mula adanya lembaga pengajaran yang umumnya disebut dengan sekolah. Sekolah yang menjadi tempat untuk mendidik, membina dan mengembangkan kemampuan positif serta mengurangi (bila tidak bisa dihilangkan) sisi negatif dari jiwa anak-anak, dengan secara tidak langsung juga membangun “kebanggaan” terhadap sekolah yang menjadi tempat mereka ditempa.

Proses belajar selama beberapa tahun di sekolah yang sama menjadikan sebuah ikatan emosional yang sangat tinggi antar sesama pelajar di sekolah tersebut juga terhadap nama sekolahnya. Ikatan emosional yang sudah terbangun selama beberapa tahun baik antara sesama pelajar juga terhadap nama sekolah inilah yang seringkali menjadi biang keladi dari terjadinya perkelahian pelajar atau tawuran pelajar antar sekolah demi kesetia-kawanan sesama teman sekolah maupun kebanggaan terhadap nama sekolah. Jiwa-jiwa muda yang masih labil, dinamis, berkembang, rentan dan idealis ini ingin membuktikan diri juga mewujudkan prinsip yang dianggap benar atau mencari jati diri.

Pelajar baik dari tingkat SD sampai Universitas adalah jiwa-jiwa muda yang masih labil, dinamis, berkembang, rentan dan idealis. Mereka masih mudah terpengaruh serta terbawa oleh lingkungan yang ada disekitarnya juga suasana hatinya sendiri. Jiwa muda yang sedang mencari jati diri dan pengalaman yang menurut mereka akan berguna untuk masa depannya akan menjadikan mereka “pengembara sesaat” hingga waktu (baca: pengalaman) yang akan membentuk kedewasaan serta kematangan mereka nantinya. Sekolah dan keluarga adalah lingkungan terdekat yang mempunyai peranan sangat penting untuk mempercepat serta mengawasi proses pembentukan diri mereka ini.

Hampir setiap sekolah di seluruh dunia ini “mendapatkan julukan” dari masyarakat, mulai julukan yang baik sampai yang buruk. Julukan-julukan ini sangat mempengaruhi jiwa pelajar yang sedang menempuh pendidikan di sekolah tersebut. Pengaruh adanya julukan tersebut tentunya tergantung dari julukan yang didapat. Jika julukan tentang sekolah itu baik maka akan membuat pelajar yang telah diterima di sekolah tersebut memiliki kebanggaan lebih daripada yang diterima di sekolah yang mendapatkan julukan buruk. Kebanggaan lebih ini bisa berarti positif tetapi juga bisa negatif, yang pasti ada kecemburuan sosial maupun “jarak” antara pelajar akibat julukan sekolah tersebut.

Memang untuk menghilangkan kebiasaan yang ada di masyarakat agar tidak memberikan julukan tertentu terhadap sekolah sangatlah sulit. Masyarakat umumnya akan memberikan penilaian serta julukan berdasarkan pada prilaku dari individu yang ada di sekolah (bisa jadi guru, pelajar ataupun siapa saja yang bekerja disana) dan prestasi maupun kejadian yang pernah didapatkan oleh sekolah tersebut. Walaupun belum tentu penilaian serta julukan masyarakat itu pasti benar namun dampak dari julukan yang dilakukan oleh masyarakat tersebut akan selalu mempengaruhi (baca: terbawa) oleh pelajar yang sedang menempuh pendidikan di sekolah tersebut dan hal ini tidaklah mendidik.

Jiwa-jiwa muda yang masih labil, dinamis, berkembang, rentan dan idealis yang ditambahi dengan pengaruh dari julukan tentang sekolahnya menjadikan mereka akan lebih cepat bereaksi terhadap segala sesuatu hal yang berhubungan dengan sekolahnya, entah itu demi kesetia-kawanan ataupun nama sekolah. Oleh karena itu, seperti yang telah disampaikan di atas bahwa meskipun sekolahnya mendapatkan julukan baik dan menimbulkan kebanggaan lebih pada pelajar yang sekolah disana, belum tentu akan berakibat positif pada pelajar yang sedang menempuh pendidikan di sekolah itu. Bisa jadi malah akan menimbulkan kesombongan kebanggaan berlebihan dan membeda-bedakan.

Dapat dibayangkan jika sekolah yang mendapat julukan baik dari masyarakat saja mempengaruhi jiwa pelajarnya, maka apalagi dengan julukan yang tidak baik. Pelajar yang pada dasarnya adalah anak-anak yang baru tumbuh fisik maupun fsikisnya dan sedang mencari jati diri ini, harus selalu mendapatkan pendidikan, pembinaan, pengembangan kemampuan serta pengawasan yang tepat. Julukan-julukan terhadap sekolah dari masyarakat tidak dapat dirubah apalagi dihilangkan namun pihak keluarga dan sekolah harus selalu bisa mengarahkan (baca: membangun) ke hal yang positif sehingga pengaruh yang negatif dari julukan terhadap sekolah itu juga bisa dikurangi atau dirubah.

Banyak diantara kita yang meremehkan julukan terhadap sekolah padahal dulu kita pernah sekolah dan merasakan (disadari atau tidak) dampak/pengaruh dari julukan atas sekolah kita. Kebanggaan ataupun ikatan emosional yang didapatkan dari sekolah berakibat berbeda-beda pada tiap individu dan tidak menutup kemungkinan menjadi hal yang negatif termasuk salah satunya adalah tawuran pelajar. Keluarga dan sekolah harus bisa selalu berpikiran secara arif serta bijaksana dengan tidak membangun hal-hal yang berlebihan. Kalaupun ada pelajar yang terpaksa harus belajar di sekolah yang sudah terlanjur mendapatkan julukan buruk maka pihak keluarga dan sekolah harus mampu memperbaiki citra serta membangun hal-hal yang berakibat positif bagi pelajar disekolah tersebut.

--- Ide dan kreatifitas seseorang adalah hak milik yang tidak boleh ditiru / digandakan. Dilarang mengcopy artikel ini. Terima kasih. ---