Jumat, 24 Maret 2017

Hanya Tiga Hal Inilah Yang Bisa Memajukan Republik Indonesia.

Republik Indonesia tidak akan pernah bisa maju apabila Warga Negaranya cuma bangga dan cinta kepada Suku, Agama, Ras serta Golongan Tertentu atau Kelompoknya sendiri saja.

Republik Indonesia baru akan bisa benar-benar maju apabila seluruh Warga Negara Indonesia dimanapun berada telah sungguh-sungguh merasa memiliki Satu Bangsa, Satu Tanah Air dan Satu Ideologi serta sangat mencintainya.

Yang artinya sudah sungguh-sungguh mampu untuk mencintai Bangsanya, Tanah Airnya dan Ideologi Negaranya sendiri. Bukan cuma sekedar bangga tetapi sungguh-sungguh mencintainya. Hal ini sesuai dengan cita-cita dari perjuangan Boedi Oetomo, Tiga Serangkai, Soempah Pemoeda dan Proklamasi Kemerdekaan.

Semenjak Reformasi '98 dan adanya UU OTODA, sepertinya kita digiring lagi untuk kembali ke dalam perpecahan seperti Jaman Penjajahan dulu. Apalagi dengan adanya Pemekaran-pemekaran Daerah yang sepertinya hanya berdasarkan kepada persamaan Suku atau hal-hal yang sempit lainnya.

Yang mana hal tersebut tentunya amat sangat diharapkan dan dinantikan oleh Pihak Asing serta para Anteknya seperti pada saat terjadinya penanda-tanganan Perjanjian KMB dulu. Tidak lagi bersatu di dalam Satu Bangsa yang utuh. Tetapi di dalam Suku-suku atau hal-hal sempit lainnya yang bisa sangat merusak jiwa kita semuanya, di dalam kehidupan yang Berkebangsaan.

Soempah Pemoeda harus segera dimasukkan ke dalam 4 Pilar Kokoh Kebangsaan dan istilah NKRI cukup disebut sebagai R.I. saja. Karena NKRI yang bersatu utuh sudah termaktub di dalam Pancasila pada Sila yang Ketiga.

Hari Soempah Pemoeda, 28 Oktober dan Hari Pahlawan, 10 November harus dijadikan Hari Libur Nasional. Agar seluruh Warga Negara Indonesia selalu mengingat tonggak perjuangan di dalam kehidupan yang Berkebangsaan dan perjuangan awal yang secara serempak di dalam mengusir penjajah setelah Proklamasi Kemerdekaan.

Pendidikan Moral Pancasila dengan kemasan yang lebih menarik dan merasuk ke dalam pikiran serta jiwa harus segera dihidupkan kembali juga dimulai dari semenjak usia dini. Sekaligus Pendidikan Sejarah Bangsa dan Budaya Nusantara untuk menyempurnakan jiwa yang Berkebangsaan itu tadi.

Perjuangan Boedi Oetomo, Tiga Serangkai dan Soempah Pemoeda di dalam Berkebangsaan yang utuh serta Perjuangan Alm. Bung Karno dan Alm. Pak Harto di dalam Berideologikan Pancasila harus terus dilanjutkan. Ditambah dengan rasa cinta kepada Tanah Air yang sangat besar.

Hanya tiga hal inilah yang bisa memajukan Republik Indonesia. Karena tanpa adanya ketiga hal ini, maka Republik Indonesia akan tercerai-berai lagi. Apalagi kalau dibuat menjadi RIS atau Negara Federasi, seperti permintaan terselubung dari Pihak Asing dan para Anteknya sejak ditanda-tanganinya Perjanjian KMB dulu.

Sambil membangun ketiga hal tersebut tadi, KPK harus terus diperkuat serta hukuman bagi koruptor diperberat. Karena korupsi adalah kejahatan luar biasa yang amat sangat merugikan semua pihak. Sekaligus bisa menghambat kesejahteraan masyarakat serta kemajuan Bangsa dan Negara juga hilangnya rasa keadilan.

Calon-calon di dalam segala bentuk pemilihan untuk Jabatan Politik apapun juga harus bersih dari tindak pidana apapun, terutama korupsi. Dan semua organisasi harus berazaskan kepada Pancasila sebagai Ideologi Tunggal.

Jepang tidak memiliki Bangsa, namun memiliki rasa cinta kepada Tanah Airnya yang sangat besar. (Dulu) Yahudi tidak memiliki Negara, tetapi memiliki rasa cinta kepada Bangsanya yang sangat tinggi. Amerika Serikat malah penduduknya pendatang semua, tetapi memiliki rasa cinta kepada Konstitusinya yang sangat kuat.

Apabila rasa cinta kepada Tanah Air, rasa cinta kepada Bangsa serta rasa cinta kepada Ideologi Pancasila yang secara utuh bisa dibangun di dalam jiwa setiap Warga Negara Indonesia, maka hal tersebut pasti akan menjadi sebuah kekuatan yang amat sangat luar biasa bagi kejayaan Bangsa dan Negara kita yang tercinta ini di masa yang akan datang.

Charles E. Tumbel.

--- Ide dan kreatifitas seseorang adalah hak milik yang tidak boleh ditiru / digandakan. Dilarang mengcopy artikel ini. Terima kasih. ---

Kamis, 16 Maret 2017

Pembelajaran Politik Yang Terbaik.

Cara belajar yang paling baik itu adalah dengan memberikan soal-soal layaknya seperti sebuah ujian yang harus dipecahkan dan diselesaikan oleh diri sendiri. Tentunya setelah sebelumnya diberikan pelajaran tentang teori-teori dari hal yang berkaitan dengan soal untuk ujian itu tadi.

Beberapa tahun terakhir, kita semuanya sudah mendapatkan soal-soal yang layaknya seperti sebuah ujian yang sungguh sangat luar biasa rumitnya. Hal tersebut membuat perhatian dan pikiran dari kita semuanya hanya tertuju serta tercurah kepada urusan yang cuma itu-itu saja.

Sungguh-sungguh sangat membuang waktu kita semua. Meskipun pada titik akhirnya nanti pasti tetap akan menjadi sebuah pembelajaran yang sangat luar biasa bermanfaat bagi kita semuanya. Terutama bagi yang mau berpikir dan masih memiliki akal sehatnya atau waras.

Kita semuanya tahu bahwa Bangsa kita ini dulu telah berjuang selama lebih dari tiga ratus tahun untuk bisa bersatu dan mendirikan sebuah Bangsa yang sudah tercerai-berai berkat politik adu-domba atau Devide et Empera yang dilakukan oleh pihak Penjajah beserta anteknya.

Kita semuanya juga tahu bahwa oleh sebab telah bersatu dan menjadi sebuah Bangsa itulah yang akhirnya membuat kita semuanya mau berjuang bersama-sama lagi bahu-membahu di dalam melawan pihak Penjajah beserta anteknya serta meraih kemerdekaan yang berdasarkan Pancasila.

Lalu kenapa para Pendiri Bangsa kita ini dulu malah berjuang untuk mendirikan sebuah Bangsa terlebih dahulu, bukannya langsung memerdekakan Negara saja?

Karena dampak dari politik adu-domba atau Devide et Empera yang telah dilakukan oleh pihak Penjajah beserta anteknya selama lebih dari tiga ratus tahun itu sudah sangat merasuk sekaligus merusak jiwa hampir seluruh Rakyat Indonesia di segala lapisan yang ada saat itu.

Apalagi Bangsa kita yang tercinta ini tempat tinggalnya terpisah-pisahkan di belasan ribu Pulau yang berbeda. Dan juga memiliki ratusan Suku serta Bahasa Daerah Asli yang berbeda. Sekaligus juga latar-belakangnya berasal dari percampuran beberapa Ras yang berbeda pula.

Sehingga tanpa adanya keberadaan sebuah Bangsa atau merasa utuh sebagai satu Bangsa maka tidaklah mungkin kita semuanya ini bisa kembali bersatu. Apalagi sampai mau berjuang bersama-sama lagi bahu-membahu di dalam melawan pihak Penjajah beserta anteknya itu.

Lalu juga kenapa para Pendiri Bangsa kita ini dulu setelah memproklamasikan kemerdekaan malah menetapkan Pancasila sebagai Dasar Negara?

Karena Pancasila adalah formula yang terbaik dan tercocok untuk Bangsa kita sendiri. Setelah lama digodok oleh para Pendiri Bangsa sejak beberapa tahun sebelumnya. Tatkala Bangsa kita pada saat itu masih berjuang mati-matian untuk mempersiapkan kemerdekaan Negara.

Apalagi Pancasila itu adalah kumpulan intisari dari falsafah-falsafah yang ada di kehidupan masyarakat Nusantara. Jadi Pancasila bukan hanya sesuai saja, namun memang jiwa yang sesungguhnya dari Bangsa Indonesia yang telah dirumuskan untuk menjadi formula utama.

Para Pendiri Bangsa kita adalah orang-orang yang sangat ahli, mumpuni dan berpengalaman sekaligus mengalami sendiri jaman Penjajahan. Mereka pernah merasakan dampak langsung dari kekejaman politik adu-domba yang telah dilakukan oleh pihak Penjajah beserta anteknya.

Sehingga yang telah dirumuskan, diformulakan dan ditetapkan untuk Bangsa kita pada saat ini sebetulnya adalah hal yang paling tepat serta tidak boleh ada satu titikpun keraguan lagi di dalam diri kita untuk melaksanakannya. Tidak lagi perlu diperdebatkan apalagi diragukan.

Semenjak setelah Reformasi '98 terjadi seolah Bangsa kita ini menjadi lupa Sejarah dan buta Budaya. Realita yang pernah terjadi terutama tentang sejarah kekejaman Politik Adu-Domba yang dulu telah dilakukan oleh pihak Penjajah beserta anteknya malah tidak lagi dianggap.

Budaya Adiluhung yang asli milik dari Bangsa kita sendiri malah sepertinya ingin dihilangkan. Padahal dari Sejarah serta Budaya Bangsa itu, kita semuanya bisa mengambil hikmah yang sangat berguna untuk kemajuan Bangsa dan Negara kita tercinta di masa yang akan datang.

Akhir-akhir ini malah kita seperti tidak memiliki Sejarah dan Budaya Bangsa sama sekali. Adu-domba berdasarkan SARA yang persis seperti yang dulu pernah dilakukan oleh pihak Penjajah beserta anteknya pada saat jaman Penjajahan malah seolah dengan sengaja diulang kembali.

Perkataan, perilaku dan cara-cara yang sama sekali tidak sesuai dengan Budaya Bangsa kita yang Adiluhung itu malahan terus dipamerkan. Seperti kembali lagi ke jaman Penjajahan atau bahkan jaman sebelum ada Peradaban. Mirip seperti orang yang sedang kerasukan setan.

Ujaran kebencian berdasarkan SARA, sebaran berita bohong, fitnah, kata kotor, makian dan cara-cara Politik Adu-Domba serta hal lain yang tidak sesuai dengan Budaya Adiluhung milik Bangsa kita terus-menerus dikumandangkan tanpa hentinya oleh para pengkhianat Bangsa.

Padahal pelajaran Sejarah di sekolah sudah sangat rinci menjelaskan cara-cara kejam pihak Penjajah beserta anteknya pada saat mereka sedang menghancurkan keutuhan Bangsa kita. Serta peran yang sangat penting dari Budaya Bangsa di dalam mempersatukannya kembali.

Saat ini kita sedang mengikuti pembelajaran politik yang terbaik. Karena dengan melupakan Sejarah dan Budaya Bangsa terutama tentang perjuangan disaat mendirikan sebuah Bangsa serta formula yang bernama Pancasila maka kehancuran seperti jaman dahulu pasti terjadi.

Kita bisa melihat kenyataannya bahwa setelah 90 tahun memiliki Bangsa sendiri dan lebih dari 70 tahun merdeka ternyata isu yang dulu selalu dijadikan senjata oleh pihak Penjajah beserta anteknya itu masih saja sangat ampuh untuk merusak kebersamaan kita sampai saat ini.

Hal itu tidak cuma menunjukkan betapa zalim pihak Penjajah beserta anteknya saat merusak jiwa kita dengan isu yang telah diciptakannya tersebut. Tetapi juga rasa Berkebangsaan yang secara utuh di dalam jiwa kita sebagai sebuah Bangsa masih belum sepenuhnya terwujud.

Semoga kita semuanya bisa segera belajar dan mengambil hikmahnya. Agar hal ini tidak lagi terulang di masa yang akan datang. Sebab bisa merusak jiwa dan menghancurkan keutuhan Bangsa. Padahal para Pendiri Bangsa ini telah mewariskan yang terbaik untuk kita semuanya.

Charles E. Tumbel.

--- Ide dan kreatifitas seseorang adalah hak milik yang tidak boleh ditiru / digandakan. Dilarang mengcopy artikel ini. Terima kasih. ---

Senin, 13 Maret 2017

Mengenal DiriNya.

Agar bisa mengenal Tuhan YME, maka kenalilah diri kita sendiri terlebih dahulu.

Begitu pula untuk berbuat baik Atas NamaNya, berbuat baiklah kepada diri kita sendiri terlebih dahulu.

Caranya?

Dengan berbuat kebaikan yang sebanyak-banyaknya kepada seluruh benda yang telah diciptakan OlehNya.

Karena sesungguhnya segala sifat dan perilaku yang baik itu ada, hanya dari serta berkat DiriNya semata.

Sehingga tatkala kita berbuat kebaikan terhadap seluruh benda yang telah diciptakan OlehNya, maka disaat itu pula sebenarnya kita juga telah berbuat kebaikan untuk diri kita sendiri.

Sekaligus mengenal sifat baik yang merupakan Miliknya semata, yang artinya juga telah mengenal DiriNya pula.

Charles E. Tumbel.

--- Ide dan kreatifitas seseorang adalah hak milik yang tidak boleh ditiru / digandakan. Dilarang mengcopy artikel ini. Terima kasih. ---

Rabu, 08 Maret 2017

Diri Kita Sendirilah Sumber Masalah Itu.

Sesungguhnya Tuhan YME sudah memberikan begitu banyak kemudahan dan kelimpahan rejeki kepada diri kita semuanya dengan tanpa pernah berhenti.

Tidak hanya pada setiap benda yang telah kita terima ataupun yang sudah kita berikan kepada orang lain. Tetapi juga di dalam setiap tarikan napas, kedipan mata dan hal-hal lain yang seringkali tidak pernah kita pedulikan apalagi syukuri pula.

Diri kita sendirilah yang sesungguhnya telah menghambat dan mengurangi limpahan rejeki dari DiriNya itu.

Dan diri kita sendiri jugalah yang sesungguhnya sudah merusak serta menggagalkan kesempatan-kesempatan yang telah diberikan OlehNya tersebut.

Kesemuanya itu bisa terjadi oleh sebab adanya kesombongan, keangkuhan, kecongkakan, kebebalan dan kebengisan dari diri kita sendiri.

Jiwa kita yang tidak pernah mau untuk Mensyukuri dan Mencintai.
Hati kita yang tidak pernah mau untuk Mengasihi dan Menyayangi.
Pikiran kita yang tidak pernah mau untuk Mengerti dan Memahami.
Lisan kita yang tidak pernah mau untuk Menghargai dan Menghormati.
Serta Sikap kita yang tidak pernah mau untuk Mematuhi dan Mentaati.

Tuhan YME itu akan senantiasa mau bermurah hati. Namun diri kita sendirilah sumber masalah itu yang sesungguhnya, tetapi tidak pernah mau menyadari apalagi mengakui.

Insyaf, akui, tobat, perbaiki dan rubahlah serta nikmatilah segala sesuatu apapun yang telah diberikan oleh Tuhan YME kepada diri kita selama ini.

Supaya kemudahan dan kelimpahan rejeki dari DiriNya itu bisa menjadi semakin lebih besar lagi. Serta akhirnya dapat menjadi manfaat sekaligus berkah yang juga akan selalu kita terima dengan tanpa pernah berhenti pula.

Charles E. Tumbel.

--- Ide dan kreatifitas seseorang adalah hak milik yang tidak boleh ditiru / digandakan. Dilarang mengcopy artikel ini. Terima kasih. ---

Selasa, 07 Maret 2017

Untuk Dan Karena DiriNya Semata.

Saya sungguh-sungguh ingin bertanya.
Kalau seandainya Tuhan YME itu tidak menjanjikan apalagi memiliki Surga, apakah manusia masih akan tetap MenyembahNya?

Jikalau tidak, apakah hal tersebut bukan berarti manusia ini hanya mengharapkan Surganya belaka?

Berarti bukan lagi sebuah ketaatan, kepatuhan dan ketakwaan yang hanya untuk serta karena DiriNya semata.

Apalagi sebuah wujud dari perasaan yang tulus sekaligus ikhlas hanya untuk dan karena DiriNya semata pula.

Oleh sebab itu, berlomba-lombalah di dalam berbuat kebaikan terhadap seluruh benda yang telah diciptakan OlehNya.

Dan buktikanlah kepada DiriNya saja bahwa diri kita sendiri ini telah sungguh-sungguh taat, patuh, takwa, tulus sekaligus ikhlas di dalam menyembah yang hanya untuk serta karena DiriNya semata.

Bukan untuk sesuatu hal yang lainnya, apalagi karena ada sesuatu hal belaka!

Charles E. Tumbel.

--- Ide dan kreatifitas seseorang adalah hak milik yang tidak boleh ditiru / digandakan. Dilarang mengcopy artikel ini. Terima kasih. ---

Bukan Oleh Orang Lain.

Kita akan sulit untuk memperbaiki dan merubah sesuatu yang salah, karena diri kita sendiri yang tidak mau untuk mempelajari sesuatu yang benar atau menerima masukan kebaikan dari orang lain.

Hal seperti itu bisa terjadi, oleh sebab adanya rasa ke-aku-an yang terlalu tinggi dari diri kita sendiri. Dan menganggap bahwa hal yang salah tersebut, sebagai sesuatu yang wajar, biasa atau normal belaka.

Seringkali kesalahan itu malah akan dibiarkan atau bahkan dinikmati layaknya sebuah Kebanggaan. Meskipun semua orang sudah berusaha untuk memberikan masukan kebaikan demi menyadarkan diri kita.

Jadilah pribadi yang gemar mempelajari hal-hal yang benar, terutama yang untuk kebaikan semua pihak.

Hilangkanlah segala rasa ke-aku-an yang terlalu tinggi tersebut atau setidaknya turunkanlah sedikit rasa itu.

Agar masukan kebaikan dari orang lain juga bisa kita cerna dan terima dengan baik pula. Demi perbaikan dan perubahan yang ada pada diri kita sendiri.

Ingatlah selalu bahwa sesungguhnya perbaikan dan perubahan itu hanya bisa dilakukan oleh diri kita sendiri, bukan oleh orang lain.

Charles E. Tumbel.

--- Ide dan kreatifitas seseorang adalah hak milik yang tidak boleh ditiru / digandakan. Dilarang mengcopy artikel ini. Terima kasih. ---

Senin, 06 Maret 2017

Menggarami Air Di Laut.

Ada seseorang dari sebuah Negara yang berpenduduk Muslim minoritas (penduduk mayoritas disana adalah penyembah berhala) yang malah ingin lebih Memuslimkan lagi Negara dengan penduduk Muslim terbesar di dunia.

Jikalau sungguh-sungguh memiliki niat untuk Memuslimkan orang lain, maka jangan melihat ke tempat yang terlampau jauh dulu. Tetapi lihatlah sekitar dan Muslimkanlah mereka, agar tidak menyembah berhala lagi.

Aneh, datang ke sebuah Negara yang memiliki penduduk Muslim terbesar di dunia dan hidupnya sudah damai dengan alasan untuk memperbaiki akidah. Tidakkah akidah penyembah berhala itu sesat dan harus dirubah?!

Seorang umat itu diwajibkan untuk menyampaikan suatu Kebenaran dan Berita Gembira kepada keluarganya sendiri, kaumnya sendiri, bangsanya sendiri terlebih dahulu. Bukan kepada keluarga, kaum dan bangsa lain.

Setiap Nabi diutus untuk kaumnya sendiri, bukan kaum lain. Kalau kepada kaumnya sendiri saja tidak mampu, apalagi kepada kaum lain. Lebih lagi kalau kaum lain itu sudah Muslim, sedangkan kaumnya sendiri malah tidak.

Aneh tapi nyata, seperti orang yang ingin "Menggarami Air Di Laut" saja. Harusnya malah belajar dari Negara dengan penduduk Muslim terbesar di dunia, bukan malah sebaliknya!

Charles E. Tumbel.

--- Ide dan kreatifitas seseorang adalah hak milik yang tidak boleh ditiru / digandakan. Dilarang mengcopy artikel ini. Terima kasih. ---

Marilah Berkarya Bersama!

Kita tidak harus selalu terpaku dengan Teori Asing. Sebab mereka bisa mendapatkan Teori itu juga dengan berdasarkan kepada pengamatan, penelitian, percobaan, pengkajian dan perumusan yang mereka buat, alami serta cari sendiri.

Padahal setiap segala sesuatu "Hal" itu pasti memiliki karakter dan ciri khas yang berbeda-beda sesuai dengan latar-belakangnya masing-masing.

Alangkah baiknya jikalau kita sendiri juga mau untuk mengamati, meneliti, mencoba, mengkaji dan merumuskan Teori-teori yang tepat lagi cocok untuk diri kita pergunakan sendiri.

Agar kelak diri kita sendiri juga memiliki kemampuan di dalam membuat Teori yang berdasarkan sekaligus bernafaskan "corak" dari diri kita sendiri.

Meskipun Teori Asing masih tetap ada, namun hanya dipergunakan sebagai bahan pembanding saja. Dan biarkanlah energi dari kreatifitas yang diri kita sendiri miliki bisa selalu hidup.

Karena pada hakekatnya terlalu banyak Teori itu nanti malah akan membuat sedikit Praktek. Dan jikalau sudah banyak Praktek maka akan menghasilkan Teori-teori yang unggul. Marilah berkarya bersama!

Charles E. Tumbel.

--- Ide dan kreatifitas seseorang adalah hak milik yang tidak boleh ditiru / digandakan. Dilarang mengcopy artikel ini. Terima kasih. ---

Minggu, 05 Maret 2017

Persis Seperti Pada Jaman Penjajahan Dulu.

Kondisi Bangsa dan Negara kita yang tercinta pada saat ini hampir mirip dengan kejadian Pertempuran Surabaya di tahun 1945 yang diserang "membabi-buta" dari Darat, Laut serta Udara juga Pengkhianatan dari dalam pula. Bedanya hanya terdapat pada cara-cara dan alat-alat yang dipergunakan oleh mereka untuk menyerang kita belaka.

Kalau pada tahun 1945 di Surabaya serangan dilakukan dengan bombardir Mortir Darat, Meriam Kapal dan Bom Pesawat serta Pengkhianatan maka pada saat ini dilakukan dengan Pemekaran Daerah Berdasarkan Suku, Ujaran Kebencian Berdasarkan Ras dan Diskriminasi Berdasarkan Agama serta Mengadu-Domba Antar Golongan.

Itulah cara-cara dari Pihak Asing beserta para Anteknya untuk menghancurkan keutuhan Bangsa dan Negara kita yang tercinta ini dengan tujuan akhir sebagai "kompromi", yaitu menjadi RIS atau Negara Federasi. Agar lebih mudah ditaklukkan satu-persatu dengan peranan "Raja Kecilnya", persis seperti pada Jaman Penjajahan dahulu.

Charles E. Tumbel.

--- Ide dan kreatifitas seseorang adalah hak milik yang tidak boleh ditiru / digandakan. Dilarang mengcopy artikel ini. Terima kasih. ---

Sabtu, 04 Maret 2017

Irama Terbaiknya.

Pujangga lagu yang selalu berkarya untuk Nusa dan Bangsa.
Tak kenal menyerah apalagi lelah demi untuk kebaikan dunia.
Walaupun namanya akan dilupakan oleh manusia.

Ksatria budaya yang selalu berjuang untuk keharuman negara.
Tak pernah berubah apalagi lupa demi untuk bahagia bersama.
Karena jiwanya akan terpuaskan oleh baktinya.

Merangkai kata adalah takdirnya.
Menguntai syair ialah hidupnya.

Waktu terus berjalan dan semuanya hanya akan menjadi kenangan belaka.

Jaman slalu berubah dan segalanya cuma akan menjadi karangan biasa.

Namun pencipta alunan nada nan indah akan terus berlaga untuk irama terbaiknya.

Irama Terbaiknya oleh Charles E. Tumbel, 28 - 12 - 2016.

--- Ide dan kreatifitas seseorang adalah hak milik yang tidak boleh ditiru / digandakan. Dilarang mengcopy artikel ini. Terima kasih. ---