Jumat, 30 Juni 2017

Mumpung.

Banyak orang munafik yang mengatakan bahwa dirinya percaya dan takut akan tibanya Hari Kiamat, tetapi cuma di mulutnya belaka. Bukan dari dalam hatinya, apalagi pada perbuatannya.

Buktinya masih banyak orang yang lebih menyembah kepada sesama manusia, aliran atau kelompok, harta benda dan hal-hal lainnya yang jelas amat sangat tidak patut untuk disembah itu.

Padahal sudah jelas bahwa nanti pada Hari Kiamat itu, kita hanya akan menghadap kepada Tuhan YME semata dan tiada satu orangpun yang bakal mampu untuk membela serta menolong.

Manusia tidak akan ada yang saling mengenal dan masing-masing ketakutan, karena harus mempertanggung-jawabkan sendiri-sendiri perbuatannya semasa hidup di dunia yang fana ini.

Mumpung masih diberi kesempatan dan belum tahu kapan Hari Kiamat itu tiba maka marilah bersama-sama mencari, mempelajari, mengimani, mencintai serta menyembah hanya kepada Tuhan YME semata.

Juga selalu dan tanpa henti berlomba di dalam berbuat kebaikan yang sebanyak-banyaknya terhadap seluruh benda yang telah diciptakan OlehNya, terutama kepada sesama umat manusianya.

Charles E. Tumbel.

--- Ide dan kreatifitas seseorang adalah hak milik yang tidak boleh ditiru / digandakan. Dilarang mengcopy artikel ini. Terima kasih. ---

Kamis, 29 Juni 2017

Kecanduan Berbohong dan Berdebat.

Semua jenis kecanduan bisa diobati, kecuali kecanduan berbohong dan berdebat.

Berbohong itu bisa terjadi karena kebiasaan, kebutuhan dan keadaan serta lantaran suatu penyakit.

Tetapi kesanggupan untuk melakukan kebohongan sebenarnya hanya bisa terjadi, sebab jiwanya yang sedang sakit saja. Dan hal itu akhirnya menjadi semacam candu di dalam jiwa, yang tidak ada obatnya.

Meskipun sesungguhnya dirinya sendiri menyadari bahwa telah melakukan perbuatan yang salah dan berdosa, namun tetap tidak mampu untuk menghentikannya.

Oleh karena merasa ada tantangan, kepuasan, kenikmatan, perasaan menang dan ingin mengulanginya kembali setiap kali setelah melakukannya. Begitu-pun adanya dengan kecanduan berdebat.

Charles E. Tumbel.

--- Ide dan kreatifitas seseorang adalah hak milik yang tidak boleh ditiru / digandakan. Dilarang mengcopy artikel ini. Terima kasih. ---

Anak Yang Sholeh.

Doa dari anak yang sholeh itu bisa mengantarkan kedua orang tuanya kelak untuk masuk ke dalam Surga.

Lalu siapakah anak yang sholeh itu?

Apakah seorang anak yang selalu patuh, taat, menurut, mengabdi dan berbhakti kepada kedua orang tuanya saja?

Ataukah cuma seorang anak yang selalu mendoakan yang paling terbaik untuk kedua orang tuanya belaka?

Meskipun Si Anak tersebut adalah seorang penzinah, pemfitnah, penipu, perusuh, perusak, pemabuk, pencuri, koruptor, pembunuh, pembenci, perampok, pengkhianat, penumpuk harta haram, pemberontak dan lain-lain kejahatan yang sangat dimurkai oleh Tuhan YME?

Bukan!

Anak yang sholeh ialah seorang anak yang semenjak kecil sudah ditanamkan, dididik, diajarkan, dibina dan dibesarkan dengan Ilmu-ilmu Kebijaksanaan yang berdasarkan kepada Perintah dari Tuhan YME oleh kedua orang tuanya serta senantiasa sungguh-sungguh selalu menjalankannya secara sadar lagi benar, baik sebelum maupun sesudah orang tuanya itu meninggal dunia.

Charles E. Tumbel.

--- Ide dan kreatifitas seseorang adalah hak milik yang tidak boleh ditiru / digandakan. Dilarang mengcopy artikel ini. Terima kasih. ---

Selasa, 27 Juni 2017

Agama Adalah Keselamatan.

Agama adalah Keselamatan. Keselamatan selama masih hidup di Dunia yang fana ini, maupun sesudah hidup di Akherat yang abadi kelak.

Dengan cara yaitu benar-benar ikhlas di dalam Menyembah sekaligus Menyerahkan Diri hanya kepada Allah SWT semata dan senantiasa berbuat, mengajak serta menyebarkan Kebaikan kepada siapapun, dimanapun juga kapanpun.

Karena tanpa benar-benar ikhlas di dalam Menyembah sekaligus Menyerahkan Diri hanya kepada Allah SWT semata maka nantinya tidak mungkin akan bisa masuk ke dalam KerajaanNya sesudah hidup di Akherat yang abadi kelak.

Dan tanpa senantiasa berbuat, mengajak serta menyebarkan Kebaikan kepada siapapun, dimanapun juga kapanpun maka tidak mungkin akan bisa selamat selama masih hidup di Dunia yang fana ini, apalagi sesudah hidup di Akherat yang abadi kelak.

Sesungguhnya dengan benar-benar ikhlas di dalam Menyembah sekaligus Menyerahkan Diri hanya kepada Allah SWT semata dan senantiasa berbuat, mengajak serta menyebarkan Kebaikan kepada siapapun, dimanapun juga kapanpun ini maka dengan sendirinya akan menjadi Rahmat bagi Alam Semesta.

Oleh sebab itu, berlomba-lombalah selalu untuk benar-benar ikhlas di dalam Menyembah sekaligus Menyerahkan Diri hanya kepada Allah SWT semata dan senantiasa berbuat, mengajak serta menyebarkan Kebaikan kepada siapapun, dimanapun juga kapanpun hingga sampai pada akhir hayat nanti.

Charles E. Tumbel.

--- Ide dan kreatifitas seseorang adalah hak milik yang tidak boleh ditiru / digandakan. Dilarang mengcopy artikel ini. Terima kasih. ---

Kamis, 22 Juni 2017

Melawan Hawa Nafsu Dari Dirinya Sendiri.

Puasa itu diibaratkan seperti ibadah doa ataukah seperti ibadah di dalam melawan hawa nafsu dari dirinya sendiri?

Jikalau puasa itu diibaratkan seperti ibadah doa, maka wajib bagi siapapun untuk menghormatinya dengan tanpa terkecuali.

Tetapi apabila puasa itu diibaratkan seperti ibadah di dalam melawan hawa nafsu dari dirinya sendiri, maka tidak wajib bagi orang lain untuk menghormatinya.

Namun malahan wajib bagi dirinya sendiri untuk menghormati orang lain. Karena sebenarnya hal itu sama dengan melawan hawa nafsu dari dirinya sendiri.

Yang wajib untuk dihormati oleh semua pihak itu Bulan Sucinya, bukanlah orangnya. Lebih perbanyak lagi ibadah, doa dan perbuatan baik kepada siapapun, terutama pada Bulan Suci.

Charles E. Tumbel.

--- Ide dan kreatifitas seseorang adalah hak milik yang tidak boleh ditiru / digandakan. Dilarang mengcopy artikel ini. Terima kasih. ---

Senin, 19 Juni 2017

Sebuah Ketangguhan.

Menapaki terjalnya perjalanan pada sebuah ketinggian di tengah pemandangan nan sangat indah dari sebuah Gunung adalah suatu perjuangan sekaligus pengorbanan yang diselingi oleh kegembiraan tersendiri bagi mereka yang mampu untuk menikmatinya.

Selangkah demi selangkah, setahap demi  setahap dan dengan semangat yang pantang menyerah pada akhirnya akan sampai kepada Puncaknya.

Perjuangan itu adalah ketabahan sekaligus kesabaran dan keuletan. Sedangkan pengorbanan itu adalah keikhlasan sekaligus ketulusan dan kesungguhan yang apabila kedua hal tersebut digabungkan menjadi satu, maka akan menjadi sebuah Kekuatan.

Kelak disaat tiba waktunya Matahari sudah tidak bisa bersinar dengan terangnya lagi, maka kekuatan itu tadi akan menjadi sebuah Ketangguhan.

Charles E. Tumbel.

--- Ide dan kreatifitas seseorang adalah hak milik yang tidak boleh ditiru / digandakan. Dilarang mengcopy artikel ini. Terima kasih. ---

Sabtu, 17 Juni 2017

Jiwa Yang Berkebangsaan Indonesia.

Bangsa dan Negara itu adalah dua hal yang berbeda, meskipun keduanya memiliki sebuah Ikatan Bathin yang amat sangat kuat. Serta tidak semua Bangsa memiliki Negara, juga tidak semua Negara memiliki Bangsa pula.

Sungguh beruntung kita pada saat ini, Bangsa Indonesia, karena telah memiliki kedua-duanya. Semuanya ini bisa kita miliki, cuma lantaran perjuangan serta pengorbanan dari para Bapak Pendiri Bangsa dan Negara kita dulu belaka.

Tanpa adanya perjuangan serta pengorbanan dari para Bapak Pendiri Bangsa dan Negara kita dulu, maka sampai dengan detik ini, kita semuanya pastinya masih tercerai-berai juga dijajah oleh Pihak Asing pula.

Politik "Devide et Empera" yang amat sangat licik dan kejam itu, juga pastinya masih akan terus dijalankan oleh para Anteknya pula. Agar kita tidak bisa bersatu, apalagi berjuang bersama-sama untuk meraih kemerdekaan.

Oleh sebab itu, kita semuanya haruslah selalu bersyukur ke hadirat Tuhan YME. Karena berkat Ijin sekaligus Restu hanya dari DiriNya semata maka perjuangan serta pengorbanan dari para Bapak Pendiri Bangsa dan Negara kita dulu bisa berhasil.

Keberhasilan di dalam Berkebangsaan inilah yang pada akhirnya membuat kita semuanya mau untuk berjuang bersama-sama tanpa perbedaan Suku, Agama, Ras dan Antar Golongan tatkala meraih kemerdekaan.

Perjuangan Berkebangsaan dari para Bapak Pendiri Bangsa dan Negara diawali dengan berdirinya organisasi pemuda yang bernama Boedi Oetomo pada hari Minggu, tanggal 20 Mei 1908, pukul 09.00 di Batavia (Jakarta).

Didirikan oleh para mahasiswa STOVIA (Kedokteran) di Batavia atas prakarsa dari Dr. Wahidin Sudirohusodo. Dan yang untuk pertama kali pada saat berdirinya terpilih menjadi ketua adalah Dr. Sutomo.

Pada awalnya Boedi Oetomo cuma ditujukan untuk Suku serta Budaya dari Jawa dan Madura belaka. Karena latar-belakang dari para Pendirinya memang para Bangsawan-bangsawan Muda dari Jawa.

Namun pada akhirnya Dr. Cipto Mangunkusumo, Douwes Dekker dan Ki Hajar Dewantoro (dijuluki sebagai "Tiga Serangkai") berhasil meluaskannya untuk seluruh Suku, Ras serta Budaya sehingga menjadi lengkap juga merata pula.

Juga lantaran Ki Hajar Dewantoro pula, istilah "Inlander atau Pribumi" yang selama ratusan tahun telah dipergunakan untuk memecah-belah dan menghina Bangsa kita, akhirnya tidak boleh lagi dipergunakan di kalangan Pejuang Kebangsaan.

Mulai sejak saat itulah (pada tahun 1913) oleh para Bapak Pendiri Bangsa dan Negara, hanyalah kata "Indonesia" saja yang boleh dipergunakan sebagai nama resmi untuk menyebut Bangsa kita yang tercinta ini.

Pada tanggal 28 Oktober 1928 di Batavia diadakan Kongres Pemuda II. Di dalam kongres pemuda dan pemudi ini, terjadi sebuah ikrar dari seluruh peserta se-Hindia Belanda (Indonesia) yang hadir saat itu serta disebut sebagai "Sumpah Pemuda''.

Sesuai dengan cita-cita dari Perjuangan Berkebangsaan sejak Boedi Oetomo (1908), Indische Vereeniging (1908), Indische Partij (1912) dll untuk mendirikan sebuah Bangsa maka Kongres Pemuda II mengikrarkan berdirinya Bangsa Indonesia.

Bunyi dari ikrar "Sumpah Pemuda" adalah sebagai berikut :
- Kami putra dan putri Indonesia mengaku Bertumpah Darah yang satu, Tanah Indonesia.
- Kami putra dan putri Indonesia mengaku Berbangsa yang satu, Bangsa Indonesia.
- Kami putra dan putri Indonesia menjunjung Bahasa Persatuan, Bahasa Indonesia.

Setelah ratusan tahun dipecah-belah dengan politik "Devide et Empera" yang sudah merasuk ke dalam seluruh sendi kehidupan Bermasyarakat, ikrar "Sumpah Pemuda" inilah yang menjadi titik puncak dari Perjuangan Berkebangsaan kita.

Dan dengan terjadinya ikrar "Sumpah Pemuda", maka perjuangan sebuah Bangsa di dalam mendirikan sebuah Negara yang merdeka adalah sebuah keniscayaan yang tidak mungkin bisa dihindari lagi.

Pada hari Jum'at, tanggal 17 Agustus 1945, pukul 10.00 di Jalan Pegangsaan Timur Nomor 56 Jakarta, Bangsa Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya dan mendirikan sebuah Negara yang bernama, Republik Indonesia.

Dasar Negara untuk Republik Indonesia yang telah ditetapkan di dalam Sidang PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945 di Jakarta adalah Pancasila, sedangkan untuk Konstitusi Negara adalah Undang-undang Dasar 1945.

Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia yang pertama adalah Alm. Ir. Soekarno dan Alm. Drs. Mohammad Hatta. Beliau berdua ini adalah Tokoh Utama di dalam Pergerakan Nasional kita.

Karena Bangsa Indonesia baru merdeka serta Republik Indonesia baru berdiri, maka Ir. Soekarno lebih banyak berjuang untuk memperkenalkan Bangsa dan Negara Indonesia kepada Dunia Internasional.

Meskipun pada saat itu di dalam negeri masih diduduki oleh para serdadu NICA juga bertubi-tubi terjadi pemberontakan pula, tetapi Ir. Soekarno berhasil membuat Bangsa dan Negara Indonesia dikenal oleh Dunia Internasional.

Masa itu para tokoh Pejuang Kebangsaan masih banyak yang hidup dan jiwa yang Berkebangsaan, terutama di kalangan para Pejuang Kemerdekaan sudah tertanam kuat. Sehingga pemberontakan bisa dengan mudah diberantas.

Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia yang kedua adalah Alm. HM Soeharto dan Alm. Sri Sultan Hamengkubuwono IX. Beliau berdua ini adalah Tokoh Penting di dalam Perjuangan Kemerdekaan kita.

Karena Bangsa Indonesia serta Republik Indonesia sudah dikenal oleh Dunia Internasional, maka HM Soeharto lebih banyak berjuang untuk memajukan pembangunan Bangsa dan Negara kita yang tercinta ini.

Apalagi pada saat itu di dalam negeri baru terjadi peristiwa berdarah DI/TII kemudian G30S/PKI yang membuat kondisi ekonomi, politik dan sosial menjadi sangat merosot. Namun kebijakan baru HM Soeharto berhasil memajukan pembangunan kita kembali.

Masa itu para tokoh Pejuang Kemerdekaan masih banyak yang hidup dan jiwa yang Berkebangsaan serta Berbudaya Adiluhung masih tertanam kuat, sehingga memajukan pembangunan bisa dengan mudah dilaksanakan.

Presiden kita yang pertama dan yang kedua amat sangat berjasa di dalam membangun Bangsa dan Negara kita yang tercinta ini. Memang titik fokus kebijakannya berbeda, karena situasi dan kondisi serta jamannya juga berbeda pula.

Tetapi beliau berdua ini adalah para Bapak Bangsa yang telah membangun Dasar-dasar Bermasyarakat, Berkebangsaan sekaligus Berkenegaraan yang tepat serta berguna untuk masa depan dari Bangsa dan Negara kita yang tercinta.

Yang menjadi masalah pada saat ini adalah Dasar-dasar Bermasyarakat, Berkebangsaan sekaligus Berkenegaraan yang dulu sudah dibangun oleh beliau berdua itu, setelah Reformasi '98 malahan tidak dijalankan lagi.

Sehingga hal-hal yang terpenting serta sangat mendasar yang telah diletakkan oleh para Bapak Pendiri Bangsa dan Negara kita dulu, sudah tidak lagi dijiwai oleh para generasi muda pada saat ini, terutama yang lahirnya setelah Era Reformasi '98.

Dianggap Bangsa serta Negara kita yang tercinta ini lahir tanpa perjuangan sekaligus pengorbanan dari para Bapak Pendiri Bangsa dan Negara. Seolah Bangsa dan Negara kita yang tercinta ini sama sekali tidak pernah memiliki sejarah perjuangan.

Hal ini apabila dibiarkan, maka nantinya akan membahayakan bagi keutuhan Bangsa dan Negara kita yang tercinta di masa yang akan datang. Karena pasti bakal tercerai-berai lagi, seperti pada Jaman Penjajahan dahulu kala.

Padahal jaman dulu kita sudah berhasil membangun nama besar dari Bangsa dan Negara di Dunia Internasional. Jaman dulu kita sudah berhasil memajukan pembangunan dari Bangsa dan Negara kita yang tercinta ini.

Kini setelah hampir 20 tahun terjadinya Reformasi '98, jiwa yang Berkebangsaan Indonesia rasanya malahan mengalami kemunduran 100 tahun ke belakang serta kerapkali tercabik-cabik dan ternodai oleh isu-isu SARA.

Padahal sudah diletakkan sejak lebih dari 100 tahun yang lalu oleh para Bapak Pendiri Bangsa dan Negara kita. Jiwa yang Berkebangsaan Indonesia itu adalah sebuah keniscayaan yang tidak dapat dipisahkan dari Republik Indonesia.

Tanpa jiwa yang Berkebangsaan Indonesia, maka Republik Indonesia bakal bubar dengan sendirinya. Namun dengan jiwa yang Berkebangsaan Indonesia, maka kita akan berjuang bersama-sama untuk memajukan pembangunan Republik Indonesia.

Seluruh pihak pada saat ini seolah cuma memikirkan kemajuan dari Negara saja, tanpa memikirkan kemajuan dari Bangsa. Padahal awal mula Negara kita yang tercinta ini dibangun adalah dengan terlebih dahulu membangun Bangsanya.

Jadi bukannya hanya Negara kita yang tercinta ini belaka yang harus dibangun, tetapi juga Bangsa kita yang tercinta ini pula. Sehingga setiap kemajuan dari Negara kita yang tercinta ini, nantinya juga akan selalu selaras dengan kemajuan dari Bangsa kita yang tercinta ini pula.

Bukan cuma raganya saja yang dibangun, namun sekalian jiwanya. Bukan hanya Negaranya belaka yang dibangun, tetapi sekaligus Bangsanya. Oleh sebab itu kita harus segera membangun kembali jiwa yang Berkebangsaan Indonesia.

Membangun kembali untuk mewujudkan jiwa yang Berkebangsaan Indonesia ini tidak cuma sebuah amanah saja, namun juga sebuah keharusan demi kelangsungan Bangsa Indonesia sekaligus Republik Indonesia yang tercinta pula, sampai dengan nanti pada akhir jaman.

Marilah kita wujudkan bersama-sama Cita-cita Luhur dari para Bapak Pendiri Bangsa dan Negara untuk memiliki sebuah Negara yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil serta makmur yang asli milik dari Bangsa sendiri, Bangsa Indonesia, yaitu Republik Indonesia.

Charles E. Tumbel.

--- Ide dan kreatifitas seseorang adalah hak milik yang tidak boleh ditiru / digandakan. Dilarang mengcopy artikel ini. Terima kasih. ---

"Penjahat Ideologi".

Hewan Pemangsa itu tidak akan langsung menyergap korbannya, sekalipun dari belakang.

Tetapi akan diam terlebih dahulu untuk mengintai, sambil memperhitungkan segala kemungkinan dan resiko yang bakal terjadi.

Kemudian dia mulai mengatur taktik, trik, intrik dan stretegi yang akan dilakukannya.

Dengan secara perlahan mendekat dan terus-menerus mengamati serta menganalisa keadaan.

Menunggu sebuah waktu yang tepat dan tiba-tiba kita sudah berada di dalam cengkeramannya.

Berhati-hatilah, karena bisa jadi anda adalah korban berikutnya dari para "Penjahat Ideologi" ini.

Charles E. Tumbel.

--- Ide dan kreatifitas seseorang adalah hak milik yang tidak boleh ditiru / digandakan. Dilarang mengcopy artikel ini. Terima kasih. ---

Selasa, 13 Juni 2017

Apapun Yang Kita Pilih.

Ada sebagian orang yang selalu sadar dan menyayangi dirinya dengan senantiasa menjaganya untuk tidak melakukan perbuatan yang tercela.

Tetapi ada sebagian lagi yang tidak peduli dan selalu merusaki dirinya dengan terus membiarkannya untuk melakukan perbuatan yang tercela.

Segala yang ada di dalam kehidupan dunia yang fana ini, semuanya adalah pilihan. Dan kendali dari kesemuanya itu hanya ada di dalam diri kita masing-masing belaka.

Ingatlah senantiasa bahwa apapun yang kita pilih nantinya bakal menunjukkan kualitas dan jati diri yang sesungguhnya dari diri kita serta akan dinilai oleh orang lain.

Charles E. Tumbel.

--- Ide dan kreatifitas seseorang adalah hak milik yang tidak boleh ditiru / digandakan. Dilarang mengcopy artikel ini. Terima kasih. ---

Seorang Pejalan Kaki Belaka.

Sang Maha Pencipta adalah Tujuan Hidup bagi kita semuanya. Mulai dari semenjak masih berada di dalam rahim dari Ibunda yang tercinta, hingga nanti sampai pada akhir hayat di dalam Makam.

Agama bagaikan sebuah Jalan Raya untuk menuju kepada DiriNya semata. Dan Kitab Suci menjadi Pegangan, Petunjuk serta Tuntunan Utama pada saat kita berjalan di Jalan Raya itu.

Para Rasul Allah sebagai Pembawa, Pembuka dan Pemimpin sekaligus Suri Tauladan. Agar kita bisa menjalankan Pegangan, Petunjuk dan Tuntunan itu tadi dengan secara benar lagi tepat.

Sedangkan kita semuanya ini tanpa terkecuali, hanyalah seorang Pejalan Kaki belaka.

Charles E. Tumbel.

--- Ide dan kreatifitas seseorang adalah hak milik yang tidak boleh ditiru / digandakan. Dilarang mengcopy artikel ini. Terima kasih. ---

Sabtu, 10 Juni 2017

Orang Indonesia Asli.

Orang Indonesia Asli menurut saya pribadi definisinya adalah orang yang dilahirkan dari pasangan orang tua kandung yang keduanya memiliki Kewarga-negaraan Indonesia sekaligus Tempat Kelahiran dari salah satu atau kedua orang tua kandungnya tersebut berada di wilayah hukum Indonesia.

Charles E. Tumbel.

--- Ide dan kreatifitas seseorang adalah hak milik yang tidak boleh ditiru / digandakan. Dilarang mengcopy artikel ini. Terima kasih. ---

Jumat, 09 Juni 2017

Pasti Akan Senantiasa Mempersatukan.

Setiap manusia yang masih hidup di dunia yang fana ini pastilah memiliki kelebihan dan kekurangan. Janganlah terlalu berlebihan di dalam berharap, apalagi sampai memuja-muja dan mengagung-agungkannya, sebab kelak pastinya bakal kecewa.

Perubahan besar itu tidak akan pernah terjadi dan datang dari orang lain, apalagi cuma dari satu orang saja. Datangnya dari diri kita sendiri yang bersama-sama dengan orang lain (bersatu-padu, bahu-membahu dan saling bergandengan-tangan).

Menjaga tali silaturahmi adalah sebuah kewajiban bagi seluruh umat manusia dimanapun berada. Dan akan menjadi hal yang amat sangat naif sekali, apabila sampai memutuskan tali silaturahmi lantaran berbeda latar-belakangnya.

Terlebih lagi jikalau hal itu cuma lantaran perbedaan SARA saja!

Sudah saatnya bagi kita semuanya untuk merenung dan melihat ke masa yang akan datang serta bertanya kepada hati nurani masing-masing tentang apakah akan tetap terus menebar kebencian sekaligus permusuhan hanya karena perbedaan SARA belaka?

Tidakkah segala sesuatunya akan bisa menjadi lebih baik lagi apabila pada saat ini kita semuanya mau untuk bersatu-padu, bahu-membahu dan saling bergandengan-tangan demi menghadapi ancaman yang bakal terjadi di masa yang akan datang?

Tidak ada kekuatan tanpa kebersamaan (persatuan dan kesatuan). Serta dengan kebersamaan, kita pastinya akan bisa saling mengisi sekaligus menutupi segenap kekurangan yang ada demi menghadapi ancaman yang bakal terjadi di masa yang akan datang.

Ingatlah selalu bahwa orang hebat, lebih lagi seorang pemimpin besar itu pasti akan senantiasa mempersatukan demi kebaikan bersama. Bukannya mengadu-domba, memecah-belah dan mencerai-beraikan cuma demi kepentingan serta keuntungannya sendiri saja.

Charles E. Tumbel.

--- Ide dan kreatifitas seseorang adalah hak milik yang tidak boleh ditiru / digandakan. Dilarang mengcopy artikel ini. Terima kasih. ---

Minggu, 04 Juni 2017

"Hari Kelahiran Pancasila".

Sebelum Perang Dunia II di wilayah Samudera Pasifik atau Perang Asia Timur Raya berakhir pada tanggal 15 Agustus 1945 dengan ditandatanganinya Perjanjian Penyerahan Tanpa Syarat dari Pihak Jepang yang diwakili oleh Mamoru Shigemitsu kepada Pihak Sekutu yang diwakili dari oleh Jenderal Besar Douglas McArthur di atas Kapal Tempur USS Missouri (BB 63), Penjajah Jepang telah mendirikan sebuah badan untuk membantu persiapan kemerdekaan Republik Indonesia.

Badan tersebut bernama BPUPKI atau Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (Dokuritsu Junbii Chosakai).

BPUPKI berdiri pada tanggal 01 Maret 1945 bertepatan dengan hari ulang tahun Kaisar Jepang saat itu, Hirohito.

BPUPKI beranggotakan 69 orang yang diketuai oleh Dr. KRT Radjiman Wedyodiningrat dengan 2 orang wakil ketua. Yang satu adalah orang Jepang bernama Ichibangase Yosio dan yang satu lagi adalah orang Indonesia bernama RP Soeroso.

Tugas dari BPUPKI ini adalah untuk mempelajari segala hal penting yang dapat membantu persiapan dari Penjajah Jepang yang sebelumnya telah menjanjikan bahwa akan memberikan kemerdekaan kepada Bangsa Indonesia "setelah" Perang Asia Timur Raya berakhir.

Janji tersebut dinyatakan oleh Perdana Menteri Jepang, Jenderal Kuniaki Koiso, pada tanggal 07 September 1944 dengan maksud agar Pihak Jepang yang saat itu sudah mengalami banyak kekalahan melawan Pihak Sekutu di dalam Perang Asia Timur Raya mendapatkan dukungan dari Bangsa Indonesia.

BPUPKI dilantik di gedung Chuo Sangi In (sekarang bernama Gedung Pancasila) Jalan Pejambon No. 6, Jakarta pada tanggal 28 Mei 1945.

Disaat yang sama juga dilakukan upacara pembukaan secara simbolis untuk Masa Persidangan Yang Pertama. Meskipun sidang yang pertama baru diadakan 1 hari sesudahnya, yaitu pada tanggal 29 Mei 1945.

Masa Persidangan BPUPKI Yang Pertama ini berlangsung selama empat hari, mulai tanggal 29 Mei 1945 sampai dengan tanggal 01 Juni 1945. Tujuan dari persidangan ini adalah untuk membahas Bentuk Negara, Falsafah Negara dan merumuskan Dasar Negara.

Agenda dari sidang yang pertama pada tanggal 29 Mei 1945 adalah untuk membahas Bentuk Negara. Dan pada saat itu telah disepakati bersama bahwa Bentuk Negara berupa Negara Kesatuan.

Agenda dari sidang yang kedua pada hari yang sama adalah untuk merumuskan Konstitusi Negara.

Sebelum dapat melakukan perumusan terhadap Konstitusi Negara ini, terlebih dahulu harus dirumuskan tentang Dasar Negara. Karena roh sekaligus nafas dari Konstitusi Negara adalah Dasar Negara.

Supaya BPUPKI bisa mendapatkan bentuk rumusan yang tepat tentang Dasar Negara, maka sidang pada saat itu memutuskan untuk mendengarkan pidato-pidato atas gagasan atau ide berupa rumusan tentang Dasar Negara dari tiga orang tokoh utama Pergerakan Nasional.

Ketiga orang tokoh utama Pergerakan Nasional dan gagasannya itu ialah sebagai berikut :

1. Prof. MR Mohammad Yamin pada tanggal 29 Mei 1945 berpidato dan menyampaikan gagasannya berupa rumusan Lima Asas, yaitu : 1. Peri Kebangsaan, 2. Peri Kemanusiaan, 3 Peri Ketuhanan, 4. Peri Kerakyatan, 5. Kesejahteraan Rakyat.

2. Prof. DR. MR. Soepomo pada tanggal 31 Mei 1945 berpidato dan menyampaikan gagasannya berupa rumusan Lima Prinsip yang dinamakannya "Dasar Negara Indonesia Merdeka", yaitu : 1. Persatuan, 2. Kekeluargaan, 3. Mufakat dan Demokrasi, 4. Musyawarah, 5. Keadilan Sosial.

3. Ir. Soekarno pada tanggal 01 Juni 1945 berpidato dan menyampaikan gagasannya berupa rumusan Lima Sila yang dinamakannya "Pancasila", yaitu : 1. Kebangsaan Indonesia, 2. Internasionalisme dan Peri Kemanusiaan, 3. Mufakat atau Demokrasi, 4. Kesejahteraan Sosial, 5. Ketuhanan Yang Maha Esa.

Pidato dari Ir. Soekarno ini sekaligus mengakhiri Masa Persidangan BPUPKI Yang Pertama. Dan sebelum sidang ditutup, terjadi sebuah kesepakatan untuk membentuk sebuah Panitia Kecil beranggotakan 9 orang yang dinamakan "Panitia Sembilan" dengan ketua panitia Ir. Soekarno.

Adapun tugas pokok dari "Panitia Sembilan" ini adalah untuk menggodok semua gagasan, usulan dan masukan dari seluruh anggota BPUPKI yang berkaitan dengan Dasar Negara.

Pada hari itu, 01 Juni 1945, untuk pertama kalinya kata sekaligus nama "Pancasila" sebagai Dasar Negara yang masih dalam bentuk gagasan berupa rumusan dicetuskan oleh Ir. Soekarno di dalam sidang BPUPKI.

Hari itulah yang saat ini kita semuanya peringati sebagai "Hari Kelahiran Pancasila". Karena memang kata sekaligus nama "Pancasila" untuk pertama kalinya disebutkan pada hari tersebut.

Charles E. Tumbel.

--- Ide dan kreatifitas seseorang adalah hak milik yang tidak boleh ditiru / digandakan. Dilarang mengcopy artikel ini. Terima kasih. ---