Minggu, 30 Oktober 2016

Menjaga sekaligus Melindungi Segenap Tanah Air serta Seluruh Saudara Sebangsa.

Kita semuanya haruslah selalu kompak dan utuh bersatu untuk mempertahankan Pancasila sebagai Fondasi Utama sekaligus UUD '45, Republik Indonesia (bukan Federasi / Serikat), Sumpah Pemuda serta Bhinneka Tunggal Ika sebagai Pilar Kokoh Kebangsaan.

Kitapun haruslah terus menjaga dan membangun kejayaan Tanah Air yang tercinta dengan Persaudaraan Kebangsaan yang sama sekali tanpa perbedaan latar-belakang apapun, sampai nanti pada akhir jaman.

Hindarilah senantiasa pernyataan kebencian, adu-domba dan pemecah-belahan. Terutama yang cuma untuk urusan ataupun kepentingan dan keuntungan dari individu yang berambisi buta demi mendapatkan sebuah Jabatan Politik belaka.

Hilangkanlah segala bentuk perbedaan yang berlatar-belakang SARA dan janganlah mau dijebak untuk urusan politik praktis milik siapapun. Apalagi oleh oknum-oknum yang tidak memiliki jiwa Negarawan dan Kebangsaan dengan jargon maupun kedok yang bagaimanapun.

Sebarkanlah dengan tanpa henti keindahan, kebaikan, cinta, kasih dan sayang. Serta jauhkanlah permusuhan ataupun fanatisme yang tanpa dasar kemanusiaan.

Jikalau ada postingan yang bagus serta dapat membangkitkan Nasionalisme dan Kebangsaan, maka langsung sebarkanlah.

Tetapi apabila ada berita yang negatif, maka lewatilah dengan tanpa komentar. Namun jikalau ingin berkomentar, maka berkomentarlah dengan kalimat yang menyejukkan lagi bijaksana.

Tidaklah perlu berdebat, lebih lagi menyebar-luaskannya kepada orang lain. Karena kita merangkul dan mengayomi berdasarkan pada Persaudaraan Kebangsaan, sekaligus memerangi kejahatan dengan kebajikan.

Janganlah malahan ikut-ikutan menyebar kebencian, apalagi turut mengadu-domba dan memecah-belah saudara Sebangsa sendiri.

Kita wajib bersatu-padu, bergandengan-tangan dan bahu-membahu di dalam menjaga keutuhan, persatuan serta kesatuan dari Bangsa yang tercinta.

Agama dan keyakinanmu amalkanlah sendiri, sesuai dengan kemampuan masing-masing. Sebab "Agamamu adalah agamamu dan Agamaku adalah agamaku", serta tidaklah perlu dipamer-pamerkan.

Karena selain hal tersebut merupakan sebuah Dosa (memamerkan) yang besar, juga menyebabkan orang lain ikut melakukan hal yang sama pula. Sehingga yang terjadi malahan saling memamerkan dengan tiada henti.

Dan janganlah pernah membuat para Pengkhianat Bangsa serta Antek Asing menjadi "Besar Kepala", sekaligus semakin mendapatkan celah untuk mencerai-beraikan Bangsa kita yang tercinta ini.

Kita melawan mereka yang ingin menghancurkan Bangsa dan Negara yang tercinta ini dengan Budaya Adiluhung yang asli milik Bangsa sendiri.

Sakti tanpo Aji-aji.
Sugih tanpo Bondo.
Nglurug tanpo Bolo.
Wibowo tanpo Murko.
Perang tanpo Tanding.
Munggah tanpo Ngideg.
Menang tanpo Ngasorake.

Tanpa SARA dan Politik Asing, kita menjaga sekaligus melindungi segenap Tanah Air serta seluruh saudara Sebangsa yang tercinta.

"Bhinneka Tunggal Ika, Republik Indonesia".
"Tan Hana Dharma Mangrwa, Pancasila".

Charles E. Tumbel.
Pendiri Gerakan Cinta Tanah Air.

--- Ide dan kreatifitas seseorang adalah hak milik yang tidak boleh ditiru / digandakan. Dilarang mengcopy artikel ini. Terima kasih. ---

Kamis, 27 Oktober 2016

Banggalah Menjadi Bangsa Indonesia (1).

Akhir-akhir ini seringkali saya menjumpai adanya perubahan awalan kata dari huruf tertentu pada penulisan sebuah kata di dalam Bahasa Indonesia, terutama yang berawalan huruf P.

Contohnya :
Pikir yang dirubah menjadi Fikir.
Paham yang dirubah menjadi Faham.
Palsu yang dirubah menjadi Falsu.

Tindakan seperti ini, tanpa ataupun dengan sadar nantinya bisa berakibat sangat fatal serta dapat merusak tatanan Bahasa Nasional kita termasuk juga rasa cinta kepada Tanah Air dan saudara Sebangsa.

Merusak Nasionalisme dan Kebangsaan itu cukup melalui Budaya, Bahasa Nasional serta Sejarah Bangsa.

Karena kalau ketiga hal tersebut sudah rusak maka dengan sendirinya kita akan menjadi "buta" dan terpecah-belah.

Sekaligus Budaya Asing-lah yang akan menjadi penguasa di Negara kita yang tercinta ini, alias kita sudah tidak lagi memiliki Bangsa sendiri.

Saya mohon dengan hormat kepada seluruh saudara Sebangsa dan Setanah Air yang tercinta untuk kiranya bisa lebih bijak, cermat serta berhati-hati di dalam menjaga Budaya, Bahasa Nasional juga Sejarah Bangsa yang asli milik Bangsa kita sendiri.

Karena tanpa Budaya, Bahasa Nasional dan Sejarah Bangsa maka kita sudah bukan lagi sebuah Bangsa tetapi kembali ke masa-masa seperti pada Jaman Penjajahan dulu.

Janganlah malu dengan Budaya, Bahasa Nasional dan Sejarah Bangsa yang asli milik Bangsa kita sendiri. Karena kita adalah Bangsa Besar yang sudah dikenal kehebatannya sejak jaman dahulu kala.

Malulah jikalau meniru Budaya, Bahasa dan Sejarah yang milik Bangsa lain. Karena disamping menunjukkan bahwa kita tidak cinta kepada Tanah Air dan saudara Sebangsa sendiri, juga hal tersebut menunjukkan bahwa diri kita sebetulnya belum menemukan Jati Diri pribadi.

Marilah kita semuanya bersama-sama menjaga, mempertahankan serta melestarikan Budaya Adiluhung, Bahasa Nasional dan Sejarah Bangsa yang asli milik Bangsa kita sendiri.

Banggalah menjadi Bangsa Indonesia serta cintailah Tanah Air dan saudara Sebangsa. Jauhilah adu-domba dan pecah-belah dari Pihak-pihak Asing manapun serta yang dalam bentuk apapun.

Charles E. Tumbel.

--- Ide dan kreatifitas seseorang adalah hak milik yang tidak boleh ditiru / digandakan. Dilarang mengcopy artikel ini. Terima kasih. ---

Selasa, 25 Oktober 2016

Pasukan Cinta Tanah Air Dan Kebangsaan.

Kami semua yang ada disini tidak menginginkan pujian dan sanjungan, apalagi sumbangan.

Kami murni berjuang untuk membangun Tanah Air dan persaudaraan di dalam Kebangsaan bersama semua golongan.

Kami tidak takut ancaman apalagi peperangan, karena perjuangan kami berdasarkan kebenaran.

Kami lawan keburukan dengan keindahan.
Kami lawan kejahatan dengan kebaikan.
Kami lawan kebencian dengan kecintaan.

Kami pasukan cinta Tanah Air dan Kebangsaan.

Kami luruskan mereka yang terjebak di dalam kesesatan.

Kami berikan penerangan bagi mereka yang berada di dalam kegelapan.

Kami tidak meminta bayaran, tetapi malah memberikan bantuan.

Kami tidak perlu perkataan dan perdebatan, karena kami tunjukkan kesungguhan di dalam perbuatan.

Kami adalah gerakan untuk membangun Kebangsaan dan cinta kepada Tanah Air serta saudara Sebangsa yang sesuai dengan cita-cita luhur dari para Pahlawan.

Salam Cinta Tanah Air dan Saudara Sebangsa!

Charles E. Tumbel.
Pendiri Gerakan Cinta Tanah Air.

--- Ide dan kreatifitas seseorang adalah hak milik yang tidak boleh ditiru / digandakan. Dilarang mengcopy artikel ini. Terima kasih. ---

Kamis, 20 Oktober 2016

Organisasi dan Wadah Berhimpun bagi Organisasi.

Semenjak pulang dan menetap kembali di Tanah Air yang tercinta pada tahun 1995, saya aktif di beberapa Organisasi Kemasyarakatan terutama di Bidang Kepemudaan.

Serta pada tahun 1998, saya mendapatkan kepercayaan untuk ditempatkan menjadi pengurus di Dewan Pengurus Daerah Komite Nasional Pemuda Indonesia Provinsi Jawa Timur atau yang disingkat DPD KNPI JATIM melalui SK Penyempurnaan Pengurus untuk mengisi kekosongan pengurus.

Karena saat itu ada beberapa Organisasi Kemasyarakatan Pemuda atau yang disingkat OKP menyatakan mengundurkan diri dari keanggotaannya di KNPI.

SK Penyempurnaan Pengurus ini tidak berlangsung lama dan dinyatakan batal serta ditarik kembali. Oleh sebab beberapa OKP yang sebelumnya telah menyatakan mengundurkan diri, ternyata bergabung lagi.

Kami semua bisa memaklumi dan menerimanya dengan lapang dada. Karena pada saat itu eskalasi politik yang sedang terjadi, memang amat sangat tinggi dan situasi Negara yang tidak dalam keadaan kondusif.

Persatuan dan kesatuan OKP di dalam Wadah Berhimpun bagi Organisasi di Bidang Kepemudaan yang bernama KNPI jauh lebih penting serta yang paling utama, daripada cuma sekedar menjadi pengurus saja.

Pada tahun 2001 keadaan Negara sudah jauh lebih aman dan tenang serta melalui mekanisme Musda, saya dipercaya kembali untuk ditempatkan menjadi pengurus di DPD KNPI JATIM masa bhakti 2001 - 2004 dengan jabatan sebagai Ketua Bidang Sosial Budaya.

Mulai sejak saat itu sampai dengan hari ini, saya masih dipercaya untuk ditempatkan menjadi pengurus di DPD KNPI JATIM.

Kurang-lebih 15 tahun saya telah dipercaya untuk ditempatkan menjadi pengurus di DPD KNPI JATIM. Jikalau ditambah dengan SK Penyempurnaan Pengurus, maka berarti sudah 18 tahun lebih.

18 tahun bukanlah waktu yang pendek, tetapi juga bukannya waktu yang amat sangat panjang pula. Sebab "Seni" di dalam Berorganisasi itu tidak bakalan pernah ada habisnya. Sekaligus penuh dengan dinamika, terutama dari para Pelakunya.

Namun paling tidak, akhirnya saya bisa mengetahui sedikit tentang arti dari kata Organisasi, OKP dan KNPI.

Disini saya ingin menjelaskannya secara singkat dan sederhana yang sesuai dengan kemampuan. Serta tentunya yang hanya berdasarkan pada pengalaman dari diri pribadi belaka.

Apakah Organisasi itu?

Organisasi adalah berkumpulnya beberapa individu yang memiliki kesamaan latar-belakang atau keinginan atau tujuan serta membaginya di dalam peran, fungsi, tugas, tanggungjawab sekaligus kewajiban yang sesuai dengan kesepakatannya.

Dan memberikan nama serta tempat untuk berkumpul pada kumpulannya tersebut.

Apakah OKP itu?

OKP adalah berkumpulnya beberapa individu dari kelompok umur 18 tahun sampai dengan 41 tahun (semestinya 49 tahun atau bahkan masalah umur tidak perlu dipermasalahkan) yang memiliki kesamaan latar-belakang atau keinginan atau tujuan di Bidang Kepemudaan untuk kebaikan Tanah Air yang tercinta serta membaginya di dalam peran, fungsi, tugas, tanggungjawab sekaligus kewajiban yang sesuai dengan kesepakatannya.

Dan memberikan nama sekaligus tempat untuk berkumpul pada kumpulannya tersebut. Serta memiliki struktur kepengurusan dari tingkat Pusat sampai ke tingkat Daerah, juga telah disahkan dan diakui keberadaannya oleh Negara pula.

Apakah KNPI itu?

Seperti yang telah sedikit saya sampaikan di atas bahwa KNPI adalah Wadah Berhimpun bagi Organisasi di Bidang Kepemudaan yang ada di Tanah Air kita yang tercinta.

Artinya bahwa seluruh Organisasi Resmi yang mengumpulkan atau yang mengurusi atau yang menaungi atau yang mewadahi atau yang menghimpun para Pemuda (Pemudi) ataupun yang bergerak di Bidang Kepemudaan wajib untuk menjadi anggota di KNPI.

Yang artinya lagi bahwa individu-individu yang menjadi pengurus di KNPI merupakan individu yang mendapatkan kepercayaan dari Organisasi Kepemudaan (OKP) yang diikutinya untuk "Ditempatkan" (mewakili) di KNPI.

Jadi bukannya individu tanpa latar-belakang Organisasi atau siapapun atau asalkan masih muda yang diperbolehkan menjadi pengurus di KNPI.

Tetapi sekali lagi ialah individu yang mendapatkan kepercayaan dari sebuah OKP untuk ditempatkan menjadi perwakilannya di KNPI. Sebab anggota KNPI adalah OKP-OKP, bukannya individu-individu.

Contohnya diri saya sendiri yang boleh menjadi pengurus di DPD KNPI JATIM lantaran mendapatkan kepercayaan untuk ditempatkan menjadi perwakilan dari OKP yang saya ikuti, yaitu Pimpinan Daerah Pemuda Panca Marga Jawa Timur atau PD PPM JATIM.

KNPI fungsinya seperti Dewan Perwakilan Rakyat (Dewan Perwakilan untuk Rakyat dengan mekanisme melalui Partai Politik). Bedanya cuma lebih sederhana dan mekanismenya melalui OKP saja.

Tugasnya adalah untuk menaungi, mengorganisir, merangkul, mengoordinasi, membantu, menghidupkan, mendorong, menggerakkan, menjembatani dan menyuarakan (tentunya dalam hal-hal yang positif) seluruh OKP yang ada di Tanah Air kita yang tercinta ini.

Kegiatannya juga hampir mirip seperti Dewan Perwakilan Rakyat pula. Namun fokusnya pada kebijakan-kebijakan di Bidang Kepemudaan atau yang untuk Pemuda (Pemudi) dan masa depannya.

Itulah kurang-lebih penjelasan singkat dan sederhana tentang Organisasi, OKP serta KNPI yang sesuai dengan kemampuan sekaligus pengalaman pribadi saya.

Apakah hanya KNPI belaka Wadah Berhimpun bagi Organisasi?

Tidak. Ada banyak Wadah Berhimpun bagi Organisasi. Tetapi yang untuk di Bidang Kepemudaan, hingga saat ini yang masih sah dan diakui oleh Negara cuma KNPI saja.

Disamping Organisasi-organisasi di Bidang Kepemudaan, juga ada banyak Organisasi-organisasi di Bidang-bidang lainnya pula.

Contohnya di Bidang Kewanitaan, Olahraga, Profesi Tertentu, Keagamaan, Dagang / Usaha dan Bidang-bidang yang lainnya.

Hampir seluruh Organisasi-organisasi di Bidang-bidang lainnya itu tadi juga memiliki Wadah Berhimpun pula.

Semisal sesuai dengan contoh yang ada di atas :
- Di Bidang Kewanitaan ada Kowani.
- Di Bidang Olahraga ada KONI.
- Di Bidang Profesi Tertentu ada IDI, IDAI, INI, PERADI dll tergantung Profesinya.
- Di Bidang Keagamaan ada MUI, DGI dll tergantung Agamanya.
- Di Bidang Dagang / Usaha ada KADIN.

Wadah-wadah Berhimpun ini Fungsinya sama dengan KNPI, begitupun dengan Tugas dan Kegiatannya.

Hanya bidangnya belaka yang berbeda-beda, sesuai dengan bidang dari Organisasi-organisasi yang berhimpun di dalamnya.

Apakah Pengurus di Wadah Berhimpun bagi Organisasi adalah Seseorang yang Ahli atau Pakar di dalam Hal Tertentu?

Belum tentu. Pengurus di Wadah Berhimpun bagi Organisasi biasanya cuma seseorang yang mengerti atau yang berpengalaman di dalam hal berorganisasi saja dan biasanya disebut sebagai Aktivis Organisasi.

Jadi bukannya seseorang yang ahli, apalagi Pakar di dalam hal tertentu. Karena memang bukannya seseorang yang ahli atau Pakar di dalam hal tertentu yang dibutuhkan untuk menjalankan roda organisasi.

Namun hanya seseorang yang mengerti atau yang berpengalaman tentang Sistem dan Mekanisme di dalam berorganisasi belaka.

Terkecuali untuk Wadah Berhimpun bagi Organisasi-organisasi di Bidang-bidang Tertentu yang Khusus (biasanya Profesi) yang memang membutuhkan seseorang yang ahli atau Pakar di dalam hal yang khusus.

Tetapi tidak keseluruhan dari pengurusnya tersebut merupakan seseorang yang ahli atau Pakar. Namun cuma sebagian kecilnya saja atau sesuai dengan kebutuhan yang ada di Wadah Berhimpun bagi Organisasi itu dan yang sebagian besar lainnya ialah Aktivis Organisasi biasa.

Seperti halnya dengan diri saya sendiri. Meskipun sudah lebih dari 15 tahun menjadi pengurus di Wadah Berhimpun bagi Organisasi di Bidang Kepemudaan, tidak berarti berlatar-belakang seseorang yang Pakar dalam hal Pemuda (Pemudi) atau Kepemudaan ataupun Organisasi Kepemudaan.

Tetapi hanya berlatar-belakang sebagai Aktivis Organisasi biasa di Induk Organisasi yang saya ikuti belaka.

Saya tidak pernah mengikuti sekolah khusus tentang Pemuda, Kepemudaan lebih lagi Organisasi Kepemudaan kecuali Pelatihan-pelatihan Singkat tentang Organisasi yang secara umum.

Dan untuk menjadi pengurus di Wadah Berhimpun bagi Organisasi cuma dibutuhkan rekomendasi dari Induk Organisasi yang diikuti saja. Bukannya Ijazah tertentu, apalagi Kepakaran di dalam hal tertentu.

Saya rasa hal ini perlu untuk dijelaskan, agar orang awam yang tidak terbiasa dengan kehidupan organisasi bisa mengetahui perbedaan dari Organisasi dan Wadah Berhimpun bagi Organisasi.

Karena bagi orang awam terkadang sulit untuk membedakan Organisasi dan Wadah Berhimpun bagi Organisasi.

Sehingga orang awam seringkali bingung serta salah menafsirkan perbedaan antara Organisasi dan Wadah Berhimpun bagi Organisasi termasuk kepengurusannya.

Demikian penjelasan saya yang singkat dan sederhana ini. Mohon maaf atas keterbatasan yang ada dan terima kasih telah berkenan untuk membacanya. Semoga bermanfaat, Aamiin.

Charles E. Tumbel.

--- Ide dan kreatifitas seseorang adalah hak milik yang tidak boleh ditiru / digandakan. Dilarang mengcopy artikel ini. Terima kasih. ---

Senin, 17 Oktober 2016

Melihat Keberadaan dari Zat Yang Maha Mulia.

Umat manusia diciptakan untuk memiliki akal pikir dan hati nuraninya masing-masing.

Serta oleh sebab adanya akal pikir itulah maka umat manusia lebih percaya kepada yang terlihat daripada yang dirasakan oleh hati nuraninya.

Mereka membuat sembahan ataupun memuja dan mengultuskan segala sesuatu yang bisa dilihat oleh inderanya, dalam rangka untuk membuktikan kepada akal pikirnya sendiri.

Agar akal pikirnya itu mampu untuk mengakui keberadaan dari Zat Yang Maha Mulia dengan merekayasa hati nuraninya sendiri.

Ketahuilah bahwa sesungguhnya tiada satupun umat manusia yang mampu untuk melihat keberadaan dari Zat Yang Maha Mulia dengan akal pikirnya sendiri.

Tetapi merasakan KeberadaanNya dengan kesucian dari hati nurani dan mewujudkannya secara tulus serta ikhlas di dalam setiap perbuatan yang berupa kebajikan. Yang mana kesemuanya itu digerakkan oleh kebijaksanaan dari akal pikirnya sendiri.

Kemantapan yang berkesimbangungan dari keselarasan antara kesucian dari hati nurani dan kebijaksanaan dari akal pikirnya sendiri inilah yang pada akhirnya membuat umat manusia menjadi mampu untuk melihat keberadaan dari Zat Yang Maha Mulia itu berada.

Charles E. Tumbel.

--- Ide dan kreatifitas seseorang adalah hak milik yang tidak boleh ditiru / digandakan. Dilarang mengcopy artikel ini. Terima kasih. ---

Kamis, 13 Oktober 2016

Mengabdikan Diri Kepada Ibu Pertiwi.

Kalau ingin menjadi kaya raya dan bisa hidup yang bermewah-mewahan maka jangan menjadi anggota PNS, POLRI apalagi TNI.

Tetapi jadilah Pengusaha Swasta saja dan berusahalah dengan giat, tekun, ulet, sabar serta pantang menyerah.

PNS, POLRI dan TNI adalah tempat khusus untuk mengabdikan diri kepada Ibu Pertiwi.

Tidak boleh dinodai apalagi dikotori pengabdian dirinya yang suci dan murni itu dengan hawa nafsu duniawi.

Namun bukan berarti anggota PNS, POLRI dan TNI beserta keluarganya harus hidup kekurangan, sengsara serta nestapa.

Tetapi malah, oleh karena pengabdian dirinya yang suci dan murni kepada Ibu Pertiwi itulah maka mereka harus hidup sejahtera, tenteram serta bahagia.

Caranya dengan memberikan Gaji Pokok yang dua kali lipat lebih besar dari Gaji Pokok Pegawai Swasta, plus tunjangan penuh dari Negara untuk keluarganya, terutama dalam hal Kesehatan dan Pendidikan.

Misalkan saja UMR Tertinggi di Tanah Air kita yang tercinta pada saat ini sebesar Rp. 3.000.000,- maka Gaji Pokok bagi anggota PNS, POLRI dan TNI dengan pangkat terendah harus di atas Rp. 6.000.000,-.

Ibu Pertiwi kita yang tercinta ini sangatlah kaya, subur dan makmur. Maka sudah seharusnyalah mereka yang telah mengabdikan dirinya dengan suci dan murni kepadanya itu, mendapatkan penghargaan yang setinggi-tingginya dari kita semuanya, terutama Negara.

Apalagi PNS, POLRI dan TNI adalah ujung tombak terdepan sekaligus sebagai kekuatan utama dari kejayaan Bangsa dan Negara kita yang tercinta ini.

Tentunya amat sangat layak bagi mereka sekeluarga untuk hidup dengan sejahtera, tenteram dan bahagia karenanya.

Bagaimana mungkin bisa bekerja dengan profesional kalau keluarga sendiri hidupnya kekurangan, sengsara serta nestapa?

Jelas, tidak mungkin bisa!

Sehingga hidup yang sejahtera, tenteram serta bahagia bagi anggota PNS, POLRI dan TNI beserta keluarganya adalah sebuah keharusan.

Serta untuk menjadikan PNS, POLRI dan TNI bebas KKN sekaligus profesional maka harus dibuatkan standar kriteria yang baku pada setiap jabatan, terutama pada jabatan kepala atau komandan.

Standar kriteria yang baku tersebut wajib dilaksanakan melalui serangkaian tahapan tes dan ujian yang ketat, jelas serta lengkap juga yang sesuai dengan bidang atau jabatan yang akan disandangnya.

Dengan begitu penilaian yang subyektif dan tanpa dasar dari atasan ataupun cara kejam yang sudah menjadi kebiasaan buruk di hampir semua pekerjaan di seluruh dunia yang disebut "suka atau tidak suka" dapat dihindari dengan sendirinya.

Apabila profesi seseorang dapat membuat hidup keluarganya menjadi sejahtera, tenteram dan bahagia maka pasti dirinya akan selalu berkerja dengan semangat yang tinggi serta lebih profesional.

Apalagi kalau diikuti dengan peralatan dan perangkat kerja yang canggih.

Kita harus mampu berpikir secara adil, arif dan bijaksana.
Beban, tanggungjawab dan resiko profesi seseorang haruslah kita sesuaikan dengan apa yang akan didapatkannya, hal itu tidak boleh tidak.

Beban di pundak mereka jelas berbeda dengan beban yang ada di pundak kita. Apalagi tanggungjawabnya yang meliputi seluruh wilayah Ibu Pertiwi. Belum lagi resiko dari profesinya yang amat sangat besar, bertaruhkan nyawa setiap saat terutama bagi anggota POLRI dan TNI.

Masak kita harus menutup mata, hati dan telinga kepada mereka?
Itu tidak berprikemanusiaan namanya!

Tidak mungkin kita menuntut orang lain untuk berbuat yang terbaik bagi diri kita, tetapi diri kita sendiri tidak mau memberikan yang terbaik kepada dirinya.

Demi keadilan, kebaikan sekaligus kejayaan Bangsa dan Negara kita yang tercinta ini maka seluruh anggota PNS, POLRI serta TNI beserta keluarganya harus bisa hidup dengan sejahtera, tenteram dan bahagia melebihi Pegawai Swasta.

Oleh karena hal tesebut di atas maka nantinya seleksi, penerimaan dan pengangkatan anggota PNS, POLRI serta TNI harus dilakukan dengan secara lebih ketat lagi

Charles E. Tumbel.

--- Ide dan kreatifitas seseorang adalah hak milik yang tidak boleh ditiru / digandakan. Dilarang mengcopy artikel ini. Terima kasih. ---

Senin, 10 Oktober 2016

Bersama Budaya Adiluhung, Kita Hadapi Dan Kalahkan mereka.

Persaudaraan di dalam Berkebangsaan Indonesia, sepertinya akan dirusak sekaligus dihancurkan oleh para Antek dan Pengkhianat yang sengaja dibayar serta dijanjikan jabatan tertentu oleh Pihak Asing, apabila nanti telah berhasil mencerai-beraikan keutuhan dari Bangsa kita yang tercinta ini.

Konyolnya, orang-orang yang merasa bahwa dirinya adalah yang paling Beragama padahal tidak menguasai pengetahuan di dalam Berketuhanan, apalagi sungguh-sungguh memiliki iman yang sangat kuat hanya kepada Tuhan YME malah ikut-ikutan menyebar-luaskannya.

Hal seperti ini sudah pernah terjadi di Yugoslavia, Soviet, Irak, Suriah, Yaman dan beberapa negara lainnya. Dengan cara yang selalu sama yaitu, adu-domba dan pecah-belah melalui senjata ampuh yang bernama SARA.

Kita-kita yang dulu pernah dididik Budi Pekerti, diajarkan Sejarah, dibesarkan Budaya, ditanamkan Pancasila, dipersatukan Sumpah Pemuda dan menjadi bagian yang utuh dari Bhinneka Tunggal Ika amat sangat terganggu dengan perilaku tersebut sekaligus merasa jijik melihat kemunafikan yang ada.

Warga Negara Indonesia yang masih memiliki jiwa yang nasionalis, patriotis dan heroik karena memang aslinya berdarah pejuang sejati serta yang masih sadar, setia juga bisa berpikiran secara normal, pasti lambat-laun akan bangkit.

Cara-cara mengadu-domba dan memecah-belah dengan menggunakan fitnahan serta ujaran kebencian yang berbau SARA ini, bukanlah cara yang baru. Juga bukan pula bagian dari Budaya Adiluhung yang asli milik dari Bangsa kita sendiri. Tetapi cara-cara dari Bangsa Asing yang sama persis seperti yang pernah dilakukan pada jaman penjajahan dahulu kala.

Namun demikian, kita tidak perlu menghadapinya dengan cara-cara yang sama. Yaitu cara-cara yang hina, busuk, kejam, jahat dan sama sekali tidak beradab itu. Tetapi kita akan menghadapinya dengan cara-cara yang sesuai dengan Budaya Adiluhung yang asli milik dari Bangsa kita sendiri.

Dengan menjaga jarak dan menjauhi mereka, menghindari dan tidak terpancing untuk melakukan perdebatan, terus-menerus menyebarkan kebaikan, keindahan dan kedamaian, selalu menggalang persatuan dan kesatuan serta memperkokoh rasa persaudaraan dan kebersamaan di dalam Kebangsaan kepada seluruh Warga Negara Indonesia dimanapun berada.

Saling merangkul dan menjaga, saling menasehati dan mengingatkan, saling membantu dan menolong, saling menghargai dan menghormati serta saling membela dan melindungi di dalam kebenaran juga keadilan demi kebaikan bersama, sesama Anak Bangsa.

Janganlah ragu, khawatir apalagi takut sebab mereka hanyalah para Antek dan Pengkhianat yang sengaja dibayar oleh Pihak Asing untuk melakukan hal itu.

Sehingga apabila kita semuanya selalu kompak dan bersatu, maka mereka akan lari tunggang-langgang karena ketakutan melihat kekuatan kita yang sebenarnya.

Kita adalah Bangsa yang besar dan keturunan dari para kesatria pemberani yang selalu setia kepada Pancasila, UUD '45, Sumpah Pemuda, Bhinneka Tunggal Ika dan Republik Indonesia. Oleh sebab itu janganlah pernah takut kepada siapapun yang ingin merusak Bangsa dan Negara kita yang tercinta ini.

Sejarahpun telah membuktikan bahwa Pancasila, UUD '45, Sumpah Pemuda, Bhinneka Tunggal Ika dan Republik Indonesia selalu menang, tidak pernah kalah. Maka kali inipun kita pasti menang, tidak akan kalah.

Marilah kita semuanya merapatkan barisan sekaligus membangun kekuatan yang berdasarkan kepada Pancasila, UUD '45, Sumpah Pemuda, Bhinneka Tunggal Ika dan Republik Indonesia. Serta bersama Budaya Adiluhung, kita hadapi dan kalahkan mereka.

Charles E. Tumbel.

--- Ide dan kreatifitas seseorang adalah hak milik yang tidak boleh ditiru / digandakan. Dilarang mengcopy artikel ini. Terima kasih. ---

Kamis, 06 Oktober 2016

Perubahan Jaman.

5 hingga 10 tahun ke depan Minyak Fosil dan Batubara sudah tidak lagi dipakai sebagai sumber energi untuk Bahan Bakar. Sebab dampak polusinya yang amat sangat tinggi dan biaya produksinya yang mahal. Juga karena persediaannya yang semakin hari telah semakin berkurang pula.

Negara-negara maju sudah mulai beralih ke Tenaga Matahari, Angin, Air, Panas Bumi dan lain-lain yang ramah lingkungan, tidak terbatas persediaannya serta murah, terutama yang untuk pembangkit listriknya. Sedangkan kendaraan bermotor tanpa BBM, telah diproduksi massal dan dijual disana.

Terorisme yang saat ini sedang marak terjadi, hanyalah sebuah pengalihan dan pengerusakan dari tatanan kehidupan belaka. Untuk membuat kesan bahwa Minyak Fosil masih menjadi komoditas penting yang diperebutkan. Padahal kenyataan yang sesungguhnya sudah ditinggalkan.

Di Timur Tengah, cuma beberapa Negara Besar saja yang telah menyadari bahwa Minyak Fosil yang mereka miliki pada saat ini, ke depan tidak bakalan laku lagi. Makanya mereka sedang berusaha mencari "Tanah Subur" yang bisa dikuasai dan dikeruk hasil buminya untuk nanti. Sebagai pengganti dari dagangan Minyak Fosil yang ke depan sudah tidak laku lagi.

Perang Dingin II ataupun perang dalam bentuk apapun, sesungguhnya hanya untuk kepentingan dan keuntungan ekonomi semata. Terutama untuk menguasai sumber yang kaya raya atas bahan baku yang berkaitan dengan teknologi yang akan digunakan untuk sumber energi di masa mendatang.

Batubara telah dilarang di beberapa Negara Maju. Sesudah ini pastinya bakalan diikuti oleh Negara lain. Janganlah terlalu bodoh, sampai mau dipengaruhi dan dimanfaatkan. Apalagi menjual Bangsa dan Negara sendiri untuk kepentingan Bangsa lain. Dengan terus mengadu-domba dan memecah-belah saudara Sebangsa sendiri.

Apabila mampu, seharusnya malahan kita yang mempengaruhi sekaligus memanfaatkan Bangsa lain untuk kepentingan, keuntungan serta kemajuan dari Bangsa dan Negara sendiri. Sama seperti dulu, disaat Raden Wijaya mengalahkan Pasukan Khubilai Khan dan mendirikan Kerajaan Mojopahit. Merdeka!

Salam Cinta Tanah Air dan Saudara Sebangsa! Hidup Pancasila!

Surabaya, 02 Agustus 2016.

Charles E. Tumbel.

--- Ide dan kreatifitas seseorang adalah hak milik yang tidak boleh ditiru / digandakan. Dilarang mengcopy artikel ini. Terima kasih. ---

Rabu, 05 Oktober 2016

Yang Harus Sejahtera itu Rakyat.

Sebetulnya, masalahnya itu cuma sederhana saja. Anda sudah amat sangat kaya raya dari hasil usaha yang tidak dilaporkan ke Negara atau malahan dari hasil merekayasa uang Negara (mencuri uang milik rakyat).

Anda dan sekelompok orang yang telah amat sangat kaya raya itu tidak ingin, apalagi ikhlas jikalau harta kekayaan yang sudah ditimbun selama puluhan tahun, sampai diketahui oleh Negara maupun rakyat, lebih lagi disuruh untuk membayar pajaknya.

Jadilah anda bersatu dengan sekelompok orang untuk menjelek-jelekkan pihak tertentu dan mengadu-domba serta memecah-belah rakyat. Agar masalah tentang harta kekayaan anda beserta kawan-kawan tadi, teralihkan ke masalah lain.

Apakah anda pikir seluruh rakyat itu bodoh?! Ada yang bodoh terutama yang opportunis, penjilat ataupun yang silau dengan harta kekayaan dan mereka bisa dipengaruhi, dibayar serta dimanfaatkan untuk keuntungan sesaat, tetapi banyak yang tidak!

Memangnya Bangsa dan Negara ini harus hancur hanya lantaran kepentingan serta keuntungan anda semata?! Terutama karena masalah harta kekayaan yang telah anda timbun dan sembunyikan berpuluh-puluh tahun itu terganggu!

Memangnya anda siapa terkecuali cuma seorang penipu dan pemeras saja?! Yang selama ini hanya menggerogoti harta kekayaan Negara untuk kepentingan dan keuntungan pribadi serta kelompok dengan memakai berbagai macam kedok sekaligus topeng belaka!

Ingatlah, bahwa yang harus sejahtera itu rakyat. Bukannya cuma anda dan sekelompok orang saja!

Charles E. Tumbel.

--- Ide dan kreatifitas seseorang adalah hak milik yang tidak boleh ditiru / digandakan. Dilarang mengcopy artikel ini. Terima kasih. ---

Pejuang Ataukah Pengkhianat Bangsa.

Kalau dilihat dari rangkaiannya, maka rencananya itu kita akan dibuat menjadi Negara RIS (Federasi) seperti permintaan Penjajah Belanda pada saat Perjanjian KMB dulu, agar masing-masing Daerah nantinya bisa menjadi mudah untuk dikuasai dan dikeruk oleh Pihak Asing.

Caranya dengan terus-menerus diadu-domba dan dipecah-belah memakai senjata bernama "SARA" seperti pada jaman Penjajahan dulu khususnya Belanda, terutama pada masa sebelum terjadinya Sumpah Pemuda, supaya Bangsa kita tidak bisa dipersatukan lagi.

Anda termasuk bagian dari Pejuang Bangsa yang ingin menjaga keutuhan Republik Indonesia seperti Cita-cita Proklamasi Kemerdekaan dan Sumpah Pemuda?

Ataukah Pengkhianat Bangsa yang ingin merusak keutuhan Republik Indonesia seperti harapan Penjajah Belanda pada saat ditanda-tanganinya Perjanjian KMB dulu itu?

Apapun pilihan anda pada saat ini, suatu saat kelak sejarah pasti akan mencatatnya dan anak-cucu sendiri yang menanggungnya. Karena Persatuan Indonesia (bukan bersatunya) itu adalah satu kesatuan yang utuh berdasarkan kepada Ideologi Tunggal, yaitu Pancasila semata.

Charles E. Tumbel.

--- Ide dan kreatifitas seseorang adalah hak milik yang tidak boleh ditiru / digandakan. Dilarang mengcopy artikel ini. Terima kasih. ---

Salam Cinta Tanah Air!

Merasa ataupun tidak merasa, peduli ataupun tidak peduli, terpikirkan ataupun tidak terpikirkan, saat ini kebebasan di negara kita yang tercinta sudah amat sangat berlebihan dan kebablasan.

Budaya, tradisi, adat istiadat, moral, etika apalagi tatakrama dari Bangsa Besar kita yang tercinta ini semakin hari semakin merosot. Sikap ramah, sopan, santun dan saling menghormati yang menjadi ciri khas dari Budaya Bangsa perlahan-lahan mulai menghilang.

Fitnahan, kebohongan, kebencian, adu-domba dan ketidak-beradaban terus bertebaran di Media Sosial. Film, sinetron, cerita-cerita tentang kekejaman, kebrutalan, eksploitasi percintaan dan hal-hal yang tidak mendidik lainnya terus disiarkan di dunia pertelevisian.

Akan menjadi seperti apa Bangsa kita ke depan? Akan menjadi seperti apa generasi penerus kita mendatang? Akan menjadi seperti apa anak dan cucu kita kelak? Kalau hal seperti ini terus dibiarkan, pasti akan hancur dan rusak semuanya!

"Penegakkan Hukum adalah upaya terakhir untuk menghentikan kejahatan. Tetapi Pendidikan Moral adalah usaha awal yang paling terpenting untuk menjauhkan kejahatan".

Bebas harus ada batasannya, karena kita semuanya ini adalah manusia yang diberikan akal pikir dan hati nurani. Bebas yang tidak ada batasannya itu adanya hanya di hutan rimba, yaitu tempat untuk berkumpulnya semua jenis binatang dan tumbuhan.

Bangsa kita ini adalah bangsa yang besar dan terhormat. Negara kita memiliki Pancasila yang tidak dimiliki oleh Negara lain. Dan Pancasila itu adalah Dasar Negara yang menjadi perekat, peneduh, pemersatu, penegak dan penguat Bangsa. Rumusan dari para Bapak Pendiri Bangsa yang tidak bisa ditiru, apalagi dihayati oleh Bangsa lain.

Batasan dari kebebasan kita harus selalu berdasarkan kepada Pancasila. Pancasila tidak boleh hanya dijadikan sekedar slogan ataupun cuma sebuah simbol belaka. Karena nantinya bisa mematikan jiwa berkebangsaan yang ada pada diri kita semuanya.

Dan hal itu yang sangat diharapkan serta diinginkan oleh Bangsa lain yang selalu ingin menguasai Tanah Air kita yang tercinta ini.

Masa depan bangsa, negara, generasi muda, anak dan cucu ada di tangan diri kita sendiri, bukan di tangan orang lain apalagi bangsa lain. Kitalah yang paling bertanggungjawab atas apa yang akan terjadi di masa depan nanti.

Sudah menjadi kewajiban kita bersama untuk menanamkan hal-hal yang terbaik kepada mereka. Terutama yang sesuai dengan Cita-cita Luhur dari Proklamasi Kemerdekaan yang telah diperjuangkan dengan harta, darah serta nyawa dari jutaan para Pahlawan Bangsa dan Negara.

Marilah kita perjuangkan dan pertahankan bersama-sama seluruh budaya, tradisi, adat istiadat, moral, etika serta tatakrama dari Bangsa kita yang tercinta ini.

Kita hidupkan kembali pelajaran Pendidikan Moral Pancasila dan Sejarah Nusantara demi kebaikan Bangsa kita ke depan. Kita jadikan anak dan cucu kita sebagai generasi pemenang, generasi yang jaya serta generasi yang menguasai dunia.

Kita kembalikan kebebasan yang sudah sangat berlebihan dan kebablasan ini kepada kebebasan yang bertanggungjawab berdasarkan Pancasila, UUD 45 serta Bhinneka Tunggal Ika.

Kita adalah Bangsa Indonesia yang sesuai dengan Sumpah Pemuda, bukan seperti Bangsa lainnya. Kita adalah Bangsa yang beradab, tidak seperti Bangsa lainnya. Kita adalah Indonesia.

Salam Cinta Tanah Air dan Saudara Sebangsa!

Charles E. Tumbel.

--- Ide dan kreatifitas seseorang adalah hak milik yang tidak boleh ditiru / digandakan. Dilarang mengcopy artikel ini. Terima kasih. ---

Selasa, 04 Oktober 2016

Mengembalikan Sumpah Pemuda Sebagai Salah Satu Pilar Kokoh Kebangsaan.

Kongres Pemuda II yang diadakan oleh para Pemuda yang berasal dari seluruh Daerah-daerah Jajahan Belanda se-Nusantara pada tanggal 27 - 28 Oktober 1928 di Batavia (Jakarta) mengasilkan sebuah keputusan yang berdasarkan atas kesepakatan bersama yang amat sangat fenomenal sekaligus monumental bagi kehidupan yang Berkebangsaan di Tanah Air kita yang tercinta ini.

Di kemudian hari keputusan yang berdasarkan atas kesepakatan bersama dari Kongres Pemuda II ini dinamakan sebagai "Soempah Pemoeda" atau "Sumpah Pemuda".

Sumpah Pemuda adalah Tonggak Utama di dalam sejarah kehidupan yang Berkebangsaan di Tanah Air kita yang tercinta ini yang tidak bisa ditinggalkan, dilupakan, diabaikan, dipinggirkan apalagi digantikan oleh apapun juga.

Sebab berkat adanya Sumpah Pemuda ini sajalah maka pada akhirnya Bangsa kita bisa bersatu-padu dan mampu untuk membuat gerakan-gerakan yang heroik serta patriotik yang secara nasional yang menjadi bagian dari sejarah berdirinya Bangsa serta Negara kita yang tercinta, Republik Indonesia.

Tidak ada satupun peristiwa sejarah yang bisa menggantikan kedudukan apalagi keberadaan Sumpah Pemuda sebagai Tonggak Utama di dalam Sejarah Berkebangsaan di Negara kita yang tercinta ini.

Sehingga keberadaan Sumpah Pemuda sebagai salah satu Pilar Kokoh Kebangsaan dengan Fondasi Utama Yang Tunggal yaitu, Ideologi Pancasila, tidak bisa dibantah apalagi dibenamkan oleh siapapun dan sebab apapun juga.

Berkat jiwa-jiwa yang sudah merasa memiliki Bangsa (berkebangsaan, bukan lagi kedaerahan) inilah yang membuat pada tanggal 17 Agustus 1945 di Jakarta, Alm. Bung Karno dan Alm. Bung Hatta bisa memproklamasikan Kemerdekaan Bangsa Indonesia.

Dan pada saat itu seluruh Rakyat Indonesia dimanapun berada yang sudah merasa sebagai saudara Sebangsa turut-serta mendukungnya.

Semua orang menjadi bangga serta berbahagia atas kemerdekaan Bangsa dan Negara yang telah bisa diperoleh setelah ratusan tahun berjuang secara sporadis melawan pihak penjajah.

Kemudian setelah itu semua pihak saling bahu-membahu untuk mempertahankan kemerdekaan, karena tentara NICA kembali datang dengan membonceng tentara Sekutu untuk menjajah kembali Bangsa dan Negara kita yang tercinta ini.

Dengan alasan apapun, jangan sampai Sumpah Pemuda sengaja ditinggalkan, dilupakan, diabaikan, dipinggirkan apalagi diganti keberadaannya dari salah satu Pilar Kokoh Kebangsaan.

Karena hanya berkat Sumpah Pemuda sajalah kita semuanya ini bisa merasa memiliki sebuah Bangsa (berkebangsaan) serta mampu berjuang bersama-sama untuk meraih Kemerdekaan Bangsa dan Negara, kemudian saling bahu-membahu untuk mempertahankannya.

Meninggalkan, melupakan, mengabaikan, meminggirkan apalagi mengganti keberadaan Sumpah Pemuda dari Pilar Kokoh Kebangsaan itu sama dengan menghilangkan sejarah di dalam kehidupan yang Berkebangsaan juga di dalam mengusir penjajahan dari Tanah Air kita yang tercinta ini.

Dan dengan begitu, jiwa kedaerahan akan muncul kembali serta para penjajah akan sangat mudah mengadu-domba sekaligus memecah-belah Bangsa kita, seperti yang pernah terjadi pada jaman dahulu kala.

Oleh sebab itu, kita harus segera mengembalikan Sumpah Pemuda sebagai salah satu Pilar Kokoh Kebangsaan serta kita harus selalu menjadikan Pancasila sebagai satu-satunya Fondasi Utama Yang Tunggal di dalam kehidupan Berbangsa dan Bernegara di Tanah Air kita yang tercinta ini.

Bersama-sama kita mencerdaskan kehidupan Bangsa sekaligus menjaga perdamaian dunia melalui Budaya Adiluhung milik Bangsa kita serta saling bahu-membahu mewujudkan masyarakat yang adil, makmur dan sejahtera.

Marilah kita semuanya, seluruh Bangsa Indonesia dimanapun berada, senantiasa berkorban secara tulus lagi ikhlas untuk meneruskan perjuangan para Pahlawan Bangsa dan Negara yang telah mengorbankan harta, darah serta nyawanya demi tercapainya Cita-cita Luhur mereka.

Janganlah pernah merasa takut. Karena hampir 100 tahun yang lalu Bangsa kita yang tercinta ini telah bisa membuktikan jiwa persatuannya, maka pada saat inipun kita juga pasti bisa membuktikannya kembali pula.

Charles E. Tumbel.

--- Ide dan kreatifitas seseorang adalah hak milik yang tidak boleh ditiru / digandakan. Dilarang mengcopy artikel ini. Terima kasih. ---