Minggu, 04 Desember 2016

Intinya Adalah Membaca Sekaligus Mengerti Artinya.

"Lebih penting mana antara menghafalkan Kitab Suci, dengan membaca terjemahan dan tafsir dari Kitab Suci?", kurang-lebih begitu pertanyaan yang pernah saya baca di salah satu artikel sebuah Media Sosial.

Kita harus sadar bahwa Kitab Suci tidak diturunkan ke dalam bahasa Bangsa kita sendiri, Bahasa Indonesia. Dan tentunya penguasaan kita atas bahasa Bangsa Lain yang dipergunakan di dalam Kitab Suci tersebut, pastilah sangat terbatas.

Kitab Suci diturunkan ke dalam bahasa Bangsa Lain supaya mereka (Bangsa Lain itu) dapat dengan mudah membaca sekaligus mengerti artinya supaya dapat mempelajari dan mengkajinya agar bisa mendapatkan IlmuNya yang secara utuh.

Berarti intinya ada pada membaca sekaligus mengerti artinya supaya dapat mempelajari dan mengkajinya agar bisa mendapatkan IlmuNya yang secara utuh.

Padahal bagi sebagian besar manusia, membaca apalagi menghafalkan adalah sebuah kegiatan yang paling membosankan termasuk bagi orang-orang yang Bangsanya (Bangsa Lain) telah diturunkan Kitab Suci kepadanya tersebut.

Perintah untuk menghafalkan Kitab Suci yang ditelan mentah-mentah oleh kita, Bangsa Indonesia, tanpa mempertimbangkan bahwa perintah tersebut ditujukan kepada mereka (Bangsa Lain) yang memang menggunakan bahasa yang sama di dalam kehidupan sehari-harinya dengan bahasa yang dipergunakan di dalam Kitab Suci adalah kurang tepat.

Karena bagi mereka yang memang bahasa Bangsanya sama dengan bahasa yang dipergunakan di dalam Kitab Suci, menghafalkan Kitab Suci itu sama dengan membaca sekaligus mengerti artinya atau menghafalkan untuk mempelajari dan mengkaji dengan cara mengulang-ulang bacaannya sambil terus mengingat-ingatnya agar mendapatkan IlmuNya yang secara utuh.

Sedangkan bagi Bangsa Lain yang bahasanya tidak sama dengan bahasa yang dipergunakan di dalam Kitab Suci termasuk kita Bangsa Indonesia, dengan menghafalkan kata-katanya saja tentunya tidak akan membuat mengerti artinya apalagi mampu untuk mempelajari dan mengkajinya.

Karena menghafalkan hanya mengulang-ulang bacaannya sambil terus mengingat-ingatnya saja. Padahal kata-katanya itu menggunakan bahasa Bangsa Lain. Sehingga pada akhirnya kita tidak akan pernah mengerti artinya sama sekali, kalau tidak pernah membaca terjemahan dan tafsirnya juga.

Jadi menjawab pertanyaan di atas,
"Lebih penting mana antara menghafalkan Kitab Suci dengan membaca terjemahan dan tafsir dari Kitab Suci?".

Sama-sama pentingnya. Tetapi bagi kita Bangsa Indonesia, tentunya lebih penting membaca terjemahan dan tafsir dari Kitab Suci terlebih dahulu. Sebab Kitab Suci tidak diturunkan ke dalam bahasa Bangsa kita sendiri, Bahasa Indonesia. Namun ke dalam bahasa Bangsa Lain yaitu Bangsa yang diperintahkan untuk menghafalkannya tadi.

Sedangkan bagi mereka yang bahasa Bangsanya sama dengan bahasa yang dipergunakan di dalam Kitab Suci atau bagi mereka yang sudah sangat ahli, mumpuni dan menguasai bahasa Bangsa Lain yang dipergunakan di dalam Kitab Suci tersebut, tentunya menghafalkan jauh lebih penting.

Sebab untuk mereka, menghafalkan itu berarti juga membaca sekaligus mengerti artinya sehingga dapat langsung mempelajari dan mengkajinya.

Jadi jelas berbeda antara kita yang belum ahli, mumpuni dan menguasai karena memang bukan bahasa Bangsa kita sendiri dengan mereka yang sudah sangat ahli, mumpuni dan menguasai bahasa tersebut. Namun kalau pertanyaannya lebih utama mana, penjelasannya pasti akan berbeda lagi.

Charles E. Tumbel.

--- Ide dan kreatifitas seseorang adalah hak milik yang tidak boleh ditiru / digandakan. Dilarang mengcopy artikel ini. Terima kasih. ---