Jumat, 08 Desember 2017

Sahabat Karib Saya.

Bagi yang gemar membaca, silahkan direnungkan. Tetapi untuk yang tidak suka membaca, silahkan langsung di-“like“.

Dari kecil saya mempunyai beberapa sahabat karib yang hubungannya dekat sekali sampai seperti keluarga dan saudara kandung sendiri.

Hampir setiap waktu selama 24 jam kami berkumpul bersama dan kemanapun saya pergi, pastinya mereka semua selalu turut-serta menemani.

Mereka senantiasa ada di dalam kehidupan saya. Dan apapun yang terjadi, selalu kami hadapi, jalani serta lalui bersama-sama.

Kepribadian, kemampuan dan latar belakang dari setiap sahabat karib saya ini berbeda-beda. Tidak ada yang sama, sehingga sayapun memiliki cara untuk berkomunikasi dan pendekatan yang berbeda-beda terhadap mereka.

Mereka ada yang pendiam, ada yang cerewet, ada yang tertutup, ada yang ramah, ada yang kalem, ada yang keras, ada yang lembut dan juga ada yang kasar.

Intelektualitasnya-pun berbeda-beda. Ada yang cerdas, ada yang cerdik, ada yang kurang cerdas, ada yang kurang cerdik, ada yang tidak cerdas dan ada yang tidak cerdik pula.

Ada yang bijaksana, ada yang kurang bijaksana dan yang tidak bijaksana.

Begitu-pun dengan pendidikannya. Ada yang tinggi, ada yang sedang dan ada yang rendah.

Hampir di dalam segala hal, mereka masing-masing berbeda antara yang satu dengan yang lainnya.

Masing-masing dari mereka amat sangat mengenal dan mengetahui tentang kebenaran diri saya. Namun kami semuanya ini hanyalah manusia biasa yang pastinya memiliki kelebihan dan kekurangan.

Jikalau melihat kepribadian, kemampuan dan latar belakang yang berbeda lainnya dari setiap sahabat karib saya tersebut, maka :

Apakah mungkin kelak sepeninggal saya, mereka masing-masing mampu menceritakan segala hal yang sama persis tentang diri dan pengalaman hidup saya, tanpa ada perbedaan pandangan serta pemahaman sedikit-pun?

Akankah cerita tentang diri saya itu nantinya hanya bakalan sesuai dengan subyektifitas pribadi yang berdasarkan pada kepribadian, kemampuan dan latar belakang yang mereka masing-masing miliki belaka?

Yang manakah di antara mereka yang sebenarnya paling mengenal, mengetahui, mengerti, memahami, dekat dan benar apabila terjadi perbedaan pendapat perihal diri saya?

Bagaimana jikalau mereka masing-masing memiliki pengikut?

Apakah para pengikutnya bisa melihat diri saya secara utuh dan lengkap?

Ataukah cuma akan mengenal, mengetahui dan melihat diri saya dari satu sisi kebenaran, yang berdasarkan pada cerita yang diperolehnya dari salah seorang sahabat karib saya yang dia ikuti saja?

Bisa jadi lama-kelamaan mereka bakalan membuat aliran, pandangan dan pemahaman sendiri tentang kebenaran atas diri saya, yang belum tentu sesuai dengan cara saya saat menjalani kehidupan di dunia yang fana ini.

Dan apabila mereka itu anda, apakah anda akan merasa sudah mengenal serta mengetahui perihal seluruh kebenaran atas diri saya? Padahal anda hanya mendapatkan satu sisi belaka atas kebenaran yang berdasarkan pada cerita yang cuma disampaikan oleh salah seorang sahabat karib saya saja!

Mengapa tidak mencari dari semua sisi kebenaran yang berdasarkan pada cerita yang disampaikan oleh seluruh sahabat karib saya satu-persatu, jikalau anda memang bersungguh-sungguh?

Sehingga akhirnya anda dapat mengenal dan mengetahui sekaligus melihat diri saya secara utuh serta dari segala penjuru juga sudut pandang yang berbeda-beda pula, agar menjadi lengkap.

Apakah karena anda seseorang yang mudah merasa puas di dalam mencari ilmu pengetahuan? Ataukah anda hanyalah seorang pemalas, terutama untuk berpikir secara luas dan lengkap semata?

Sebab setiap sahabat karib saya pastilah memiliki cerita yang berbeda-beda tentang diri saya, sesuai dengan cara berkomunikasi dan kedekatan yang berbeda-beda. Juga karena kepribadian, kemampuan dan latar belakang yang berbeda dari diri mereka masing-masing pula.

Yang saya maksudkan disini ialah perihal diri saya pribadi. Bukannya orang lain ataupun hal-hal lain, termasuk sahabat karib saya sendiri.

Jadi janganlah pernah mengatakan telah mengenal dan mengetahui tentang diri saya, apalagi berani bersaksi tentang kebenaran diri saya.

Sedangkan anda mengenal dan mengetahui tentang kebenaran diri saya itu, cuma dari satu sisi kebenaran saja, yang hanya berdasarkan pada cerita yang disampaikan oleh salah seorang sahabat karib saya belaka.

Padahal jumlah dari sahabat karib saya, ada beberapa orang.

Sekali lagi, semuanya ini perihal kebenaran diri saya pribadi. Bukannya tentang sahabat karib saya, lebih lagi orang lain ataupun hal-hal lain.

Tanyakanlah hal tersebut kepada seluruh sahabat karib saya satu-persatu, tanpa pernah membeda-bedakannya, apalagi memusuhinya.

Supaya akhirnya anda bisa menjadi mengenal dan mengetahui segala hal perihal diri saya dengan secara utuh, lengkap serta benar maupun menyeluruh.

Hal ini perlu saya sampaikan, apabila anda memang benar-benar ingin mengenal dan mengetahui secara menyeluruh tentang kebenaran diri saya. Jikalau anda sungguh-sungguh mau mengikuti cara saya di dalam menjalani kehidupan yang cuma sementara saja di dunia ini.

Terkecuali anda hanya ingin berdebat tentang kebenaran diri saya belaka. Bukannya sungguh-sungguh ingin mengenal, mengetahui serta mengikuti cara hidup saya.

Yang artinya anda bukanlah pengikut saya. Lantaran saya memiliki beberapa sahabat karib yang kesemuanya sama dekatnya. Dan saya amat sangat menghormati mereka, makanya saya sebut sebagai sahabat karib.

Musuh mereka juga musuh saya dan membenci mereka, membenci saya pula. Inilah diri saya dan antara saya dengan mereka adalah satu keluarga yang tidak dapat dipisahkan.

Ketahuilah bahwa sesungguhnya anda hanyalah pengikut dari salah seorang sahabat karib saya saja. Dan anda melihat diri saya, cuma dari kacamatanya belaka. Bukannya dari kacamata seluruh sahabat karib saya.

Jadi sepertinya bukanlah saya yang anda ingin kenal, tahu dan ikuti. Melainkan hanya salah seorang dari sahabat karib saya saja!

Charles E. Tumbel.

--- Ide dan kreatifitas seseorang adalah hak milik yang tidak boleh ditiru / digandakan. Dilarang mengcopy artikel ini. Terima kasih. ---