Jumat, 15 Desember 2017

Hilanglah Semua Kata, yang Tersisa Hanyalah Tetesan Air Mata.

Beberapa hari yang lalu, saudara saya yang tercinta Mas Sastro Wibowo (Mas Wiwid) yang dari dulu sama-sama berjuang dengan cara keluar-masuk Kampung yang ada di Surabaya untuk membangun rasa cinta kepada Tanah Air dan saudara Sebangsa menghubungi melalui telepon.

Telah lama Mas Sastro yang sekarang sudah tinggal dan bekerja di Kota Pacitan, sekaligus menjadi Admin / Koordinator GCTA disana tidak menghubungi saya. Ingat saya, terakhir pada saat Hari Raya Idul Fitri. Dan akun Facebook, Twitter serta Instagramnya juga tidak aktif pula.

Saya bisa memakluminya, karena Mas Sastro yang telah pindah untuk bekerja di Kota Pacitan, baru berumah-tangga dan dikaruniai seorang putra. Tentunya kesibukannya sebagai seorang pekerja, kepala rumah tangga dan ayah dari seorang putra pastinya amat sangat menyita waktu.

Dering telepon dari Mas Sastro siang itu membahagiakan hati saya. Sebab disamping sudah lama tidak saling menghubungi sehingga perasaan rindu menjadi menumpuk, juga ada banyak hal yang ingin saya tanyakan pula. Terutama tentang bencana alam yang barusan terjadi disana.

Setelah mengangkat telepon dan berbicara “Suroboyoan“ sebagai pembuka, saya menjadi terkejut sekali karena mendapatkan cerita bahwa dirinya menjadi korban dari bencana alam yang terjadi disana. Rumahnya dipenuhi lumpur dan saat ini sedang mengungsi bersama keluarganya.

Tanpa bicara panjang-lebar tetapi tetap menyampaikan rasa prihatin yang mendalam, saya langsung menutup telepon dan menyampaikan pemberitahuan di Inbox Khusus untuk Admin GCTA. Memberitahukan bahwa ada salah satu saudara yang sedang tertimpa musibah dan membutuhkan bantuan.

Kami segera membentuk Tim Kecil untuk mengumpulkan bantuan. Mbak Anny Apriliya dan Mbak Murni Prasatya yang terpilih untuk menjadi Koordinator beserta Bendaharanya. Tim Kecil ini sifatnya spontan dan sementara serta kilat, juga khusus untuk koordinator dan pengurus GCTA pula.

Tim Kecil, duet antara Mbak Anny dan Mbak Murni langsung berjalan. Bantuan dari sesama Admin dan pengurus GCTA mulai bermasukkan. Segala bantuan disampaikan secara terbuka di Inbox Khusus untuk Admin GCTA dan Tim Kecil juga ikut menunjukkan bukti dari bantuan tersebut pula.

GCTA amat sangat anti terhadap korupsi dan segala hal yang terselubung. Kami melakukan apapun secara terbuka dan apa adanya. Semuanya diambil berdasarkan musyawarah dan mufakat. Agar hal tersebut bisa menjadi kebiasaan, sekaligus contoh yang benar lagi baik di dalam berorganisasi.

Pagi ini bantuan untuk saudara saya yang tercinta, Mas Sastro, sudah terkumpul. Siang ini tadi bantuan yang telah terkumpul dan berupa dana itu sudah diserahkan langsung kepada Mas Sastro melalui transfer antar rekening Bank oleh Tim Kecil, yaitu Mbak Anny dan Mbak Murni.

Hilanglah semua kata, yang tersisa hanyalah tetesan air mata keharuan dan perasaan bangga. Ternyata bantuan yang telah terkumpul dan berupa dana untuk Mas Sastro tersebut, malahan disumbangkan lagi kepada para tetangganya yang kondisinya lebih memprihatinkan.

Jiwa yang teramat mencintai Tanah Air dan saudara Sebangsa yang ada pada diri Mas Sastro masih sangat kuat seperti dulu. Hati kecilnya tidak bisa menerima bantuan itu. Sebab menurutnya masih ada saudara lain yang lebih membutuhkan daripada dirinya, meskipun dia sendiri sedang kesulitan.

Haru, bangga dan hormat saya yang setinggi-tingginya untuk Mas Sastro yang tercinta. Alhamdulillah, masih ada orang yang teramat sangat mencintai Tanah Air dan saudara Sebangsanya sendiri seperti Mas Sastro. Dari lubuk hati yang paling terdalam, saya doakan "Semoga Mas Sastro dan keluarganya diberikan berkah, pahala serta rejeki yang berlimpah oleh Allah SWT". Aamiin, Aamiin, Aamiin.

Salam Cinta Tanah Air dan Saudara Sebangsa!
Hidup Pancasila!
Hidup Bangsa Indonesia!
Hidup Republik Indonesia!

Surabaya, 09 Desember 2017.

Charles E. Tumbel.

--- Ide dan kreatifitas seseorang adalah hak milik yang tidak boleh ditiru / digandakan. Dilarang mengcopy artikel ini. Terima kasih. ---