Kamis, 24 November 2016

Hidup ini Singkat dan Cuma Satu Kali Belaka.

Saya bukanlah orang yang kaya-raya, apalagi yang hidup di dalam kemewahan. Kehidupan keluarga saya malahan relatif sederhana dan cuma apa adanya saja. Jangankan punya Deposito, Tabungan saya bisa dihitung dengan jari-jemari jumlahnya.

Tetapi saya senantiasa bersyukur atas segenap nikmat yang telah diberikan oleh Tuhan YME kepada kami sekeluarga. Saya selalu berusaha untuk bisa berbuat kebaikan dan hal-hal yang positif lagi bermanfaat lainnya bagi sesama mahluk CiptaanNya.

Tentunya kesemuanya itu yang sesuai dengan kemampuan, ketulusan dan keikhlasan dari diri saya pribadi. Saya amat sangat yakin dan percaya sepenuhnya bahwa Tuhan YME adalah Sang Maha Adil, sehingga segala sesuatu apapun pastinya bakalan ada balasannya yang setimpal.

Menurut penilaian pribadi yang tentunya amat sangat subyektif, saya termasuk orang yang beriman, taat dan berserah diri hanya kepada Tuhan YME semata. Hal tersebut dapat terjadi tentunya berkat didikan, ajaran dan suri tauladan yang sudah diberikan oleh kedua orang tua saya.

Terus terang di dalam kehidupan sehari-hari, saya lebih banyak berhemat. Bukannya berarti kikir, pelit lebih lagi tidak mau bersedekah. Namun bahkan sebaliknya, saya lebih banyak bersedekah, karena bisa merasakan penderitaan orang lain.

Saya termasuk orang yang super boros, apabila sedang memegang uang. Oleh sebab itu, uang yang tidak seberapa banyak jumlahnya tersebut, saya simpan di Bank. Bukannya untuk mencari keuntungan (jumlahnya sedikit sekali), tetapi cuma demi "Alasan" keamanan belaka.

Terutama keamanan itu berlaku untuk diri saya sendiri. Lantaran saya termasuk orang yang suka membeli barang yang kerapkali tidak diperlukan di dalam rumah tangga dan gemar memberikan hadiah kepada orang lain. Serta pastinya juga untuk keamanan dari pihak-pihak luar yang tidak bertanggung-jawab pula.

Saya amat sangat bahagia meskipun tidak kaya-raya, namun bisa memiliki kehidupan yang tenang, tenteram dan berkecukupan. Memang tidak berkelebihan, tetapi juga tidak kekurangan pula. Karena seluruh hal, saya sesuaikan dengan kemampuan yang ada.

Saya bahagia sekali sebab memiliki banyak saudara yang senantiasa tulus, ikhlas dan pengertian. Hidup saya "Jauh" dari ambisi kekuasaan, kekayaan dan kepentingan duniawi lainnya. Akhirnya hal-hal yang tidak penting tersebut, tidak bisa mengganggu dan menyulitkan kehidupan kami sekeluarga.

Saudara-saudara dan sahabat-sahabat yang saya miliki berbeda-beda latar-belakangnya. Namun kami dapat bersatu, berkumpul, rukun, saling mendukung dan berbagi hal-hal yang positif lagi bermanfaat. Sehingga kehidupan yang damai selalu bersama kami semuanya.

Hidup di dunia yang fana ini adalah sebuah Pilihan. Dan kebahagiaan itu letaknya ada di dalam diri kita masing-masing, jadi tidak perlu mencarinya kemana-mana. Cukuplah kita bersahabat akrab dan bergaul erat dengan orang-orang yang baik hati, jujur, tulus, ikhlas serta lurus.

Juga hindarilah orang-orang yang jahat, penipu, picik, pamrih lagi bengkok hatinya pula. Terutama yang perkataan dan perbuatannya tidak sama, alias munafik. Apalagi yang tujuannya hanya untuk membangun kebencian dan permusuhan demi keuntungan dirinya sendiri saja.

Hidup di dunia yang fana ini amat sangat singkat dan cuma satu kali belaka. Sehingga untuk apa diisi dengan perbuatan dosa yang malahan akan menjauhkan diri kita sendiri dari Sang Maha Pencipta, Allah SWT, Tuhan YME, Sang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang.

Charles E. Tumbel.

--- Ide dan kreatifitas seseorang adalah hak milik yang tidak boleh ditiru / digandakan. Dilarang mengcopy artikel ini. Terima kasih. ---