Rabu, 18 Januari 2017

Orang-orang Yang Beriman KepadaNya.

Kita hanya bisa percaya dan mencintai kepada sesuatu hal yang dapat dilihat, didengar, dirasa, disentuh serta dibayangkan yang baik-baiknya saja yang cuma sesuai dengan hasrat atas hawa nafsu duniawi, juga akal pikir dari diri kita sendiri belaka pula.

Lalu, apakah anda bisa percaya bahwa saya adalah seorang pria baik-baik yang sangat mencintai keluarga?

Mungkin setelah membaca tulisan ini, anda baru akan bisa percaya. Atau mungkin setelah membaca ratusan tulisan dan melihat foto-foto terlebih dahulu, baru anda akan bisa percaya. Atau malah mungkin tidak akan pernah bisa percaya sama sekali.

Tetapi apakah anda akan tetap bisa percaya bahwa saya adalah seorang pria baik-baik yang sangat mencintai keluarga, seandainya sama sekali tidak ada tulisan, foto-foto dan hal-hal lainnya yang dapat dibuktikan oleh indera anda sendiri?

Alias saya sama sekali tidak berwujud, berbentuk dan memiliki rupa atau tidak dapat dilihat oleh indera anda sendiri?

Tentunya pasti tidak, karena percaya itu haruslah dapat dilihat untuk dibuktikan oleh indera kita sendiri terlebih dahulu, apalagi di dalam urusan mencintai.

Kita bisa percaya dan mencintai yang dapat terlihat karena indera kita sendiri yang telah membuktikannya.

Contohnya kita bisa percaya dan mencintai pasangan atau sahabat oleh karena indera kita sendiri yang telah dapat melihat, mendengar, merasakan, mengenal serta mengetahuinya dengan sangat baik.

Tanpa adanya indera maka kita akan menjadi buta dan tuli serta tidak dapat merasakan, mengenal juga mengetahui apapun apalagi untuk sesuatu hal yang sama sekali tidak berwujud, berbentuk dan memiliki rupa atau yang tidak dapat dilihat.

Percaya dan yakin itu adalah dua hal yang sangat berbeda.

Sebab percaya itu harus dapat dilihat untuk dibuktikan oleh indera kita terlebih dahulu dan sifatnya lebih ke arah fisik atau jasmani, karena timbulnya dari akal pikir.

Sedangkan yakin itu sifatnya lebih ke arah naluri, intuisi, perasaan, psikis atau rohani dan tidak perlu dibuktikan oleh indera kita terlebih dahulu, karena timbulnya dari hati nurani.

Allah SWT atau Tuhan YME itu tidak berwujud, berbentuk dan memiliki rupa sehingga tidak dapat dilihat oleh indera manusia.

Karena Dia adalah Sang Maha Pencipta yang memang tidak perlu untuk membuat wujud, bentuk dan memiliki rupa yang hanya untuk membuktikan keberadaan DiriNya saja, apalagi yang cuma untuk sekedar dilihat oleh indera manusia belaka.

Juga oleh sebab Kebesaran, Kesucian, Keagungan, Kemuliaan dan KehebatanNya pula yang melebihi dari segala sesuatu wujud, bentuk serta rupa apapun yang dapat dilihat oleh indera manusia.

Apakah kita baru akan bisa percaya serta mencintai DiriNya setelah Dia menampakkan wujud, bentuk dan memiliki rupa supaya dapat dilihat untuk dibuktikan oleh indera kita sendiri terlebih dahulu?

Ataukah kita yang akan membuat DiriNya menjadi berwujud, berbentuk dan memiliki rupa terlebih dahulu agar indera kita akhirnya dapat melihat untuk membuktikan KeberadaanNya, baru setelah itu kita akan bisa percaya serta mencintai DiriNya?

Jikalau Dia tidak berwujud, berbentuk dan memiliki rupa atau tidak dapat dilihat oleh indera kita, lalu bagaimanakah caranya supaya kita dapat melihat KeberadaanNya juga bisa percaya serta mencintai DiriNya pula?

Dengan keyakinan yang seutuhnya kepada Ajaran-ajaran tentang keberadaan DiriNya yang telah dibawa oleh segenap Utusan-utusanNya dan melalui Kitab-Kitab SuciNya.

Hanya keyakinan yang seutuhnya kepada Ajaran tentang keberadaan DiriNya yang telah dibawa oleh para UtusanNya dan melalui Kitab-kitab SuciNya itu sajalah yang membuat kita akhirnya dapat melihat sekaligus bisa percaya serta mencintai cuma kepada DiriNya semata.

Jadi Allah SWT atau Tuhan YME itu memang tidak membutuhkan sama sekali dari segala sesuatu wujud, bentuk dan rupa apapun cuma agar dapat dilihat saja, juga bisa dipercaya serta dicintai oleh kita pula.

Lagi pula memang tidak ada dari segala sesuatu wujud, bentuk dan rupa apapun itu yang mampu mewadahi ataupun mewakili Kebesaran, Kesucian, Keagungan, Kemuliaan serta KehebatanNya.

Oleh sebab itu, "Berbahagialah Mereka Yang Tidak Melihat, Tetapi Percaya Dan MencintaiNya" karena sesungguhnya "Mereka Itulah Orang-orang Yang Beriman KepadaNya".

Charles E. Tumbel.

--- Ide dan kreatifitas seseorang adalah hak milik yang tidak boleh ditiru / digandakan. Dilarang mengcopy artikel ini. Terima kasih. ---