Sabtu, 28 Oktober 2017

Titik Puncak dari Kebebasan Berdemokrasi.

Ada baiknya apabila kita semuanya pada saat ini bisa lebih mengendalikan diri dan tidak terpancing emosi, apalagi malahan memperkeruh suasana dengan pernyataan-pernyataan yang kontroversial.

Gerakan radikal, baik yang berhaluan kiri maupun kanan, saling memancing bahkan berebut untuk mengadu-domba, menyesatkan dan memecah-belah kita semuanya.

Kita semuanya pastinya sudah tahu, juga sudah sadar pula, bahwa Negara kita yang tercinta ini dulu didirikan oleh para Bapak Pendiri Bangsa dan Negara dengan nama Indonesia, berbentuk Republik yang Berdemokrasi sekaligus berdasarkan kepada Ideologi Pancasila, UUD '45, Sumpah Pemuda serta bersemboyan "Bhinneka Tunggal Ika".

Kenyataan yang tidak boleh dan tidak bisa kita abaikan, pungkiri, ganti, rubah lebih lagi khianati.

Saat ini di titik puncak dari kebebasan berdemokrasi, kita semuanya seakan lupa diri dan semakin kebablasan.

Sifat, watak serta ideologi yang asli dari diri kita sendiri, tanpa tersadar ataupun dengan kesadaran dan unsur kesengajaan, terlontar tanpa mempedulikan dampak yang bakalan terjadi.

Pernyataan-pernyataan yang bisa menjerumuskan Bangsa dan Negara kita yang tercinta ini ke dalam kerusakan, semakin sering dilontarkan serta dikemukakan dengan secara bebas juga tanpa rasa tanggungjawab pula.

Kita semuanya seakan-akan lupa bahwa kebebasan untuk berkeyakinan dan mengemukakan pendapat serta berbicara seenaknya diri kita sendiri, seperti yang bisa dilakukan pada saat ini itu dapat terjadi hanya berkat demokrasi, bukanlah berkat komunis ataupun negara agama (apapun).

Wajib untuk kita ketahui bersama, bahwa komunis ataupun negara agama bakalan mematikan kebebasan untuk berkeyakinan dan mengemukakan pendapat serta berbicara.

Padahal sesungguhnya hal itu merupakan hak asasi dari setiap mahluk yang diberikan akal pikir, hati nurani dan masih hidup di dunia yang fana ini.

Janganlah terlalu bodoh untuk meyakini sesuatu yang tidak kita pahami. Apalagi sampai mengagung-agungkan sesuatu yang nantinya malahan akan mempersulit kehidupan dari diri kita sendiri.

Lebih lagi jikalau sampai mengkhianati para Pahlawan Bangsa dan Negara yang telah mengorbankan darah serta nyawanya demi berdirinya Bangsa sekaligus Negara, Republik Indonesia, kita yang tercinta ini.

Bangsa dan Republik Indonesia, Sang Saka Merah Putih, Demokrasi, Ideologi Pancasila, Sumpah Pemuda serta Bhinneka Tunggal Ika adalah "Harga Mati". Tidak boleh dan tidak bisa diabaikan, dipungkiri, diganti, dirubah apalagi dikhianati.

Segeralah menghapus dari pertemanan siapapun yang ingin merusak kemajuan, kemakmuran, kejayaan, kesejahteraan, keunggulan dan persatuan serta kesatuan dari Bangsa sekaligus Negara kita yang tercinta ini.

Janganlah ragu, lebih lagi takut untuk menjaga, mempertahankan serta membela Bangsa dan Negara kita yang tercinta ini.

Sebab sebenarnya hal itu adalah jihad yang sesungguh-sungguhnya seperti yang dulu pernah dilakukan oleh para Pahlawan Bangsa dan Negara kita yang tercinta ini.

Merdeka! Merdeka! Merdeka!

Charles E. Tumbel.

--- Ide dan kreatifitas seseorang adalah hak milik yang tidak boleh ditiru / digandakan. Dilarang mengcopy artikel ini. Terima kasih. ---