Minggu, 15 Juli 2018

Beternak Kuda Pacu.

Dulu sewaktu saya masih amat sangat kecil, Alm. Ayah memiliki beberapa Istal untuk Peternakan Kuda Pacu (entah awalnya tahun berapa, tetapi yang pasti dari mulai sejak saya masih belum lahir).

Istal untuk Peternakan Kuda Pacu ini ada di 3 tempat (sebetulnya ada 4 tempat, namun satunya tidak saya hitung. Karena cuma ada 3 ekor Kuda saja dan ketiganya bukan Kuda Pacu).

1. Di Villa sekaligus Ranch kami, jalan Raya Ngemplak No. 7 Pandaan, Pasuruan. 

2. Di Pabrik Genteng dan Bata "Tumapel" kami, jalan Raya Pakisaji, Malang. 

3. Di Rumah yang kami tinggali (sampai saat ini), Surabaya.

(4. Di Villa mungil kami "Petit Trianon", Tretes, Pasuruan. Tetapi hanya ada 3 ekor Kuda belaka dan yang 1 untuk disewa-sewakan.)

Jumlah Kuda Pacu yang paling banyak ada di Pandaan (pernah lebih dari 60 ekor), meskipun tanah di Pakisaji jauh lebih luas daripada di Pandaan. Alasannya, sebab jarak dari Surabaya ke Pandaan lebih dekat daripada jarak dari Surabaya ke Pakisaji.

Di Pandaan inilah, pada saat masih amat sangat kecil sekali (lupa tahunnya) saya bertemu dan berkenalan dengan seorang Pengusaha Bahan Bangunan yang paling sukses disana, yaitu Ayahanda Mertua dari Bapak DR. H. Moeldoko S.Ip (Jenderal TNI Purn., Bang Moeldoko) serta seseorang yang terkenal amat sangat sakti mandraguna, yaitu K.H. Mas Abdulloh Siroj (Kyai Loh alias Gus Loh) dari Ponpes. Sidogiri, Kraton, Pasuruan.

Kyai Loh yang biasanya datang bersama Alm. Oom Sipat, Alm. Oom Jatim dan Bapak H. Ridwan, kala itu masih berambut Gondrong, bercelana Cut Bray, berbaju Krah lebar, memakai Rompi atau Jaket dan Topi ala Cowboy. Beliau yang dulu dikenal sebagai "Anti Peluru" ini adalah seorang Penyayang Binatang sejati dan gemar menaiki Kuda Pacu.

Jumlah Kuda Pacu yang paling sedikit (5 ekor) dan yang paling disayangi ada di rumah yang kami tinggali, Surabaya. Agar setiap saat kami semuanya bisa melihat, merawat, memelihara, melatih dan mengawasinya langsung.

Di Pakisaji, Malang ada sekitar 18 ekor Kuda Pacu (pernah sampai 25 ekor). Disana oleh Alm. Ayah saya cuma ditempatkan Kuda-kuda Pacu yang unik saja (kebanyakan dari jenis Sandel atau Sandalwood dari Sumbawa). Baik unik warnanya, letak pusarnya, ukurannya, jenisnya maupun perilakunya.

Kami pernah memiliki lebih dari 100 ekor Kuda Pacu. Dan beberapa ekor Kuda Pacu ditempatkan (sewa) di tempat yang khusus untuk berlatih Pacuan Kuda, yaitu di Pulomas, Jakarta (bersama Kuda-kuda milik Bapak Toni Lopes) serta di Pantai Ria Kenjeran, Surabaya. Ada 1-2 ekor Kuda Pacu yang ditempatkan dan dititipkan di Trawas, Porong, Solo serta Yogyakarta tetapi untuk dikawinkan.

Saya masih ingat ketika Alm. Bapak Bagong Kusudiardjo meminjam beberapa ekor Kuda Pacu milik kami untuk pembuatan Film Layar Lebar berjudul, "November 1828" yang disutradarai oleh Alm. Bapak Teguh Karya. 

Pelatih-pelatih Kuda Pacu kami saat itu : Bapak Yanto, Bapak Tommy Londa, Bapak Kamsari dan Bapak Supardi alias "Dedek", juga ikut berakting pula (sebagai Prajurit Perang yang sedang menaiki seekor Kuda) di Film tersebut. 

Seingat saya pada saat ikut melihat pembuatan Film tersebut di sebuah Desa (lupa namanya) yang berada di pelosok D.I. Yogyakarta, ada seorang Foto Model yang amat sangat cantik (ingatan Balita) sedang berada disana. Jikalau tidak salah (maklum saat itu masih kecil sekali) namanya, Vera Kinan.

Kuda-kuda Pacu kami di Pulomas, Jakarta dilatih oleh Alm. Kak Hens Rory dan di Pantai Ria Kenjeran, Surabaya dilatih oleh Bapak Singky Soewadji serta Bapak Higgins Roring (Higgins Roring). 

Salah satu dari Kuda-kuda Pacu kami yang dilatih oleh Beliau-beliau ini, pernah menjadi Juara Nasional sebanyak 3 kali berturut-turut, Miss Sakura namanya (Kelas A).

Memiliki Kuda Pacu yang bisa menjadi Juara Nasional adalah impian bagi seluruh Peternak Kuda Pacu. Karena dengan adanya Kuda Pacu yang bisa menjadi Juara Nasional, maka hal itu membuktikan bahwa Kuda-kuda Pacu yang diternakkan memiliki kualitas yang paling unggul dan prima.

Tidak hanya memiliki dan beternak Kuda Pacu belaka, Alm. Ayah saya juga suka mengadakan lomba Pacuan Kuda pula. 

Puluhan lomba Pacuan Kuda telah Almarhum adakan. Mulai dari semenjak saya masih belum lahir sampai Beliau terpilih menjadi salah satu pengurus di PB IKASI (Anggar) sekitar awal tahun '80-an (Almarhum memang mantan Atlit, Pelatih, Dosen dan Pembina Anggar yang berprestasi sejak tahun '50-an). 

Seingat saya, lomba terakhir yang Beliau adakan adalah Lomba Kuda Tunggang (bukan Pacuan Kuda) memperebutkan piala "Adam Malik Cup" pada awal tahun '80-an.

Sesudah kami satu-persatu sekolah ke Luar Negeri, Kuda-kuda Pacu mulai dikurangi. Cuma yang paling terbaik (keturunan maupun prestasinya) sajalah yang masih kami pelihara. Saat itu Kuda Pacu kami hanya tinggal 40 ekor belaka dan sebagian besar untuk dikawinkan (ternak).

Terakhir pada saat Alm. Ayah saya pergi untuk selama-lamanya (tahun 2007), Kuda Pacu kami cuma tinggal 16 ekor saja (14 ekor Kuda Pacu berada di Pulomas, Jakarta). Setelah itu kami sudah tidak memiliki dan memelihara Kuda Pacu lagi.

Demikianlah sedikit cerita tentang pengalaman "Beternak Kuda Pacu". Walaupun memiliki Kuda Pacu itu amat sangat membanggakan, namun pemeliharaan apalagi pelatihannya amat sangat mahal. Sehingga antara kebanggaan dan biaya yang dikeluarkan, bisa dikatakan "berlebihan".

Pada kesempatan ini, tak lupa kami seluruh Keluarga Besar Alm. Benny Tumbel (Jenggot) menghaturkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Yth. Bapak DR. H. Moeldoko S.Ip sekeluarga, Bapak K.H. Mas Abdulloh Siroj sekeluarga, Bapak Singky Soewadji sekeluarga, Bapak Toni Lopes sekeluarga, Bapak H. Ridwan sekeluarga, Bapak Yanto sekeluarga, Bapak Tommy Londa sekeluarga, Bapak Kamsari sekeluarga, Bapak Supardi alias "Dedek" sekeluarga, Bapak Higgins Roring sekeluarga dan terkhusus untuk Alm. Kak Hens Rory sekeluarga, Alm. Oom Sipat sekeluarga serta Alm. Oom Jatim sekeluarga (doa yang paling terbaik dari kami semuanya untuk para Almarhum yang sekarang telah berada "Di Atas" sana) atas kebaikan, kerjasama sekaligus rasa persaudaraan yang telah terbangun dari dulu sampai dengan saat ini.

Semoga Tuhan YME selalu memberikan berkah, rejeki dan pahala yang berlimpah serta kebahagian yang paling hakiki, baik selama hidup di dunia ini maupun di akherat kelak kepada Bapak-bapak sekeluarga. 

Aamiin Allahuma Aamiin.

Mudah-mudahan Peternakan Kuda Pacu dan Olahraga Berkuda semakin berkembang serta bisa menambah harum Nama Besar dari Bangsa juga Negara kita yang tercinta ini pula, terutama di pentas Internasional. 

Aamiin, Aamiin Yaa Robbal Aalamiin.

Charles E. Tumbel.

--- Ide dan kreatifitas seseorang adalah hak milik yang tidak boleh ditiru / digandakan. Dilarang mengcopy artikel ini. Terima kasih. ---