Selasa, 15 November 2022

Akal Budi.

Seluruh keyakinan menyatakan, "Apabila mati (meninggal dunia) di dalam mengikuti Keyakinan (itu), maka akan masuk ke dalam Surga". Jikalau kalimat tersebut "Ditelan secara Mentah-mentah", tentunya semua orang yang memiliki keyakinan pastinya bakalan masuk ke dalam Surga. Padahal nama dari sebuah Keyakinan, bukanlah dari Bahasa yang kita pahami. Melainkan dari Bahasa Asing yang tidak diterjemahkan ke dalam bahasa kita. Meskipun kesannya seperti bahasa kita, lantaran sudah terbiasa mendengarnya. Serta apabila diterjemahkan, artinya bisa "Keselamatan" ataupun "Keberserahan Diri". Sehingga jikalau kalimat itu dibaca ulang dengan menerjemahkan keseluruhan kata, maka bunyinya adalah "Apabila mati di dalam mengikuti Keselamatan (tanpa masalah, apalagi mempunyai musuh) maupun di dalam mengikuti Keberserahan Diri (pasrah, tidak memiliki ego lagi, lebih-lebih nafsu keduniawian), maka bakalan masuk ke dalam Surga".

Kalimat apapun, haruslah senantiasa dipahami secara utuh dengan menerjemahkan kata-perkata ke dalam bahasa yang kita mengerti. Jadi bukannya hanya menghafalkan kalimat tersebut belaka, tanpa sama sekali mengetahui artinya. Umat manusia dianugerahi akal budi untuk berpikir yang secara luas dan mendalam, supaya menemukan hakekat dari kebenaran. Agar setelah menemukan hakekat dari kebenaran tadi, akhirnya mampu menjadi insan yang arif lagi bijaksana, selama masih diberikan kesempatan untuk hidup di dunia yang fana ini. Dan untuk masalah "Surga", serahkanlah sepenuhnya kepada Yang Maha Mengetahui secara tulus serta ikhlas. Karena Surga cuma merupakan sebuah Hadiah semata, bagi orang-orang yang dikehendaki (hak prerogatif) oleh Sang Maha Pencipta sendiri. Yang terpenting, semasa napas masih bisa menikmati udara segar yang diberikan OlehNya, tebarkanlah bibit-bibit kebajikan dimanapun berada.

Charles E. Tumbel.

--- Ide dan kreatifitas seseorang adalah hak milik yang tidak boleh ditiru / digandakan. Dilarang mengcopy artikel ini. Terima kasih. ---