Sabtu, 12 Desember 2020

Pola dan Cara Berpikir serta Sudut Pandang.

Keponakan saya nakal dan tidak bisa diam. Suatu saat, dia membuat onar di rumah dan ditampar oleh ibunya. Karena ditampar, dia menjadi sedih dan akhirnya mencari pelarian dengan sering nongkrong bersama teman-temannya. Dari kebiasaan nongkrong tersebut, dia mulai mencoba-coba memakai narkoba. Berselang 1 tahun, dia menjadi pecandu narkoba. Berkat narkoba, dia berteman dengan para penjahat yang usianya jauh di atasnya. Suatu ketika, dia ketagihan dan tidak memiliki uang. Oleh salah satu temannya, dia diajak untuk merampok. Naas, aksinya merampok tepergok oleh Warga dan dia dihakimi massa. Dia tewas menyedihkan dengan luka di sekujur tubuhnya. Pertanyaannya, siapakah yang paling bersalah?

  1. Dirinya sendiri.
  2. Orang tuanya.
  3. Tetangganya.
  4. Gurunya.
  5. Temannya.
  6. Penjual narkoba.
  7. Para penjahat.
  8. Orang yang usianya jauh di atasnya.
  9. Massa.
10. Orang dipenjara.
11. Pemerintah.
12. Pokoknya pemerintah.
13. Pemerintah lagi.
14. Lagi-lagi pemerintah.
15. Bangsa asing.
16. Negara lain.
17. Iblis.
18. Mbahnya iblis.
19. Nasib.
20. Semuanya salah.
21. Tidak ada yang salah.
22. Yang membaca tulisan ini.
23. Yang tidak membaca tulisan ini.
24. Jomblo yang tidak malam mingguan.
25. Yang menyebabkan jomblo.
26. Dan lain-lain, terkecuali Rocky Gerung.

Setiap orang pastinya memiliki jawaban dan alasannya masing-masing. Sebab pola dan cara berpikir, serta sudut pandang dari setiap orang tidak ada yang sama. Paling mudah, menyalahkan dan menyesali keadaan. Karena hal itu tidak membutuhkan enerji untuk berpikir, meskipun sia-sia dan tidak ada hikmahnya. Padahal mestinya ada yang paling bersalah dan harus dilakukan perbaikan. Agar tidak terulang kembali dan anak orang lain tidak menjadi korban selanjutnya.

Charles E. Tumbel.

--- Ide dan kreatifitas seseorang adalah hak milik yang tidak boleh ditiru / digandakan. Dilarang mengcopy artikel ini. Terima kasih. ---