Jumat, 05 Juli 2019

Sang Bidadari Dambaanku.

Dalam hampanya pandangan mataku kala itu, tiba-tiba dirimu berlalu.
Jantung berdegup kencang tak menentu, seakan bidadari hampiriku.
Kuhanya bisa memandangmu dan getaran itu berselancar di tubuhku.

Sejenak diriku membeku, salju dingin mengubur hingga terasa kaku.
Hayatku terhenti di dalam lamunan nan indah tentang bersamamu.
Kugerakkan sluruh tubuhku, bangkit berjalan dekati sang bidadariku.

Tanpa ragu kusodorkan tanganku, untuk berkenalan dengan dirimu.
Kugenggam erat tanganmu dengan doa yang kupanjatkan untukmu.
Kutatap lembut matamu, sambil memasuki relung hati dan jiwamu.

Kutemukan cahaya dari nuranimu, yang akan menghidupkan diriku.
Tak kulepas genggaman tanganku, hatiku sudah menjadi milikmu.
Sejak saat itu, dirimu adalah bagian yang paling terbaik di hidupku.

Kujalani apapun supaya dirimu dan diriku bisa selamanya bersatu.
Kuhadapi segala sesuatu yang ingin merintangi mimpi terindahku.
Kupilih dirimu untuk mendampingiku, sampai nanti kita di nirwana.

Kini tibalah saatnya bagiku untuk memintamu, wahai bidadariku.
Terimalah kurang dan lebihku untuk melengkapi kebahagiaanmu.
Menyatukan diri untuk membangun bahtera yang paling terindah.

Tentram jiwaku saat terlimpahi oleh cinta, kasih dan sayangmu.
Bahagia hidupku selalu bersamamu, sang bidadari dambaanku.
Berdua selamanya menikmati dunia yang ditakdirkan pada kita.
Selamanya...

Charles E. Tumbel, 05 - 07 - 2019.

--- Ide dan kreatifitas seseorang adalah hak milik yang tidak boleh ditiru / digandakan. Dilarang mengcopy artikel ini. Terima kasih. ---