Jumat, 07 Juli 2017

Sebuah Kotak Kayu.

Nanti malam sebelum tidur, cobalah untuk membayangkan tulisan saya ini walaupun hanya sebentar saja.

- Pejamkanlah kedua belah mata sambil tiduran.

- Bernapaslah dengan santai dan nikmatilah suasana yang menyenangkan.

- Buatlah senyaman dan setenang mungkin.

- Kemudian bukalah mata dan lihatlah sekeliling.

- Bayangkanlah sedang berada di dalam sebuah Kotak Kayu.

- Bisa melihat ke kiri dan ke kanan, ke atas dan ke bawah tetapi tidak bisa bergerak. Seperti lumpuh namun mata dan pikiran masih berjalan.

- Semakin berusaha untuk bergerak, semakin sadar bahwa anda sudah tidak bisa lagi untuk bergerak.

- Hanya bisa melihat badan yang terbujur kaku dan sisi dalam dari sebuah Kotak Kayu saja.

- Anda berusaha untuk berteriak, menangis dan meronta namun tidak terjadi apa-apa.

- Anda semakin berjuang untuk bergerak, tetapi sia-sia belaka.

- Semuanya masih tetap sama seperti sedia kala, yaitu terbujur kaku di dalam sebuah Kotak Kayu.

- Tak lama kemudian, anda melihat seekor Serangga datang menghampiri dan merambati sekujur tubuh.

- Anda hanya bisa melihatnya namun tidak bisa merasakan dan berbuat sesuatu apapun sama sekali.

- Satu-persatu Serangga itu datang dan akhirnya memenuhi seluruh tubuh anda, sampai tidak ada lagi yang terlewatkan.

- Mereka memasuki semua lubang yang ada pada tubuh anda dan membuat lubang baru serta menggerogoti semuanya satu-persatu.

- Anda masih tidak mampu berbuat apa-apa kecuali hanya melihat, menangis, berteriak, meronta, cemas, takut dan panik saja.

- Padahal dulunya anda adalah seorang yang amat sangat berkuasa, tersohor, kaya raya, dihormati dan ditakuti.

Mau saya teruskan tulisan ini sambil meneteskan air mata?

Atau diri anda sendiri yang akan meneruskan untuk membayangkan kehidupan selama berada di dalam sebuah Kotak Kayu itu?

Sudahkah kita mencintai, menyembah dan mengutamakan Tuhan YME semata serta senantiasa berbuat kebaikan kepada sesama?

Karena pada saat itu nanti, tidak ada satupun manusia yang mampu untuk menolong, baik dirinya sendiri apalagi orang lain. Dan penyesalan hanyalah suatu kesia-siaan belaka.

Berlomba-lombalah selalu di dalam berbuat kebaikan kepada sesama, tanpa pernah membedakannya.

Karena amalan mana yang kelak akan menolong dan mengurangi dosa kita, tidak akan pernah ada satu orangpun yang tahu.

Marilah kita membuat setiap tarikan napas menjadi sebuah ibadah yang hanya untuk Tuhan YME semata sekaligus yang bisa menjadi kebaikan bagi seluruh benda yang telah diciptakan OlehNya.

Tidak cuma beribadah hanya pada saat waktunya beribadah saja, tetapi di setiap saat atau di setiap tarikan napas.

Sehingga menjadi besar, luas dan bermanfaat bagi semuanya serta di sepanjang usia.

Daripada nantinya menjadi suatu penyesalan yang sia-sia, tatkala sudah berada di dalam sebuah Kotak Kayu.

Charles E. Tumbel.

--- Ide dan kreatifitas seseorang adalah hak milik yang tidak boleh ditiru / digandakan. Dilarang mengcopy artikel ini. Terima kasih. ---