Jumat, 01 Juni 2018

Tertutupi Oleh Hawa Nafsu Keduniawian.

Ada seorang teman yang tiba-tiba bertanya kepada saya, "Bagaimana bisa bahagia jikalau tidak kaya?".

Pertanyaannya saya balik dan pertanyakan kembali kepada dirinya, "Bagaimana bisa kaya apabila tidak bahagia?".

"Setiap hari sekeluarga isinya cuma berantem tentang masalah yang kecil-kecil dan tidak penting belaka, oleh sebab stres karena dikejar-kejar oleh penagih hutang dan kepikiran terus perihal target yang masih belum tercapai. Akhirnya anaklah yang menjadi korbannya dan tidak lagi merasa nyaman berada di dalam rumahnya sendiri. Istripun mencari pelarian dengan selalu pergi tanpa tujuan untuk menghibur diri. Hal-hal seperti itu, pastinya bakal membuat hati kita sendiri menjadi tidak gembira, apalagi bahagia! Dengan keadaan yang seperti itu, apakah rejeki mau datang? Jikalau tidak mau datang, lalu bagaimana bisa kaya?".

Teman saya hanya mengangguk-anggukkan kepalanya saja.

Sepertinya dia masih bingung untuk membedakan antara kesenangan sesaat yang bisa dibeli dengan uang atau kekayaan dan kebahagiaan hakiki yang sebenarnya selalu ada di dalam jiwa kita sendiri, tetapi tertutupi oleh hawa nafsu keduniawian.

Charles E. Tumbel.

--- Ide dan kreatifitas seseorang adalah hak milik yang tidak boleh ditiru / digandakan. Dilarang mengcopy artikel ini. Terima kasih. ---