Kamis, 16 Maret 2017

Pembelajaran Politik Yang Terbaik.

Cara belajar yang paling baik itu adalah dengan memberikan soal-soal layaknya seperti sebuah ujian yang harus dipecahkan dan diselesaikan oleh diri sendiri. Tentunya setelah sebelumnya diberikan pelajaran tentang teori-teori dari hal yang berkaitan dengan soal untuk ujian itu tadi.

Beberapa tahun terakhir, kita semuanya sudah mendapatkan soal-soal yang layaknya seperti sebuah ujian yang sungguh sangat luar biasa rumitnya. Hal tersebut membuat perhatian dan pikiran dari kita semuanya hanya tertuju serta tercurah kepada urusan yang cuma itu-itu saja.

Sungguh-sungguh sangat membuang waktu kita semua. Meskipun pada titik akhirnya nanti pasti tetap akan menjadi sebuah pembelajaran yang sangat luar biasa bermanfaat bagi kita semuanya. Terutama bagi yang mau berpikir dan masih memiliki akal sehatnya atau waras.

Kita semuanya tahu bahwa Bangsa kita ini dulu telah berjuang selama lebih dari tiga ratus tahun untuk bisa bersatu dan mendirikan sebuah Bangsa yang sudah tercerai-berai berkat politik adu-domba atau Devide et Empera yang dilakukan oleh pihak Penjajah beserta anteknya.

Kita semuanya juga tahu bahwa oleh sebab telah bersatu dan menjadi sebuah Bangsa itulah yang akhirnya membuat kita semuanya mau berjuang bersama-sama lagi bahu-membahu di dalam melawan pihak Penjajah beserta anteknya serta meraih kemerdekaan yang berdasarkan Pancasila.

Lalu kenapa para Pendiri Bangsa kita ini dulu malah berjuang untuk mendirikan sebuah Bangsa terlebih dahulu, bukannya langsung memerdekakan Negara saja?

Karena dampak dari politik adu-domba atau Devide et Empera yang telah dilakukan oleh pihak Penjajah beserta anteknya selama lebih dari tiga ratus tahun itu sudah sangat merasuk sekaligus merusak jiwa hampir seluruh Rakyat Indonesia di segala lapisan yang ada saat itu.

Apalagi Bangsa kita yang tercinta ini tempat tinggalnya terpisah-pisahkan di belasan ribu Pulau yang berbeda. Dan juga memiliki ratusan Suku serta Bahasa Daerah Asli yang berbeda. Sekaligus juga latar-belakangnya berasal dari percampuran beberapa Ras yang berbeda pula.

Sehingga tanpa adanya keberadaan sebuah Bangsa atau merasa utuh sebagai satu Bangsa maka tidaklah mungkin kita semuanya ini bisa kembali bersatu. Apalagi sampai mau berjuang bersama-sama lagi bahu-membahu di dalam melawan pihak Penjajah beserta anteknya itu.

Lalu juga kenapa para Pendiri Bangsa kita ini dulu setelah memproklamasikan kemerdekaan malah menetapkan Pancasila sebagai Dasar Negara?

Karena Pancasila adalah formula yang terbaik dan tercocok untuk Bangsa kita sendiri. Setelah lama digodok oleh para Pendiri Bangsa sejak beberapa tahun sebelumnya. Tatkala Bangsa kita pada saat itu masih berjuang mati-matian untuk mempersiapkan kemerdekaan Negara.

Apalagi Pancasila itu adalah kumpulan intisari dari falsafah-falsafah yang ada di kehidupan masyarakat Nusantara. Jadi Pancasila bukan hanya sesuai saja, namun memang jiwa yang sesungguhnya dari Bangsa Indonesia yang telah dirumuskan untuk menjadi formula utama.

Para Pendiri Bangsa kita adalah orang-orang yang sangat ahli, mumpuni dan berpengalaman sekaligus mengalami sendiri jaman Penjajahan. Mereka pernah merasakan dampak langsung dari kekejaman politik adu-domba yang telah dilakukan oleh pihak Penjajah beserta anteknya.

Sehingga yang telah dirumuskan, diformulakan dan ditetapkan untuk Bangsa kita pada saat ini sebetulnya adalah hal yang paling tepat serta tidak boleh ada satu titikpun keraguan lagi di dalam diri kita untuk melaksanakannya. Tidak lagi perlu diperdebatkan apalagi diragukan.

Semenjak setelah Reformasi '98 terjadi seolah Bangsa kita ini menjadi lupa Sejarah dan buta Budaya. Realita yang pernah terjadi terutama tentang sejarah kekejaman Politik Adu-Domba yang dulu telah dilakukan oleh pihak Penjajah beserta anteknya malah tidak lagi dianggap.

Budaya Adiluhung yang asli milik dari Bangsa kita sendiri malah sepertinya ingin dihilangkan. Padahal dari Sejarah serta Budaya Bangsa itu, kita semuanya bisa mengambil hikmah yang sangat berguna untuk kemajuan Bangsa dan Negara kita tercinta di masa yang akan datang.

Akhir-akhir ini malah kita seperti tidak memiliki Sejarah dan Budaya Bangsa sama sekali. Adu-domba berdasarkan SARA yang persis seperti yang dulu pernah dilakukan oleh pihak Penjajah beserta anteknya pada saat jaman Penjajahan malah seolah dengan sengaja diulang kembali.

Perkataan, perilaku dan cara-cara yang sama sekali tidak sesuai dengan Budaya Bangsa kita yang Adiluhung itu malahan terus dipamerkan. Seperti kembali lagi ke jaman Penjajahan atau bahkan jaman sebelum ada Peradaban. Mirip seperti orang yang sedang kerasukan setan.

Ujaran kebencian berdasarkan SARA, sebaran berita bohong, fitnah, kata kotor, makian dan cara-cara Politik Adu-Domba serta hal lain yang tidak sesuai dengan Budaya Adiluhung milik Bangsa kita terus-menerus dikumandangkan tanpa hentinya oleh para pengkhianat Bangsa.

Padahal pelajaran Sejarah di sekolah sudah sangat rinci menjelaskan cara-cara kejam pihak Penjajah beserta anteknya pada saat mereka sedang menghancurkan keutuhan Bangsa kita. Serta peran yang sangat penting dari Budaya Bangsa di dalam mempersatukannya kembali.

Saat ini kita sedang mengikuti pembelajaran politik yang terbaik. Karena dengan melupakan Sejarah dan Budaya Bangsa terutama tentang perjuangan disaat mendirikan sebuah Bangsa serta formula yang bernama Pancasila maka kehancuran seperti jaman dahulu pasti terjadi.

Kita bisa melihat kenyataannya bahwa setelah 90 tahun memiliki Bangsa sendiri dan lebih dari 70 tahun merdeka ternyata isu yang dulu selalu dijadikan senjata oleh pihak Penjajah beserta anteknya itu masih saja sangat ampuh untuk merusak kebersamaan kita sampai saat ini.

Hal itu tidak cuma menunjukkan betapa zalim pihak Penjajah beserta anteknya saat merusak jiwa kita dengan isu yang telah diciptakannya tersebut. Tetapi juga rasa Berkebangsaan yang secara utuh di dalam jiwa kita sebagai sebuah Bangsa masih belum sepenuhnya terwujud.

Semoga kita semuanya bisa segera belajar dan mengambil hikmahnya. Agar hal ini tidak lagi terulang di masa yang akan datang. Sebab bisa merusak jiwa dan menghancurkan keutuhan Bangsa. Padahal para Pendiri Bangsa ini telah mewariskan yang terbaik untuk kita semuanya.

Charles E. Tumbel.

--- Ide dan kreatifitas seseorang adalah hak milik yang tidak boleh ditiru / digandakan. Dilarang mengcopy artikel ini. Terima kasih. ---