Rabu, 03 Agustus 2016

Ada Apa Dengan Bangsa Indonesia? (AADBI)

Setelah lebih dari 70 tahun kita merdeka, kini Bangsa Indonesia yang tercinta sedang mengalami titik yang paling terendah di dalam kehidupan Berbangsa dan Bernegaranya. Sebuah ujian sekaligus proses pembelajaran dan pendewasaan yang amat sangat berat, terutama di dalam hal "Pendidikan Politik". Ini semua haruslah kita hadapi dan selesaikan bersama-sama.

Hal tersebut tentunya tidak terjadi dengan sendirinya, tetapi pastilah ada sebab-musabab yang menjadikannya. Khususnya karena kita sudah tidak lagi dengan secara sungguh-sungguh menegakkan Ideologi sekaligus Dasar Negara, Pancasila, sebagai Roh serta Napas di dalam kehidupan Berbangsa dan Bernegara di Tanah Air yang tercinta ini. Hal yang amat sangat ironis sekali!

Sejak Reformasi '98 terjadi dan "euphoria" yang mengikutinya tidak kunjung berhenti, Bangsa kita seakan-akan telah lupa kepada Ideologi dan Dasar Negara serta Sejarah juga Budaya Bangsa pula. Hal-hal yang amat sangat penting sekali ini malahan dikecilkan porsi dan peranannya, terutama di dalam Dunia Pendidikan. Padahal semestinya haruslah selalu dikembangkan dan terus-menerus ditanamkan semenjak dini.

Belum lagi setelah Reformasi '98 ada UU OTODA. Undang-Undang ini memang terkesan amat sangat demokratis. Namun sebenarnya sama dengan mengembalikan Negara kita ke jaman RIS yang sesuai dengan permintaan dari Pihak Belanda, pada saat penanda-tanganan KMB dulu. Dan tentunya Pihak Belanda yang meminta hal ini, pastinya memiliki sebuah maksud serta tujuan tertentu.

Dengan adanya UU OTODA, pembuatan Perda-perda yang tidak berlandaskan kepada Pancasila amat sangat dimungkinkan. Sebab segala keputusan yang diambil, cuma berdasarkan kepada jumlah suara yang terbanyak belaka. Tidak lagi berdasarkan kepada Musyawarah Untuk Mufakat. Hal ini tentunya berdampak langsung terhadap Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia.

Ketidak-adilan sosial bagi seluruh rakyat ini, membukakan pintu / celah yang sangat lebar bagi pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab, termasuk Pihak Asing yang memiliki kepentingan amat sangat besar di negara kita yang tercinta, terutama untuk "bermain-main" demi keuntungannya. Sehingga kita semuanya yang tidak mengetahui apa-apa, sesungguhnya yang sedang dijadikan korbannya.

Demi kebaikan bersama serta untuk kejayaan dari Bangsa dan Negara kita yang tercinta ini, Pemerintah haruslah sesegera mungkin mengembalikan Pancasila sebagai roh sekaligus napas di dalam kehidupan Berbangsa dan Bernegara. Juga memperbesar porsi dari pendidikan / pengajaran atas Ideologi dan Dasar Negara, Sejarah serta Budaya Bangsa pula di dalam Dunia Pendidikan di usia yang sedini mungkin.

Disaat Negara lain sedang berlomba-lomba untuk menanamkan Ideologi dan Dasar Negaranya serta Sejarah juga Budaya Bangsanya pula, kita yang disini terlena oleh "Euphoria Pasca Reformasi". Sehingga lambat-laun Jati Diri dan Integritas dari Bangsa yang tercinta ini, akhirnya menjadi hilang. Apakah ini agenda dari Pihak Asing untuk menghilangkan Bangsa Besar kita ataukah kelalaian dari diri sendiri? Haruslah dicari jawabannya!

Pancasila sebagai Ideologi dan Dasar Negara serta Sejarah juga Budaya Bangsa kita pula adalah hal-hal yang paling terpenting yang sama sekali tidak dapat dipisahkan dari kehidupan Berbangsa sekaligus Bernegara. Seluruh generasi dan golongan yang ada, haruslah mampu untuk memahami hal ini. Sehingga Bangsa kita ke depan nantinya, bisa memiliki Jati Diri dan Integritas yang sejati.

Marilah kita lebih mempererat lagi persatuan dan kesatuan Bangsa. Saling bergandengan-tangan, bersatu-padu dan bahu-membahu demi kebaikan Tanah Air yang tercinta serta saudara Sebangsa. Janganlah mau diadu-domba, apalagi dipecah-belah oleh siapapun. Kita adalah Bangsa Besar yang hebat dan jikalau selalu bersatu, maka tidak bakalan pernah ada yang mampu untuk mengalahkannya.

Charles E. Tumbel.

--- Ide dan kreatifitas seseorang adalah hak milik yang tidak boleh ditiru / digandakan. Dilarang mengcopy artikel ini. Terima kasih. ---