Sabtu, 23 Juli 2016

Menabuh Genderang Perang di Masa Damai.

Presiden adalah sebuah sosok dari seorang Pemimpin Nasional. Yang artinya haruslah selalu mampu untuk berdiri dengan tegak lagi lurus di atas seluruh golongan, kelompok, suku, agama, ras dan kepentingan yang ada demi kemajuan serta kebaikan dari semua pihak yang berada di dalam Negaranya.

Tidaklah mungkin membangun Citra Kenegarawanan dengan memunculkan isu-isu negatif. Terutama yang berisikan ujaran kebencian dan permusuhan terhadap unsur-unsur yang ada di dalam Negaranya sendiri. Apalagi dengan menyebarkan informasi yang menghasut untuk mengadu-domba dan menciptakan perselisihan.

Menarik perhatian dari satu pihak, berarti tidak mengindahkan pihak yang lainnya, termasuk pihak yang tidak ikut memihak. Dan ini bukannya cuma urusan agar terlihat seperti memiliki pendukung yang banyak di mata masyarakat belaka. Tetapi lebih ke arah kemampuan untuk mempersatukan, memimpin dan mengendalikan seluruh jajarannya.

Pendukung yang tertib, sopan, santun, damai, tidak membabi-buta, beretika, bermoral, merangkul semua pihak dan golongan serta hal-hal yang positif lainnya amat sangat berperan penting di dalam membangun Citra Kepemimpinan yang baik, termasuk Kenegarawanan. Terutama untuk menarik dukungan dari pihak-pihak yang cara berpikirnya sudah rasional.

Jaman sudah sedemikian canggihnya, internet telah menyebar secara merata, hingga ke seluruh pelosok daerah. Desa bukanlah lagi identik dengan kemiskinan tetapi lebih ke arah gaya hidup, kekuatan pangan, pelestarian alam dan budaya serta kearifan lokal. Sehingga pemanfaatan yang cuma untuk kepentingan politik sesaat semata, sudah tidak seefektif dulu lagi.

Jejaring dan media sosial pada saat ini telah memudahkan perkenalan serta pertemanan. Tidak hanya di dalam negeri saja, tetapi juga ke seluruh dunia pula. Perkenalan dan pertemanan inilah yang pada akhirnya akan membuka wawasan, pengetahuan serta keakraban antar umat manusia di seluruh dunia (nantinya), terutama bagi mereka yang memiliki itikad baik.

Genderang Perang yang terus-menerus ditabuh, pada akhirnya cuma akan menjadi sia-sia belaka. Bunyinya tidak lagi menggugah semangat, tetapi malahan menjadi penghilang semangat. Kecuali bagi orang-orang yang memang sejak dari awal dan pada dasarnya mudah terpengaruh serta terhasut oleh Suara Genderang tersebut. Juga yang tidak mengetahui kemajuan jaman sekaligus memakai logika pula.

Di masa yang sudah baik dan damai, jarang ada orang yang mau diajak untuk berperang. Lebih lagi di jaman yang telah dipenuhi dengan wawasan, pengetahuan dan keakraban seperti pada saat ini. Semua orang ingin menikmati indahnya kehidupan di dalam perbedaan dan kebersamaan, tanpa terpecah-belahkan oleh kepentingan sesaat dalam bentuk apapun, termasuk politik.

Semoga di masa yang akan datang kita memiliki seorang Pemimpin Nasional yang mampu untuk menjadi suri teladan, sekaligus sebuah sosok dari seorang Pemersatu yang bisa mewadahi seluruh kepentingan yang ada di Tanah Air kita yang tercinta ini. Demi kebaikan, kemajuan, kemakmuran, kejayaan dan keunggulan dari Negara serta kita semuanya, seluruh Bangsa Indonesia ke depan.

Charles E. Tumbel, 23 Juli 2014.

--- Ide dan kreatifitas seseorang adalah hak milik yang tidak boleh ditiru / digandakan. Dilarang mengcopy artikel ini. Terima kasih. ---