Selasa, 13 Desember 2011

Penanganan Lapindo, Jatah Anak Bangsa.

Permasalahan pada lumpur Lapindo yang  menimpa warga Sidoarjo, Jawa Timur tak kunjung reda. 

Bukan hanya rumah,  kampung dan mata pencaharian saja yang harus mereka relakan, tetapi juga keterlambatan pembayaran ganti ruginya. 

Permasalahan yang masih segar di dalam ingatan kita adalah baru-baru ini para warga yang menjadi korban lumpur Lapindo itu kembali berdemo hingga menyebabkan terjadinya kemacetan total pada jalan raya Porong selama 6 jam.

Padahal jalan tersebut merupakan jalan utama yang menghubungkan antara Kota Surabaya-Malang, Surabaya-Pasuruan dan Kota-kota lainnya di bagian Timur Jawa Timur serta sebaliknya. 

Menurut mereka yang menjadi penyebabnya adalah keterlambatan pembayaran selama 8 bulan dari PT Minarak Lapindo kepada warga yang menjadi korban lumpur Lapindo tersebut

Terlepas dari sistem pembayaran tersebut, yang jelas warga yang menjadi korban pasti sangat ingin permasalahan lumpur Lapindo ini dapat segera diselesaikan.

Karena luapan lumpur yang awal mulanya terjadi akibat adanya aktivitas dari perusahaan penambangan minyak dan gas alam itu secara perlahan akhirnya menenggelamkan pemukiman warga, sawah, kawasan industri serta fasilitas umum setempat. 
Warga merasa sakit hati dengan sosialisasi awal dari pihak Lapindo Brantas Inc. yang menyatakan bahwa luapan lumpur tersebut sama sekali tidak berbahaya. Namun kenyataannya, malah menenggelamkan desa mereka.
Apalagi sebelumnya Porong adalah daerah yang padat penduduk, memiliki tanah yang subur dan sangat produktif.
Sebenarnya dengan jiwa besar, para warga yang menjadi korban lumpur Lapindo sudah legowo untuk menerima musibah tersebut.
Dan merupakan hal yang sangat wajar apabila mereka menuntut ganti rugi yang setimpal dengan penderitaan mereka.
Namun molornya pembayaran ganti rugi kepada warga ini sudah seringkali terjadi, sehingga dengan sangat terpaksa mereka harus melakukan demo untuk meminta haknya.
Apalagi musim penghujan akan segera datang, yang mana hal tersebut setiap tahun selalu membuat hati warga merasa was-was. 
Volume lumpur yang terus-menerus meningkat membuat tanggul yang telah dibuat untuk melindungi kolam lumpur tersebut menjadi semakin tinggi. 
Saat ini ketinggian tanggul telah mencapai 12 meter, sesuai dengan prakiraan awal yang menyatakan bahwa tinggi tanggul nantinya 12 hingga 13 meter. 
Dan yang membuat hati warga setempat merasa was-was adalah jikalau tiba-tiba tanggul tersebut jebol oleh karena terkikis air hujan. 
Apalagi di daerah yang tepat bersebelahan dengan tanggul, terdapat arus lalu lintas yang sangat padat. Hal ini tentunya amat sangat mengerikan dan tidak kita inginkan.

Bangsa Indonesia Adalah Bangsa Yang Cerdas.

Apresiasi datang dari seluruh rakyat Indonesia pada saat dilakukan upaya nyata untuk menangani masalah lumpur Lapindo ini dengan menutup titik sumber luapan menggunakan besi beton.
Meskipun pada akhirnya upaya ini gagal, dikarenakan adanya berbagai macam sebab. Salah satunya adalah karena ternyata titik sumbernya lebih dari satu. 
Sayangnya hingga saat ini belum ada lagi upaya lebih lanjut untuk menangani masalah tersebut
Pendekatan kekeluargaan yang telah beberapa kali dilakukan oleh perusahaan kepada warga yang menjadi korban ini tidak mungkin bisa berhasil apabila sumber masalah yang sesungguhnya tidak diselesaikan dan tuntutan mereka tidak dipenuhi.
Terkadang hal ini membuat diri kita bertanya di dalam hati sendiri, apakah dari 250 juta jiwa penduduk di Indonesia ini sama sekali tidak ada yang memiliki ide cemerlang untuk menyelesaikan masalah Lapindo?
Masak iya sih?!
Ataukah BPLS yang kelewat sombong sehingga tidak mau membuka mata, hati dan telinga untuk menerima masukan dari orang lain? 
“Hai para jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, Maka lintasilah, kamu tidak dapat menembusnya kecuali dengan kekuatan” (Q.S. Ar-Rahman : 55/33). Sebagaimana penjelasan yang ada di dalam Al-Quran.
Marilah kita membahas satu hal saja, bahwa tiap-tiap generasi di Negara kita yang tercinta ini telah mendapatkan pendidikan untuk menjadi berkemampuan atau menguasai suatu ilmu.
Akan menjadi sebuah hal yang sangat baik apabila rakyat Indonesia yang telah berkemampuan itu tadi bisa dilibatkan secara langsung ke dalam penanganan masalah ini, meskipun ilmuwan dari luar negeri juga dilibatkan. 
Buatlah saja sebuah forum diskusi, baik yang nyata maupun yang maya untuk membahas masalah lumpur Lapindo ini. Pasti akan ada banyak orang yang mau ikut berpartisipasi dan menyumbangkan pemikirannya demi untuk menyelesaikan luapan lumpur yang belum ada tanda-tanda berhentinya ini. 
Sekalipun mereka tidak termasuk sebagai korban yang langsung terdampak, namun paling tidak hal ini akan membuktikan bahwa seluruh rakyat Indonesia sangat peduli terhadap masalah yang sedang terjadi di kota Sidoarjo. 
Ini baru berasal dari sebuah forum, belum dari forum-forum yang lainnya. 
Apabila hal ini dilaksanakan, maka pasti akan banyak masukan, gagasan dan ide cemerlang yang sangat berguna untuk menyelesaikan masalah luapan lumpur Lapindo.
Seandainya ada satu saja pihak yang memiliki kewenangan yang bersedia untuk menampung masukan, gagasan dan ide cemerlang dari masyarakat, tentunya yang telah berkemampuan di bidang itu, serta memberikan dukungan yang sepenuhnya, maka pasti akan didapatkan jalan keluar terbaik untuk menyelesaikan masalah lumpur Lapindo ini. 
Dan hal tersebut pasti akan menjadi sebuah prestasi yang luar biasa dari Anak Bangsa, yang bisa dibanggakan kepada seluruh dunia.
Lebih baik memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada sesama Anak Bangsa agar bisa menyalurkan ilmu dan pengetahuannya, daripada memberikannya kepada Bangsa lain. 
Karena hal tersebut pasti akan sangat berguna untuk kemajuan dari Bangsa dan Negara kita yang tercinta ini nantinya. 
Satu hal yang perlu diingat, bahwa permasalahan luapan lumpur Lapindo ini tidak akan menjadi semakin baik, tetapi malah akan menjadi semakin buruk jikalau tidak ditangani secara sungguh-sungguh.
Semoga segera ada jalan keluarnya dan terselesaikan dengan baik. Aamiin.
Charles E. Tumbel.
--- Ide dan kreatifitas seseorang adalah hak milik yang tidak boleh ditiru / digandakan. Dilarang mengcopy artikel ini. Terima kasih. ---