Jumat, 09 April 2021

Kita Harus Belajar Dari Sejarah.

Puncak yang paling tertinggi dari perang antara faham Demokrasi melawan faham Komunis dan yang paling nyata adalah Perang Vietnam.

Dimana bala tentara Vietcong menghabisi manusia seperti layaknya binatang. Amat sangat kejam, sadis sekali dan sungguh tidak berperikemanusiaan.

Saat itu ternyata bala tentara AS kalah telak melawan bala tentara komunis gabungan antara Vietnam Utara dan Kamboja di Vietnam Selatan.

Tetapi hal tersebut membuat faham komunis menjadi "Musuh Bersama" di hampir seluruh belahan dunia, sampai akhirnya tumbang sendiri 1 generasi kemudian.

Demokrasi dan Komunis itu sebenarnya berhubungan dengan pola pikir manusia. Jadi meskipun faham politiknya tumbang, namun pola pikirnya masih tetap akan ada.

Saat ini kita sedang memasuki babak baru dari perang antara pola pikir yang demokratis dan yang komunis. Meskipun kedok dan namanya sudah berganti, berbeda serta berubah.

Perang seperti ini akan ada sepanjang jaman, sebab berhubungan dengan pola pikir manusia. Dan karena berhubungan dengan pola pikir manusia, jadi bisa dimiliki oleh siapapun, tanpa pandang bulu.

Ingatlah bahwa komunisme itu bukan berarti atheis atau tidak percaya dengan adanya Tuhan YME atau tidak Beragama, melainkan dari pola pikirnya.

Pola pikir yang menghilangkan hak dan kebebasan orang lain (demokrasi), tentunya kecuali bagi kelompoknya sendiri.

Semuanya harus sama, setara, sederajat, sewarna dan menurut sekaligus tidak boleh ada perbedaan apalagi berbeda pendapat serta pandangan dengan kelompok tersebut.

Komunisme bisa dilakukan oleh orang yang percaya dengan adanya Tuhan YME ataupun yang Beragama, bahkan oleh kelompok yang mengatas-namakan Agama.

Lihatlah dari pola pikir dan cara kerjanya untuk mengetahuinya, waspadalah!

Charles E. Tumbel.

--- Ide dan kreatifitas seseorang adalah hak milik yang tidak boleh ditiru / digandakan. Dilarang mengcopy artikel ini. Terima kasih. ---