Rabu, 02 Januari 2019

Hadiah Akhir Tahun.

Sebetulnya saya kurang menyukai Helm Brodie (Brodie 1915-1916, MKI 1916-1939, MKII 1939-1944). Karena seperti halnya dengan Helm M1 (1941-1985), helm ini pernah dipergunakan oleh sangat banyak Negara terutama pada saat terjadinya Perang Dunia I (28 Juli 1914 - 11 November 1918) dan Perang Dunia II (1 September 1939 - 2 September 1945).

Helm Brodie yang didesain dan dipatenkan di London pada tahun 1915 oleh John Leopold Brodie adalah helm tempur pertama yang "mendunia" dan digunakan di dalam banyak pertempuran besar. Baik selama berlangsungnya Perang Dunia I maupun Perang Dunia II dan setelahnya. Sama seperti Helm M1, banyak Negara yang membuatnya.

Meskipun Helm Brodie lebih identik sebagai helm tempur milik Tentara dari Inggris, tetapi sebenarnya helm ini juga dipergunakan oleh Tentara dari Negara-negara lainnya. Salah satunya adalah AS, yang mulai sejak tahun 1918 telah menggunakan Helm Brodie dengan tipe M1917. Kemudian diperbarui lagi menjadi M1917A1, lalu berganti ke Helm M1.

Tepat satu hari sebelum malam pergantian tahun, Mas Rully Arfian yang tinggal di Jakarta sedang berkunjung ke Surabaya. Beliau yang baru saja melakukan "Touring" keliling Kota-kota di Sulawesi dengan mengendarai Sepeda Motor Antik, sebelum melanjutkan perjalanan kembali ke Jakarta, kebetulan singgah sebentar di Surabaya.

Kesempatan ini saya pergunakan untuk mengundang Beliau mampir ke rumah. Disamping untuk mempererat tali persaudaraan, juga untuk membahas "Dunia Perantikan". Dunia yang penuh misteri, kejutan dan karat namun amat sangat mengasyikkan. Dunia yang seringkali dipandang sebelah mata, walaupun butuh lebih dari dua mata untuk mempelajarinya.

Disaat mampir ke rumah, Mas Rully Arfian membawakan saya Helm Brodie ini. Awalnya saya kurang tertarik, karena menebak bahwa tahunnya di atas 1942. Kenapa kurang tertarik kalau tahunnya di atas 1942? Sebab sejak tahun 1942 sampai dengan tahun 1945, kita dijajah oleh Jepang. Barang selain buatan Jepang, sulit bisa masuk ke Indonesia.

Sulit bukan berarti tidak mungkin. Mungkin, malah amat sangat mungkin. Sebab sejak Pemboman Pearl Harbor (1941) dilakukan oleh Jepang, Tentara AS mundur ke Australia (1942). Disana Sekutu membangun kekuatan dan mulai melakukan penaklukan terhadap daerah yang dikuasai oleh Jepang, terutama di Indonesia Timur. Mereka juga mendirikan NEFIS.

Belanda yang Negaranya sendiri sedang dijajah oleh Jerman (1940-1944), mau ataupun tidak mau harus bergabung bersama Sekutu. Mereka yang sejak Pendaratan Jepang di Indonesia (1942) melarikan diri ke Australia mulai memboceng kekuatan AS, Inggris, Australia dkk (Sekutu) dengan tujuan agar bisa menjajah Tanah Air kita lagi.

Pada saat Tentara AS sudah mulai menaklukan daerah yang dikuasai oleh Jepang dengan tujuan untuk kembali ke Filipina itulah barang-barang atau peralatan tempur dari Sekutu mulai menyebar di Tanah Air kita. Khususnya di daerah Indonesia Timur yang sebagian besar sudah ditaklukan oleh Tentara AS dan diduduki kembali oleh Tentara Belanda.

Cerita sejarah inilah yang membuat saya tidak terlalu anti terhadap barang-barang atau peralatan tempur buatan Sekutu, termasuk yang di atas tahun 1942 meskipun tidak sepenuhnya tertarik. Namun ketika saya akan melihat Helm Brodie yang dibawakan oleh Mas Rully Arfian, Beliau menyampaikan bahwa helm tersebut buatan tahun 1942.

Betapa gembiranya hati saya saat itu. Saya yang kurang menyukai Helm Brodie, akhirnya malah menyukainya. Itulah salah satu manfaat nyata dari persaudaraan. Sangat beruntung kita yang selalu membangun persaudaraan. Helm Brodie ini hadiah akhir tahun buat saya. Terima kasih banyak Mas Rully Arfian. Hati-hati di jalan dan selamat sampai tujuan. Aamiin.

Charles E. Tumbel.

--- Ide dan kreatifitas seseorang adalah hak milik yang tidak boleh ditiru / digandakan. Dilarang mengcopy artikel ini. Terima kasih. ---