Sabtu, 08 April 2017

Tukang Jual Obat Atau Jamu.

Pada saat dulu masih kecil, saya sering menjumpai orang-orang yang berprofesi sebagai Tukang Jual Obat atau Jamu (untuk Kekuatan dan Stamina Pria, menumbuhkan Rambut, Kumis, Jambang serta lain-lainnya) di pinggir jalanan. Biasanya mereka berpromosi secara menggelegar di pinggir perempatan jalan yang padat.

Sengaja berada di pinggir perempatan jalan yang padat dan berpromosi secara menggelegar, agar menarik perhatian orang yang melewatinya. Tambah padat perempatan jalannya, maka tambah semakin menggelegar pula suaranya disaat promosi. Sangat meriah sekali, layaknya seperti sebuah konser dari artis ternama Ibukota.

Dan hal yang paling tidak pernah saya lupakan hingga saat ini adalah ciri khas dari cara berpromosinya, ialah dengan memuji barang dagangan miliknya sendiri setinggi langit sambil menjelekkan barang dagangan milik orang lain sedalam jurang. Pokoknya tidak ada barang dagangan apapun milik orang lain yang bisa melebihi barang yang sedang didagangkan oleh dirinya.

Meskipun mereka ini kelihatannya hanya terdiri dari 3-4 orang saja, yaitu yang terus-menerus berpromosi secara menggelegar dan memuji barang dagangannya sendiri setinggi langit, yang menjaga sekaligus mengurusi barang dagangannya serta yang memegang uang. Tetapi sebetulnya mereka ini adalah sebuah Tim, tepatnya sebuah Tim yang amat sangat lengkap.

Tim ini terbagi dari pembicara yang menggelegar, penjaga dan penjual barang dagangan, pemegang uang serta beberapa orang yang ikut menyebar di kerumunan massa. Yang terakhir ini tugasnya sebagai penggembira dan penyemangat sekaligus sebagai penggerak massa dengan berpura-pura menjadi pembeli serta pemberi kesaksian palsu.

Meskipun sebenarnya kebanyakan orang sudah paham sandiwara promosi semacam ini, namun selalu saja ramai dikunjungi dan juga selalu saja ada yang menjadi korbannya. Hampir tidak pernah yang namanya Tukang Jual Obat atau Jamu itu sepi pengunjung. Walaupun bisa jadi pengunjung yang ramai itu juga bagian dari Tim-nya sendiri belaka pula.

Dengan kemajuan jaman dan perkembangan teknologi, cara berpromosi seperti Tukang Jual Obat atau Jamu yang saya ceritakan di atas itu tadi perlahan akhirnya mulai menghilang. Promosi barang dagangan tidak lagi berada di pinggir jalanan, namun beralih ke media-media elektronik terutama Radio dan Televisi dengan istilah kerennya, Iklan.

Pada awal tahun '90-an saya pindah dari Jepang ke AS untuk melanjutkan sekolah disana. Banyak hal yang membuat saya heran, sebab ternyata AS itu tidak sehebat seperti bayangan dari film-film yang pernah saya tonton sebelumnya.

Jepang sangat jauh lebih maju, canggih dan modern daripada AS. Cuma memang bangunan di AS sangat jauh lebih besar-besar daripada di Jepang. Bukan hanya bangunannya, orang-orangnya dan jalan-jalannya-pun juga sangat jauh lebih besar serta lebar daripada di Jepang pula.

Mungkin karena Jepang adalah Negara Kepulauan dengan jumlah penduduk yang tidak banyak, sedangkan AS adalah Negara Daratan dengan jumlah penduduk yang sangat banyak. Sehingga lebih bisa dan mampu untuk memiliki, sekaligus membutuhkan hal-hal yang besar serta lebar daripada Jepang.

Satu hal yang sangat menarik buat saya pada saat pertama kali tinggal di AS ialah meskipun Jepang jauh lebih maju, canggih dan modern daripada AS tetapi saluran Televisi hanya ada sekitar 15-an saja. Sedangkan di AS pada saat itu, saluran Televisi sudah lebih dari 60. Hal ini amat sangat menarik dan menghibur diri saya tentunya.

Kita bisa mencari acara Televisi yang sesuai dengan keinginan hati dan mengganti saluran Televisi sebanyak lebih dari 60 kali. Inilah hal yang paling sangat menyenangkan buat diri saya pada saat itu. Sampai seringkali saya tidak tidur semalaman, sebab ingin terus-menerus menonton film-film yang ada di saluran-saluran Televisi tersebut.

Gara-gara terlalu tertarik dan seringkali tidak tidur cuma untuk mencari film-film yang ada di saluran-saluran Televisi saja, saya sampai hafal jadwal siarannya. Walaupun tidak melihat Buletin Panduan Penonton atau buletin yang dikirim setiap bulan oleh jaringan penyedia saluran Televisi, supaya penonton bisa mengetahui jadwal siaran dari sebuah acara yang ada di setiap salurannya, saya sudah hafal.

Nah, hal yang paling lucu dan mengejutkan dari kebiasaan baru ini ialah saya dapat menemukan serta melihat sekaligus mengingatkan kembali kepada sesuatu hal yang pada saat dulu masih kecil sering melihatnya di pinggir perempatan jalan, yaitu cara promosi Tukang Jual Obat atau Jamu pada saluran Televisi yang menyiarkan acara tentang kegiatan Keagamaan.

Cara kuno dan sangat klasik ini disiarkan oleh beberapa saluran Televisi yang menyiarkan acara tentang kegiatan Keagamaan. Sangat menggelikan, sekaligus memprihatinkan. Karena semuanya persis sama dengan cara promosi Tukang Jual Obat atau Jamu pada jaman dahulu kala! Walaupun tentunya orang-orangnya, sarana dan prasarananya sudah pasti jauh berbeda.

Buat saya sangat menggelikan, karena cara promosi Tukang Jual Obat atau Jamu itu ternyata juga ada di AS dan sama ramainya pula jumlah pengunjungnya. Serta sangat memprihatinkan, sebab hal tersebut digunakan untuk urusan Keagamaan. Yang mana kita semua tahu bahwa seharusnya urusan Keagamaan itu sangat sakral, murni dan bersih dari rekayasa serta kepentingan sekaligus keuntungan duniawi dalam bentuk apapun.

Mohon maaf, sekian cerita singkat dari saya pagi ini karena sudah kelaparan. Semoga bermanfaat dan dapat diambil hikmahnya. Terutama agar Agama yang seharusnya sangat sakral, murni dan bersih itu tidak direkayasa apalagi ditunggangi serta dinodai oleh kepentingan sekaligus keuntungan duniawi dalam bentuk apapun. Janganlah mudah percaya dan takjub kepada sesama manusianya, namun percaya dan takjublah selalu hanya kepada Tuhan YME semata! Terima kasih.

Charles E. Tumbel.

--- Ide dan kreatifitas seseorang adalah hak milik yang tidak boleh ditiru / digandakan. Dilarang mengcopy artikel ini. Terima kasih. ---