Jumat, 12 Mei 2023

"Alat Pemuas".

Seringkali saya melihat dan mendengar orang-orang yang menjelekkan, menghina bahkan memaki-maki orang lain serta golongan yang dianggap berbeda, termasuk kepada institusi sekaligus pemerintah, cuma berdasarkan dari sebuah "Informasi" belaka.

Padahal setelah saya telusuri dari berbagai sumber yang ada di internet dan membandingkan serta memikirkannya secara saksama, ternyata informasi yang diterima sekaligus disampaikannya tersebut, tidaklah benar alias hoaks.

Memang di Era Digital seperti saat ini, informasi banyak dan mudah sekali didapatkan. Entah yang benar ataupun yang salah, berseliweran dimana-mana.

Serta siapapun (orang pintar, bodoh, baik, jahat, waras, mabuk, normal, gila dll) boleh membuat konten. Sekaligus menyebarkannya di media sosial, dengan kepentingan plus keuntungannya masing-masing.

Orang-orang tertentu, yang mungkin sedang memiliki masalah (galau tingkat dewa) maupun yang sudah frustasi dengan kehidupannya ataupun lugu, cenderung mengambilnya mentah-mentah, tanpa mempertimbangkannya terlebih dahulu.

Malahan bisa jadi, hal-hal yang buruk itu secara sengaja dilakukan untuk melampiaskan perasaan marah, benci, kecewa, jengkel dan lelah yang terpendam terhadap dirinya sendiri.

Sehingga informasi apapun yang dapat dijadikan "Alat Pemuas" bagi hati dan jiwa yang penuh dengan kegetiran tersebut, langsung dimanfaatkan.

Kondisi semacam ini, jelaslah salah dan berbahaya jikalau dibiarkan, serta diterus-teruskan.

Lantaran tidak ada satupun pihak yang bakalan diuntungkan, apalagi bagi "Si Hati dan Jiwa yang Merana" itu. Karena cara-cara tersebut tidak mengobati (luka), alih-alih sembuh justru akan memperparah.

Terkecuali bagi "Sang Pembuat" informasi sesat, pastinya laba-nya meningkat. Sebab pengikutnya bertambah, kontennya tersebar dan pengaruhnya meluas, serta iklan berbayarnya semakin mahal.

Disinilah peranan kita yang masih  "Sehat" dibutuhkan. Dengan selalu menyebarkan berita-berita yang benar, baik, positif, menenteramkan dan mencerahkan.

Agar terjadi keseimbangan informasi yang beredar di masyarakat, terbiasa dengan kebiasaan yang bermanfaat dan hal-hal yang lurus tidak dikalahkan oleh yang bengkok.

Sekaligus orang-orang yang awam, akhirnya terselamatkan dari hasutan para "Penikmat Fitnah" (baik yang membuat, menyebarkan maupun yang mempercainya) dan lambat-laun meninggalkannya.

Bukanlah sesuatu yang mudah untuk dilakukan, lebih-lebih memperbaiki hal-hal yang telah rusak (batinnya). Tetapi merupakan tugas, kewajiban dan tanggung-jawab kita bersama, sebagai saudara Sebangsa.

Supaya ke depan Negara kita menjadi kuat, maju dan sejahtera. Serta anak-cucu tidak mengulang "Keluguan" ataupun menderita "Penyakit" yang sama. Sebaliknya, bahkan menjadi generasi gemilang dengan nalar dan logika yang bernas.

Charles E. Tumbel.

--- Ide dan kreatifitas seseorang adalah hak milik yang tidak boleh ditiru / digandakan. Dilarang mengcopy artikel ini. Terima kasih. ---