Rabu, 03 Februari 2021

"Salah Paham".

Meskipun saat ini adalah Era Demokrasi, namun mulai sejak pertama kali menulis, saya paling tidak suka merendahkan apalagi menyerang orang lain.

Bahasa yang saya pergunakan terkesan membosankan, karena cenderung datar-datar saja dan dibutuhkan logika yang sehat untuk bisa mencernanya.

Hal tersebut sengaja saya lakukan, agar kita terbiasa berpikir sekaligus untuk menunjukkan keluhuran dari Budaya yang asli milik dari Bangsa sendiri.

Betul bahwa masa ini kita hidup di Era Demokrasi yang sesungguhnya, tetapi demokrasi yang dijalankan itu mesti bernapaskan pada Budaya sendiri.

Sehingga antara Demokrasi dan Budaya yang asli milik dari Bangsa kita sendiri, bisa senantiasa berjalan sekaligus berkembang dengan bebarengan.

Dan Demokrasi serta Budaya yang berjalan sekaligus berkembang dengan bebarengan ini harus selalu berdasarkan kepada Dasar Negara, Pancasila.

Seluruh kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara wajib untuk senantiasa berdasarkan kepada Pancasila sebab memang itulah aturannya.

Tanpa berdasarkan kepada Pancasila, maka apapun yang dilakukan berarti tidak sesuai dengan nilai-nilai yang telah ditetapkan oleh Pendiri Negara.

Beberapa hari ini saya tertarik dengan berita tentang perkataan di Medsos dari seorang "Aktivis Kebhinekaan" terhadap seorang "Aktivis Hak Asasi".

Menarik karena sebenarnya mereka berdua itu bersaudara, baik saudara Sebangsa dan Setanah Air maupun saudara sesama "Aktivis Demokrasi".

Kebhinekaan dan hak asasi adalah bagian penting dari demokrasi. Tanpa kebhinekaan dan hak asasi, tidak pernah ada yang namanya Demokrasi.

Di Era Demokrasi seperti sekarang, kebebasan berbicara memiliki tempat yang paling tertinggi, walaupun tentunya pasti ada batasan-batasannya.

"Salah Paham" di antara sesama saudara itu hal yang biasa. Bukanlah hal yang luar biasa dan tidak perlu dibesar-besarkan, apalagi diperuncing.

Budaya Adiluhung mengajarkan Kekeluargaan dan Pancasila mengajarkan Permusyawaratan, cukuplah kita mengamalkan kedua ajaran tersebut.

Dan supaya pengamalan itu dapat terwujud, maka dibutuhkan Pihak Ketiga yang arif lagi bijaksana untuk mempertemukan seluruh pihak terkait.

Kesadaran untuk mengamalkan Demokrasi yang sesuai dengan ajaran dari Budaya dan Ideologi milik Bangsa sendiri haruslah selalu ditanamkan.

Dengan demikian, nilai-nilai yang telah ditetapkan oleh Pendiri Negara bisa terlaksana dan Sistem Demokrasi kita "Sejiwa" dengan jati diri Bangsa.

Akhir kata, marilah saling memaafkan dan selalu menanamkan apapun yang sesuai dengan ajaran dari Budaya serta Ideologi milik Bangsa sendiri!

Charles E. Tumbel.

--- Ide dan kreatifitas seseorang adalah hak milik yang tidak boleh ditiru / digandakan. Dilarang mengcopy artikel ini. Terima kasih. ---