Selasa, 28 November 2017

Kulo Nuwun!

Mulai detik ini jikalau ada yang mengajak saya mengobrol, tetapi memakai bahasa "Lo-Gue, Ente-Ane, Yu-I, Ye-Ek dan lain-lain" yang bukannya Bahasa Indonesia ataupun Bahasa Daerah, maka dengan tegas bakalan saya blocked. Tidak cuma unfriend saja, namun blocked seterusnya, selama-lamanya, forever.

Saya tidak akan pernah menghargai, menghormati dan mau melakukan pertemanan dengan orang yang tidak menghargai serta menghormati Budaya Adiluhung dari Bangsa sendiri.

Bangsa saya ini, Bangsa yang besar, pemberani dan kesatria. Bukannya Bangsa yang kerdil, penakut apalagi pengecut. Camkan kata-kata itu!

Kami bukanlah Bangsa Pengekor, tetapi kami adalah Bangsa Pelopor. Dan oleh karena itulah kami dulu bisa merdeka. Merdeka dari cengkeraman para penjajah dengan perjuangan dan pengorbanan yang bertaruhkan harta, darah serta nyawa. Perjuangan suci nan gagah-perkasa demi berdiri tegaknya Bangsa dan Negara, Republik Indonesia, yang tercinta.

Tahukah bahwa disaat kami sedang berjuang dan berkorban untuk mengusir penjajah, banyak pengkhianat yang berdagang dengan mereka secara terang-terangan, tanpa merasa malu serta bersalah lebih lagi berdosa sebab telah mendukung juga memihak musuh pula.

Para pengkhianat tersebut dulu malahan membentuk pasukan, bahkan mendirikan negara sendiri untuk melawan para pejuang yang sedang menyabung nyawa di medan laga demi Bangsa dan Negaranya yang tercinta. Mereka yang lebih licik dan picik, menjadi memata-mata serta melaporkan keberadaan pejuang kepada musuh.

Sekarang sudah merdeka. Para pengkhianat itu telah melebur menjadi satu dengan kita. Tidak ada satupun yang tahu siapa-siapa yang dahulunya Si Pengkhianat, Si Mata-mata, Si Pelapor, Si Pengikut dan Si Pengagum dari Bangsa Asing, para Penjajah. Sejarah perjuangan seakan-akan sudah terkubur dengan amat sangat dalam.

Anak Pejuang mestilah bakalan tetap senantiasa berjuang serta membela demi meneruskan berdiri tegaknya Bangsa dan Negara, Republik Indonesia, yang tercinta. Persis seperti yang telah dilakukan oleh orang tuanya. Panggilan hati, jiwa dan darah yang tanpa mengenal pamrih, imbalan serta pengakuan. Jati diri sebagai Anak Pejuang.

Pertahankanlah selalu Budaya Adiluhung yang asli milik dari Bangsa sendiri. Serta jagalah Bangsa dan Negara kita yang tercinta ini, sekaligus janganlah menjadi pengkhianat. Merdeka!

Charles E. Tumbel.

--- Ide dan kreatifitas seseorang adalah hak milik yang tidak boleh ditiru / digandakan. Dilarang mengcopy artikel ini. Terima kasih. ---