Minggu, 24 September 2017

Dulu, Sekarang dan Kelak.

Dulu, ketika kita masih sangat muda dan memiliki ambisi, mimpi serta angan-angan yang setinggi langit ketujuh juga semangat yang menggebu-gebu pula bagaikan Gunung Krakatau yang sedang meletus itu, serasa segala hal itu mudah untuk didapatkan, rasanya cuma seperti apa yang ada di dalam bayangan dari isi kepala kita sendiri saja. Dan bahagia seakan-akan hanya bakalan terwujud, jikalau kita sudah bisa menggenggam Sang Matahari serta menaklukkan Sang Cakrawala belaka.

Sekarang, disaat kita telah mulai beranjak dewasa dan menuju kematangan yang sesungguhnya, perlahan-lahan waktu yang sudah membuahkan begitu banyaknya pengalaman, mengajarkan kepada kita tentang arti dari kehidupan yang sebenarnya. Serta membuat diri kita akhirnya menyadari bahwa Sang Matahari bukanlah untuk digenggam dan Sang Cakrawala-pun bukannya untuk ditaklukkan.

Kelak, tatkala kerapuhan telah mulai menggerogoti isi tulang, kekuatan hanya tinggal setapak demi setapak dari langkah kaki semata dan impian tidak lain cuma untuk memperpanjang usia saja serta pengalaman hidup hanya bakalan menjadi suatu Kenangan di dalam berbagi cerita belaka, cukup dengan melihat juga menyapa kepada Sang Matahari dan Sang Cakrawala pula karena masih sudi datang kembali di setiap pagi hari, sudah akan menjadi sebuah Kebahagiaan yang paling berarti serta dinanti-nanti.

Charles E. Tumbel.

--- Ide dan kreatifitas seseorang adalah hak milik yang tidak boleh ditiru / digandakan. Dilarang mengcopy artikel ini. Terima kasih. ---