Kamis, 22 September 2016

Kekayaan Yang Menjadi Sumber Malapetaka.

Upaya untuk mengadu-domba dan memecah-belah melalui SARA itu memang dengan sengaja diciptakan. Agar Bangsa dan Negara kita yang tercinta ini tidak bisa membangun, apalagi untuk meraih keunggulan yang setingkat dengan Negara-negara Maju.

Dengan sengaja akan dibuat menjadi terbelakang dan tergantung. Supaya kekayaan alamnya bisa dengan mudah dikuasai oleh Pihak-pihak Asing.

Contoh kasusnya seperti cerita di bawah ini :

Negara-negara di Timur Tengah itu dulunya adalah Negara-negara yang maju, makmur dan sejahtera oleh sebab perdagangan serta hasil dari kekayaan alam khususnya Minyak Fosil yang berlimpah.

Lebih lagi sejak Revolusi Industri terjadi, serta-merta peralatan Industri yang tadinya hanya menggunakan bahan bakar dari Kayu / Batubara (Api), Uap dan Hewan saja menjadi berubah menggunakan Minyak Fosil.

Sehingga Timur Tengah menjadi "Incaran Utama" bagi Negara-negara yang sedang berkembang pesat industrinya demi mendapatkan pasokan bahan bakar.

Kebetulan Timur Tengah juga merupakan Pusat, sekaligus Sejarah Awal dari adanya seluruh Agama-agama Besar di dunia pula.

Yang mana hal tersebut menjadikannya lebih rentan terhadap perselisihan dan pertikaian dari sesama pengikut Agama. 

Ditambah lagi dengan adanya Suku-suku yang banyak dan rasa kesukuan (Suku disana dianggap sebagai Bangsa) yang terlalu tinggi di antara mereka. Sehingga menjadikannya lebih mudah untuk diadu-domba dan dipecah-belah.

Tentunya hal tersebut menjadi sebuah kelemahan sekaligus celah bagi Pihak-pihak Asing untuk merusak dan memanfaatkannya.

Bangsa-bangsa Asing yang pada saat itu sudah jauh lebih maju terutama di dalam bidang industri, membutuhkan pasokan bahan bakar berupa Minyak Fosil yang amat sangat besar. Mereka berusaha dengan sekuat tenaga untuk bisa memenuhi kebutuhan di dalam negerinya dengan cara menguasai sumber-sumbernya.

Mereka melihat kelemahan dan celah yang ada di Timur Tengah tersebut sebagai kesempatan yang bagus untuk menguasai sumber-sumber Minyak Fosil yang dibutuhkannya.

Mereka mengadu-domba dan memecah-belah Negara-negara yang ada di Timur Tengah dengan menggunakan "Senjata Ampuh" yang bernama SARA dengan tujuan untuk menguasai sumber-sumber Minyak Fosil yang amat sangat dibutuhkan oleh industri di dalam negerinya.

Penduduk Negara-negara yang ada di Timur Tengah pada saat itu terpengaruh oleh isu-isu dan propaganda dari Antek-antek Asing serta para Pengkhianat yang memang sengaja dibayar untuk menciptakan permusuhan juga kebencian pula demi kepentingan sekaligus keuntungan Pihak-pihak Asing.

Akhirnya mereka yang tadinya telah maju, makmur dan sejahtera karena perdagangan serta berkelimpahan Minyak Fosil itu tidak lagi menggunakan keuntungan dari hasil penjualan Minyak Fosilnya untuk kebaikan apalagi kemajuan Negaranya, tetapi malahan untuk berperang lantaran perbedaan SARA.

Perang membutuhkan biaya yang amat sangat besar. Terutama untuk persenjataan, makanan, perlengkapan, obat-obatan dan lain-lainnya. Yang mana hal tersebut tidak mungkin bisa mereka buat sendiri, lebih lagi di dalam keadaan yang sedang berperang.

Maka Pihak-pihak Asing datang bak pahlawan. Mereka masuk dengan segala macam bentuk bantuan dan secara perlahan-lahan membuatnya menjadi ketergantungan. Kemudian mereka mulai menguasai satu-persatu kekayaan alamnya.

Begitulah dulu yang terjadi di Timur Tengah. Sehingga pada akhirnya kekayaan alamnya bisa dikuasai oleh Pihak-pihak Asing dan terus-menerus berperang oleh sebab SARA sampai dengan sekarang.

Kekayaan alamnya tidak dijadikan sumber kebajikan apalagi kemajuan, tetapi bahkan menjadi sumber malapetaka.

Saat ini karena cadangan Minyak Fosil yang semakin berkurang, biaya produksi yang amat mahal dan dampak polusi yang sangat tinggi, Negara-negara Maju sudah mulai memindahkan bahan bakarnya ke energi yang lebih mudah serta murah untuk didapatkan juga yang ramah lingkungan pula.

Negara-negara Maju telah mulai mengalihkan energi ke dalam sebuah Battery yang "bahan bakarnya" didapatkan dari Angin, Air, Panas Bumi, Sinar Matahari dan lain-lain.

Oleh mereka, penduduk di Timur Tengah perangnya dibuat menjadi semakin lebih hebat lagi. Agar mereka tidak menyadari bahwa Negara-negara Maju sebenarnya perlahan-lahan sudah mulai meninggalkannya.

Mereka semakin bersemangat untuk berperang dan saling berebut di dalam menguasai lahan Minyak Fosil demi membiayai peperangannya yang sebetulnya bakalan menjadi sia-sia. 

Minyak Fosil tidak lagi menguntungkan dan dibutuhkan seperti jaman dahulu kala. Secara sengaja dan perlahan-lahan telah ditinggalkan oleh Negara-negara Maju.

Kelak setelah peperangan di Timur Tengah itu usai dan Negara-negara Maju sudah secara total menggunakan energi baru, maka mereka (yang terlambat menyadari) akan menjadi Negara terbelakang, tergantung serta tidak mempunyai modal untuk membangun, lebih lagi memajukan Negaranya. Sebab Minyak Fosil telah menjadi tidak laku (tidak seperti sebelumnya) untuk dijual, padahal kekayaannya telah dihabiskan untuk membiayai peperangan dan kekacauan (permusuhan) yang terus-menerus.

Semoga cerita di dalam tulisan yang amat sangat sederhana ini bisa menjadi manfaat untuk Bangsa dan Negara kita. 

Terutama untuk membuka sedikit wawasan dan kebijaksanaan di dalam menyikapi dinamika politik yang akhir-akhir ini terjadi di Negara kita yang tercinta.

Apalagi Bangsa dan Negara kita yang tercinta ini berdasarkan kepada Pancasila, UUD '45, Sumpah Pemuda, Bhinneka Tunggal Ika, Sejarah Nusantara serta Budaya Adiluhung. Dasar yang amat sangat berbeda serta tidak dimiliki oleh Bangsa dan Negara lain di belahan Dunia manapun. Terima kasih.

Charles E. Tumbel.

--- Ide dan kreatifitas seseorang adalah hak milik yang tidak boleh ditiru / digandakan. Dilarang mengcopy artikel ini. Terima kasih. ---