Kamis, 22 Juli 2021

Berkata Yang Jujur.

Mulai sejak SD, saya suka berpuasa. Tetapi baru pada tahun 2000, saya tekun berpuasa.

11 tahun kemudian, tepatnya pada Ramadhan 2011 saya mendapatkan "Mimpi-mimpi".

"Mimpi-mimpi" yang tidak bisa saya ceritakan, karena hal-hal yang sulit diterima logika.

Yang bisa saya ceritakan yang terakhir, mungkin penutup dari "Mimpi-mimpi" sebelumnya.

Yaitu, saya dibangunkan (di dalam mimpi) oleh seseorang dan diajak untuk segera Sholat.

Dia menarik saya menuju ke sebuah kolam di tengah Padang Pasir yang ada air pancuran.

Di tempat itu kami Wudhu bersama secara bergantian dan berada di urutan paling terakhir.

Setelahnya semua cepat-cepat untuk masuk ke dalam sebuah Tempat yang mirip Pendapa.

Saya berjalan perlahan sambil mengamati sekeliling dan yang ada cuma Padang Pasir saja.

Semua orang yang tadi di tempat Wudhu menengok kepada saya dan berteriak, "Cepatan!".

Saya bergegas masuk ke dalam "Pendapa" dan memilih tempat di barisan paling belakang.

Ada sekitar 60 orang dan rata-rata sudah renta serta tidak ada satu-pun yang saya kenal.

Saya berbisik untuk bertanya tentang siapa yang menjadi imamnya, jawabannya, "Ssttt!".

Saya terus berusaha mencari tahu siapa yang menjadi imamnya, namun selalu terhalang.

Sebelum Sholat berakhir, saya bisa melihat siapa yang menjadi imamnya dan ketakutan.

Saya ketakutan sebab yang menjadi imamnya adalah sebuah "Sinar", sinar yang terang.

Sekali lagi saya berusaha untuk melihat dan ternyata yang terlihat "Sinar" itu kembali.

Saya gemetar ketakutan dan meneteskan air mata, karena tidak tahu mau berbuat apa.

Tiba-tiba dari belakang ada yang mendorong saya dan berkata, "Charles mesti telat!".

Saya buru-buru maju dan melihat semua orang sedang sungkem, sembari mencium.

Tubuh saya semakin gemetar dan air mata jatuh bercucuran, sebab kian ketakutan.

Akhirnya giliran saya untuk sungkem dan mencium, tangisan meledak bak bayi lahir.

Terdengar suara berkata, "Mulai sekarang, janganlah takut untuk mengatakan kebenaran".

Saya menjawab, "Iya, iya, iya, iya" sambil menangis tersedu-sedu dan kemudian terbangun.

Baju saya basah oleh air mata dan badan terasa lemas, termenung dengan mimpi tersebut.

Saya tidak pernah tahu arti dari mimpi tadi, tetapi semenjak itu berusaha berkata yang jujur.

Jujur belum tentu benar, namun jujur berarti tidak bohong, tidak bohong merupakan kebajikan.

Charles E. Tumbel.

--- Ide dan kreatifitas seseorang adalah hak milik yang tidak boleh ditiru / digandakan. Dilarang mengcopy artikel ini. Terima kasih. ---