Sabtu, 02 November 2019

Mengalahkan Keturunan dari Raja-raja.

Seperti halnya dengan Bangsa Eropa, Bangsa China sejarahnya juga dipenuhi dengan peperangan pula. Bedanya Bangsa Eropa merasa setiap Suku adalah Bangsa sendiri, sedangkan Bangsa China tidak.

Bangsa Eropa senang berperang untuk menaklukkan Bangsa lain sampai di luar batas wilayahnya. Bangsa China senang berperang untuk menaklukkan Suku lain yang ada di dalam batas wilayahnya sendiri.

Bangsa Eropa berjuang memperluas wilayahnya, Bangsa China berjuang mempersatukan wilayahnya. Akhirnya Bangsa Eropa menjadi banyak Negara dan Bangsa China cuma menjadi beberapa Negara saja.

Kedua Bangsa Besar ini sudah amat sangat berpengalaman dan ahli di dalam masalah peperangan. Berbeda sekali dengan Bangsa kita yang lebih senang bercocok-tanam dan hidup di dalam kedamaian.

Dari begitu banyaknya cerita sejarah tentang peperangan di kedua Bangsa Besar tersebut, saya tertarik dengan satu. Yaitu tentang Liu Bang, seorang Pendiri dan yang menjadi Kaisar Pertama pada Dinasti Han.

Liu Bang sendiri bukanlah sosok dari seseorang yang hebat di dalam peperangan, malahan sebaliknya. Dan banyak versi tentang kepribadiannya, tetapi saya lebih percaya pada versi yang baik serta positif.

Karena menurut saya, tidak mungkin dia bisa menang dan dinastinya bertahan selama ratusan tahun, jikalau tidak ada yang baik serta positif. Walaupun sebagai manusia biasa, pastilah ada kelemahannya.

Liu Bang adalah anak dari seorang Petani yang miskin. Sekolahnya tidak pandai, orangnya pemalas dan tidak menguasai ilmu Beladiri. Dia setia kawan dan gemar bersenang-senang dengan temannya.

Setelah beranjak dewasa, Liu Bang menjadi Polisi rendahan di desanya. Kegemaran bersenang-senang dengan teman-temannya tidak berubah, bahkan semakin menjadi. Dia dikenal bandel, namun baik hati.

Perjalanan hidupnya mulai berubah semenjak dia mendapatkan perintah untuk mengirimkan para pemuda yang ada di desanya ke kerja paksa dalam rangka pembangunan Tembok Raksasa oleh Dinasti Qin.

Liu Bang menjadi sedih, cemas dan gelisah sebab para pemuda yang dia kirimkan, tidak ada yang pulang kembali. Puncaknya pada saat dia sedang mengirimkan para pemuda lagi, banyak yang melarikan diri.

Lantaran takut dihukum mati, akhirnya Liu Bang memutuskan untuk melepaskan seluruh pemuda yang sedang dia kirimkan dan ikut melarikan diri. Sejak saat itu Liu Bang memberontak kepada Dinasti Qin.

Istri Liu Bang bernama Lu Zhi (kelak menjadi Permaisuri Pertama pada sejarah Kekaisaran di China). Lu Zhi merupakan putri dari seorang Pangeran dan memiliki pendidikan serta pengetahuan politik yang tinggi.

Kebalikan dari Liu Bang, Lu Zhi adalah wanita yang pandai, rajin dan berani sekaligus ambisius. Sebagai putri dari seorang Pangeran, tentunya Lu Zhi telah terbiasa dengan kehidupan kerajaan dan dinamikanya.

Liu Bang bukanlah orang pertama yang melakukan pemberontakan terhadap Dinasti Qin. Sebelum Liu Bang sudah ada orang-orang lain yang memberontak dan yang paling menonjol dari mereka ialah Xiang Yu.

Xiang Yu merupakan keturunan dari raja-raja yang jago berperang. Dia sendiri cerdas, logis, pemberani, ahli Beladiri dan amat sangat menguasai strategi perang. Xiang Yu dan Liu Bang, bagaikan Langit dan Bumi.

Xiang Yu adalah Tokoh Besar yang paling disegani sekaligus ditakuti oleh seluruh kalangan, baik kalangan Dinasti maupun kalangan pemberontak. Dan dia tidak pernah satu kalipun kalah di dalam pertempuran.

Xiang Yu dikenal amat sangat tegas, dalam konotasi kejam. Dia pernah membunuh 300.000 lebih lawan yang telah menyerahkan diri. Dia menaklukkan hampir seluruh wilayah yang dikuasai oleh Dinasti Qin.

Liu Bang berkenalan dengan Xiang Yu secara kebetulan pada suatu peristiwa saat dia masih menjadi Polisi rendahan di desanya. Peristiwa tersebut nyaris merenggut nyawanya, tetapi Xiang Yu mengampuninya.

Sesudah Liu Bang menjadi pemimpin pemberontak dan mulai dengan gerakan kecil, dia bertemu kembali dengan Xiang Yu. Sejak saat itulah Liu Bang dan Xiang Yu hubungannya menjadi amat sangat dekat.

Liu Bang tahu persis bahwa dia tidak bakalan mampu untuk menyaingi, apalagi mengalahkan Xiang Yu. Sehingga dia berusaha untuk selalu menjaga hubungan baik, supaya Xiang Yu tidak menyerang dia.

Meskipun Liu Bang jarang berperang, namun kedekatannya kepada Xiang Yu membuat dia menjadi terkenal dan disungkani. Musuh lebih memilih menyerah kepada Liu Bang daripada Xiang Yu yang brutal.

Saking takutnya diserang oleh Xiang Yu, banyak wilayah yang diserahkan kepada Liu Bang tanpa harus berperang. Hal ini amat sangat menguntungkan Liu Bang dan membuat pengaruhnya semakin besar.

Liu Bang tidak pernah berani menyerang Xiang Yu. Karena Liu Bang kalah di dalam segalanya dibandingkan dengan Xiang Yu. Tetapi semenjak dia memiliki Panglima Perang bernama Han Xin, hal itu mulai berubah.

Han Xin adalah seorang anak Yatim yang menderita. Untuk mencukupi kebutuhan, dia menerima bantuan dari orang lain. Setelah remaja, dia bekerja di Rumah Makan dan akhirnya menjadi Juru Masak disana.

Semenjak kecil, Han Xin memiliki bakat dan amat sangat tertarik dengan ilmu Beladiri serta strategi perang. Dia mempelajari sendiri kedua hal tersebut, namun tidak pernah menggunakan dan mempertontonkannya.

Pada awalnya banyak orang yang melecehkan Han Xin, tetapi dia selalu berusaha untuk tetap bisa merendahkan diri, agar tidak mendapatkan masalah. Sebab di balik itu, dia memiliki cita-cita yang tinggi.

Han Xin merupakan pengagum Xiang Yu. Dan sesudah terjadi sebuah Peristiwa yang mempermalukan dirinya, akhirnya dia memilih untuk keluar dari desa serta bergabung dengan pasukan yang dipimpin oleh Xiang Yu.

Di dalam pasukan Xiang Yu, Han Xin tidak mendapatkan jabatan yang baik. Dia berusaha terus untuk mendapatkan perhatian dari Xiang Yu, namun sayang dia tidak pernah digubris. Hal itu membuatnya sakit hati.

Akhirnya Han Xin keluar dari pasukan Xiang Yu dan bergabung dengan pasukan yang dipimpin oleh Liu Bang. Di dalam pasukan Liu Bang, awalnya dia tidak mendapatkan jabatan yang tinggi, malahan hampir dihukum mati.

Pada saat Han Xin akan dihukum mati, dia bertemu dengan salah seorang Jenderal kepercayaan Liu Bang. Han Xin menyampaikan sesuatu kepada Jenderal tersebut, sehingga dia menjadi batal dihukum mati.

Alih-alih dihukum mati, Jenderal itu bahkan mengusulkan jabatan untuk Han Xin kepada Liu Bang. Mulanya Liu Bang tidak tertarik kepada Han Xin, sampai akhirnya Han Xin kenal dengan sahabat dekat Liu Bang.

Liu Bang yang tidak tertarik kepada Han Xin, memberinya jabatan sebagai kepala logistik. Sahabat dekat Liu Bang, Xiao He, yang telah dikenal oleh Han Xin ini melihat bahwa Han Xin memiliki bakat yang hebat.

Xiao He berkali-kali mengusulkan kepada Liu Bang, supaya Han Xin yang memiliki bakat yang hebat ini segera dinaikkan jabatannya. Namun Liu Bang tidak pernah mempedulikannya, sampai akhirnya Han Xin pergi.

Disaat Han Xin pergi, Xiao He yang mendengarnya, langsung pergi untuk mencarinya. Liu Bang menjadi kaget dan menangis pilu, sebab dia mengira bahwa Xiao He juga telah pergi untuk meninggalkannya pula.

Belum selesai tangisan dan kepiluan Liu Bang, ternyata Xiao He datang menghadapnya bersama Han Xin. Pada saat itulah Xiao He mempromosikan Han Xin untuk menjadi Jenderal dan Liu Bang menerimanya.

Ternyata Xiao He cermat. Berkat Han Xin yang pada awalnya Liu Bang selalu kalah strategi perang dari Xiang Yu, akhirnya bisa menyainginya. Puncaknya, terjadilah perang besar antara Liu Bang dan Xiang Yu.

Di dalam perang besar ini, Xiang Yu kalah melawan Liu Bang. Xiang Yu yang merupakan keturunan dari raja-raja yang jago berperang, akhirnya memutuskan untuk bunuh diri dengan memotong lehernya.

Mulai sejak saat itulah, Liu Bang mempersatukan Bangsa China dan memberantas segala bentuk pemberontakan yang terjadi disana. Sepeninggalnya, Dinasti Han berkuasa lebih dari 400 tahun lamanya.

Sebelum Dinasti Han akhirnya runtuh 4 abad kemudian, terjadilah "Jaman Tiga Negara" atau yang biasa disebut sebagai "Three Kingdoms Era" alias "Samkok". Yaitu, Perang Legendaris antara Tiga Kerajaan.

Saya tidak sedang membanggakan cerita sejarah tentang peperangan dari Bangsa lain. Tetapi saya sedang mengajak semua orang yang telah membaca tulisan di atas untuk berpikir dan mengambil hikmahnya.

Cerita sejarah tentang peperangan ini, amat sangat menarik bagi saya. Karena ternyata, seorang anak dari Petani yang miskin bisa mengalahkan keturunan dari raja-raja yang jago berperang. Itu namanya takdir!

Kita tidak akan pernah tahu tentang takdir dari siapapun, termasuk diri kita sendiri. Oleh sebab itu, selalu berusahalah untuk senantiasa berbuat kebaikan dan yang terbaik, agar takdir yang baik memihak kita.

Terima kasih sudah berkenan untuk membaca. Dan mohon maaf apabila ada kesalahan. Serta semoga menjadi manfaat dan membawa kebaikan untuk kita semuanya, seluruh Bangsa Indonesia yang tercinta.

Charles E. Tumbel.

--- Ide dan kreatifitas seseorang adalah hak milik yang tidak boleh ditiru / digandakan. Dilarang mengcopy artikel ini. Terima kasih. ---