Selasa, 04 Mei 2021

Untukmu Ayahku Tercinta, Setelah 11 Tahun Berlalu.

Seringkali engkau termenung, sembari sesekali mengusap air matamu...
Pada saat itu entah apa yang sedang ada di dalam benak dan lamunmu...

Kuamati polah dan tingkahmu serta menanyakan tentang keganjilan itu...
Namun engkau tak lagi menjawab seperti dulu, senyummu terasa pilu...

Ku hanya bisa menebak dan menghiburmu, sambil bercerita yang lucu...
Walaupun tawamu datar dan sudah tak lagi meledak bagaikan gemuruh...

Sebulan engkau melakukan hal itu, hal yang paling menyedihkan hatiku...
Pertanyaan yang tak terjawab hingga akhirnya engkau meninggalkanku...

Meninggalkanku bersama misteri yang ikut dikuburkan bersama jasadmu...
Isak tangis dan ratapanku tak bisa membangunkanmu dari tidur kekalmu...

Akhirnya ku temukan jawaban atas misteri yang engkau sembunyikan itu...
Menggantung bisu pada dinding yang ada di dalam kamar tidur pribadimu...

Kutatap nanar benda itu bersamaan dengan derasnya cucuran air mataku...
Engkau sudah tahu, tetapi tak mampu untuk menyampaikannya kepadaku...

Itulah arti dari termenungmu sembari sesekali mengusap air matamu itu...
Itulah arti dari senyummu yang terasa pilu dan datarnya tawamu dulu itu...

Kini setelah 11 tahun berlalu, tidak sekalipun ku pernah melupakanmu...
Setiap katamu, pesanmu, nasehatmu senantiasa ada di dalam darahku...

Aku adalah darah dagingmu yang tak akan pernah mengecewakanmu...
Amanatmu ada di dalam napasku dan akan ku teruskan perjuanganmu...

Charles E. Tumbel.


In Memoriam :
Pradjurit I TRIP Benny "Jenggot" Tumbel.
(Surabaya, 28 Juni 1931 - Surabaya, 04 Mei 2007).

--- Ide dan kreatifitas seseorang adalah hak milik yang tidak boleh ditiru / digandakan. Dilarang mengcopy artikel ini. Terima kasih. ---