Sabtu, 08 Mei 2021

Intinya Adalah Membaca sekaligus Mengerti.

"Lebih penting mana antara menghafalkan Kitab Suci, dengan membaca terjemahan dan tafsir dari Kitab Suci?", kurang-lebih begitu pertanyaan yang pernah saya baca di salah satu artikel sebuah Media Sosial.

Kita seharusnya sadar bahwa Kitab Suci tidak diturunkan ke dalam bahasa Bangsa sendiri, Bahasa Indonesia. Dan tentunya penguasaan kita atas bahasa Bangsa Lain yang dipergunakan di dalam Kitab Suci tersebut, pastilah amat sangat terbatas.

Kitab Suci diturunkan ke dalam bahasa Bangsa Lain, agar mereka (Bangsa Lain itu) dapat dengan mudah membaca sekaligus mengerti dan memahami artinya. Sehingga Kitab Suci tersebut bisa selalu dipelajari dan dikaji untuk mendapatkan IlmuNya yang secara utuh. 

Berarti intinya ada pada membaca sekaligus mengerti dan memahami artinya, supaya dapat dipelajari serta dikaji untuk mendapatkan IlmuNya yang secara utuh.

Padahal bagi sebagian besar manusia, membaca apalagi menghafalkan adalah sebuah kegiatan yang paling membosankan. Termasuk bagi orang-orang yang Bangsanya (Bangsa Lain) telah diturunkan Kitab Suci kepadanya tersebut.

Perintah untuk menghafalkan Kitab Suci yang ditelan mentah-mentah oleh kita, Bangsa Indonesia, tanpa mempertimbangkan bahwa perintah tersebut ditujukan kepada mereka (Bangsa Lain) yang memang menggunakan bahasa yang sama di dalam kehidupan sehari-harinya dengan bahasa yang dipergunakan di dalam Kitab Suci adalah kurang cermat.

Karena bagi mereka yang memang bahasa Bangsanya sama dengan bahasa yang dipergunakan di dalam Kitab Suci, menghafalkan Kitab Suci itu sama dengan membaca sekaligus mengerti dan memahami artinya ataupun menghafalkan untuk mempelajari serta mengkaji dengan cara mengulang-ulang bacaannya sambil terus mengingat-ingatnya demi mendapatkan IlmuNya yang secara utuh.

Sedangkan bagi Bangsa Lain yang bahasanya tidak sama dengan bahasa yang dipergunakan di dalam Kitab Suci, termasuk kita Bangsa Indonesia, dengan cuma menghafalkan kata-katanya saja tentunya tidak akan membuat mengerti dan memahami artinya, apalagi mampu untuk mempelajari serta mengkajinya.

Sebab menghafalkan hanya mengulang-ulang bacaannya sambil terus mengingat-ingatnya belaka. Padahal kata-katanya itu menggunakan bahasa Bangsa Lain. Sehingga pada akhirnya kita tidak akan pernah mengerti dan memahami artinya sama sekali, jikalau tidak pernah membaca terjemahan serta tafsirnya.

Jadi menjawab pertanyaan di atas,
"Lebih penting mana antara menghafalkan Kitab Suci dengan membaca terjemahan dan tafsir dari Kitab Suci?".

Sama-sama pentingnya. Tetapi bagi kita Bangsa Indonesia, tentunya lebih penting membaca terjemahan dan tafsir dari Kitab Suci terlebih dahulu. Karena Kitab Suci tidak diturunkan ke dalam bahasa Bangsa kita sendiri, Bahasa Indonesia. Namun ke dalam bahasa Bangsa Lain yaitu Bangsa yang diperintahkan untuk menghafalkannya itu tadi.

Sedangkan bagi mereka yang bahasa Bangsanya sama dengan bahasa yang dipergunakan di dalam Kitab Suci maupun bagi mereka yang sudah sangat ahli, mumpuni dan menguasai bahasa Bangsa Lain yang dipergunakan di dalam Kitab Suci tersebut, tentunya menghafalkan lebih penting.

Sebab untuk mereka, menghafalkan itu berarti juga membaca sekaligus mengerti dan memahami artinya pula, sehingga bisa langsung mempelajari serta mengkajinya.

Jadi jelaslah berbeda antara kita yang belum ahli, mumpuni dan menguasai karena memang bukan bahasa Bangsa sendiri dengan mereka yang sudah sangat ahli, mumpuni serta menguasai bahasa tersebut. Namun apabila pertanyaannya lebih utama yang mana, maka penjelasannya bakal berbeda.

Charles E. Tumbel.

--- Ide dan kreatifitas seseorang adalah hak milik yang tidak boleh ditiru / digandakan. Dilarang mengcopy artikel ini. Terima kasih. ---