Minggu, 04 November 2012

Pemberantasan Korupsi Demi Demokrasi.

Negara kita yang sangat subur dan melimpah sumber kekayaan alamnya ialah modal besar yang sesungguhnya tidak dimiliki oleh Negara lain. Kesuburan dan kekayaan alam yang berlimpah itu merupakan anugerah serta karunia istimewa yang dititipkan oleh Allah SWT kepada kita seluruh Bangsa Indonesia. Akan tetapi, anugerah dan karunia istimewa ini juga bisa menjadi malapetaka bagi keutuhan NKRI jika kita sendiri, Bangsa Indonesia tidak memiliki rasa cinta (nasionalisme) terhadap Ibu Pertiwi. Malapetaka bagi keutuhan NKRI ini, bukanlah suatu hal yang hanya untuk menakut-nakuti saja tetapi memang sudah pernah terjadi di Negara kita yang tercinta pada jaman dahulu kala, saat masih bernama Bhumi Nusantara dibawah suatu Kesatuan Kerajaan Mojopahit. Padahal Kesatuan Kerajaan Mojopahit ini dulu sangat kuat, besar dan disegani oleh Bangsa lain.
Memang pada saat ini diseluruh penjuru dunia, dengan kemajuan terhadap pengakuan Hak Asasi Manusia maka penjajahan secara fisik sudah tidak diperbolehkan lagi. Namun penjajahan secara halus, yang biasanya disebut dengan penjajahan modern/penjajahan ekonomi masih tetap terjadi. Penjajahan modern ini, sudah tidak lagi menonjolkan tindakan militer untuk menaklukan Negara yang akan dijajah. Tapi lebih pada pengendalian ekonomi, politik, pertahanan, sosial dan budaya yang ada di Negara tersebut. Cara paling efektif dengan merusak mental dan moral para birokrat seperti maraknya korupsi, kolusi, nepotisme, narkoba, judi, dll serta juga dengan mempengaruhi pola pikir dan gaya hidup masyarakat agar menjadi tergantung kepada Negara yang Menguasai. Sampai ke teknologipun, sekarang ini bisa dijadikan gaya hidup atau alat untuk ketergantungan.
Dengan “Bekerja-sama” pada para birokrat yang sudah dirusak mental dan moralnya itu, Negara Penjajah akan lebih leluasa untuk mengatur regulasi, kebijakan, perjanjian yang menguntungkan atau mengutamakan kepentingan mereka. Apalagi jika pola pikir dan gaya hidup masyarakatnya juga telah dapat dipengaruhi atau malah tergantung pada Negara Penjajah tersebut maka sudah tidak bisa lagi dirasakan Penjajahannya. Pada saat mereka “Bekerja-sama” dengan para koruptor yang sudah dijadikan antek untuk mengeruk harta kekayaan Negara, masyarakatnya dislimurkan atau dikecoh dengan trend-trend dari barang/benda baru yang menjadi kesenangan/hobby supaya tidak terasa kalau sedang dimanfaatkan. Memang sistem dan cara Penjajahan saat ini lebih halus serta canggih, namun yang namanya Penjajahan tetap saja menjajah yang akan sangat merugikan Negara lain. Semua pasti ada batasnya, termasuk kesuburan dan kekayaan alam yang kita miliki. Maka jika terus-menerus dikeruk, meskipun itu dengan cara yang haluspun tetap saja akan habis. Parahnya lagi jika yang menikmati hasil dari pengerukan itu bukan kita sendiri, tapi Negara lain.
Kita sangat beruntung dan harusnya bersyukur karena saat ini Negara kita dipimpin oleh seorang Presiden yang cerdas, cermat serta teliti. Banyak diantara kita yang beranggapan bahwa Presiden kita saat ini, Bapak SBY adalah seorang yang peragu dan tidak tegas. Menurut saya malah tidak seperti itu sama sekali. Presiden SBY yang memahami dan mengerti kondisi serta situasi Negara kita saat ini, dimana Demokrasi sedang berjalan pesat padahal Paradigma  dan “kebiasaan” lama (KKN) belum bisa sepenuhnya dihilangkan (atau malah semakin menjadi karena euphoria), serta besarnya kepentingan luar negeri terhadap kesuburan dan kekayaan alam kita. Komplikasi rumit dari seluruh permasalahan yang sedang terjadi ini memang membutuhkan ketelitian, kecerdasan, kecermatan dan kehati-hatian dalam mengambil keputusan yang terbaik untuk Nusa dan Bangsa.
Demokrasi kita telah mampu berjalan dengan sangat baik meskipun kita semua baru saja belajar atau mengerti tentang cara Demokrasi. Jikalau ada sedikit kekurangan disana-sini dalam rangka mencari bentuk yang tepat dan sesuai untuk demokrasi yang akan kita jalankan pada Negara kita ke depan adalah sebuah kewajaran serta sangat manusiawi. Demokrasi di jaman kepemimpinan Presiden SBY ini telah berjalan dengan sangat baik, begitu pula dengan Pemberantasan Korupsi. Dalam sejarah NKRI mungkin hanya Presiden SBY-lah satu-satunya Presiden yang tidak pernah mengintervensi Lembaga lainnya dan terbukti dengan sangat nyata semangat serta dukungannya terhadap pemberantasan korupsi di Negara kita yang tercinta ini. Sudah sangat pantas jika beliau mendapatkan Penghargaan sebagai Bapak Demokrasi NKRI dan Bapak Anti Korupsi Indonesia.
Tegaknya Demokrasi dan berjalannya pemberantasan terhadap korupsi di Negara kita pada saat ini adalah 2 hal yang sangat penting, dibutuhkan serta menjadi keharusan agar kita dapat segera bangkit dari keterpurukan dan juga mengurangi ancaman disintegrasi baik yang disebabkan oleh konflik horizontal maupun pengaruh dari pihak Asing yang ingin menguasai Negara kita. Tanpa tegaknya Demokrasi dan Pemberantasan Korupsi maka Negara kita yang tercinta ini akan sangat mudah dikuasai (dijajah) oleh pihak asing/lain. Memang segala sesuatu itu tidak semudah seperti kita membalikkan tangan, apalagi untuk hal yang baru saja kita kenal. Semua pasti dan harus ada prosesnya yang mesti dilewati/dilalui terlebih dahulu supaya bisa diambil menjadi pelajaran atau hikmahnya. Proses itu yang nantinya akan mempengaruhi kematangan kita, juga hasil akhirnya.
Segala hal yang masih berhubungan dengan paradigma lama apalagi “Berbau” Penjajahan, lebih baik dihilangkan demi percepatan kehidupan Demokrasi yang sesungguhnya di Negara kita yang tercinta ini. Saat ini pelaksanaan kehidupan Demokrasi yang sesungguhnya seringkali terhambat dengan hal-hal kecil yang sebenarnya sudah harus kita lalui. Contohnya masalah primordialisme yang hingga saat ini masih saja sering menjadi penyebab retaknya kerukunan NKRI. Semestinya kita semua sudah sangat paham bahwa hal-hal semacam itu dulu memang sengaja dipergunakan oleh pihak Penjajah hanya untuk mengadu-domba dan memecah-belah kita tetapi hingga saat ini masih saja terjadi. Oleh karena hal tersebut, alangkah bijaknya jika hal-hal yang masih “Berbau” penjajah dan paradigma lama lebih baik dihilangkan saja agar tidak menghambat laju demokrasi.
--- Ide dan kreatifitas seseorang adalah hak milik yang tidak boleh ditiru / digandakan. Dilarang mengcopy artikel ini. Terima kasih. ---